Yang Tidak Ditanam Tidak Akan Tumbuh Dan Berbuah Filsafat

Pecah Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sebuah pohon ara di Australia

Perumpamaan pohon kiara yang tidak berbuah
adalah umpama nan diajarkan maka dari itu Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya. Perumpamaan tanaman ara termuat di Lukas 13:6-9.

Yang dimaksudkan sebagai “tanaman ara” internal teks ini merupakan gangsa (Ficus carica), sejenis ara yang berasal berpunca kewedanan Laut Paruh dan buahnya dapat dimakan.

Pohon ara nan tidak berbuah

[sunting
|
sunting sumber]

Refleksi

[sunting
|
sunting sumur]

Akrab semua orang memiliki pengalaman tanam menyelamatkan sebuah tumbuhan, dan tentunya tahu bahwa untuk membuat pohon itu berbuntut rimbun tidaklah semudah yang dipikirkan. Dibilang sulihttps://m.facebook.com/groups/599135723850159?view=permalink&id=852727558490973t-langka banget enggak, belaka gampang kembali tidak. Misal ini menggambarkan Tuhan sebagai tuan tegal, mendapati ada umat-Nya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan ada jangka hari tertentu yang diberikan Halikuljabbar yang membuka kesempatan bagi manusia untuk berubah. (ayat 9)

Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pokok kayu nan tak berguna itu lega akhirnya akan ditebang. Pohon “ara” itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat vitamin yang dibutuhkan tanaman anggur internal kebun. Sahaja secara luar seremonial, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun menunangi kesempatan sekali lagi.

“Aku akan membajak tanah sekelilingnya dan memberi rabuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah.” (bandingkan ayat 8b) Disini Sang “Pengurus kebun” akan melakukan apa sesuatu bagi pokok kayu sepatutnya bisa berbuntut dan tidak harus ditebang dan berakhir di bara api. Umur bani adam yang seperti itu tembelang oleh benalu dan tunas-tunas dosa acap kali tidak sekali lagi dapat diperbaiki koteng, sehingga manusia membutuhkan sambung tangan Yesus buat “mencangkul persil dan memberi pupuk” agar bisa selamat. Disinilah pentingnya Nasib Suci yang diminta Yesus kepada Bapa-Nya bagi Dom-Nya. (bandingkan
Yohanes 14:16)

Tuhan Yesus Kristus telah datang untuk menguburkan umat anak adam. Dalam prosesnya, adakalanya ada adegan-fragmen nan tidak efektif dari diri individu, maka fragmen itu harus “dicangkul” ataupun “dipotong” dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Proses itu terkadang bisa membuat orang menderita. Tapi itu sungguh diperlukan seyogiannya individu selamat dari tebangan dan dilempar kedalam api. Yesus kembali berseru: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di kerumahtanggaan ia. Setimpal seperti ranting tidak boleh berakibat dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal sreg pokok anggur, demikian juga kamu lain berbuah, jikalau dia tidak terlampau di privat Aku.” (Yohanes 15:4)

Agar manusia dapat bertumbuh dan berbuah dengan baik, ia harus kukuh tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalamnya, baik dalam kehidupan sehari-periode, keluarga alias pekerjaan, hendaklah berpusat kepada Kirana Kristus. Detik terserah proses-proses pemendekan tunas yang tidak mampu atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan sukacita, karena proses itu betapa diperlukan untuk menjadikan khalayak itu pohon yang dapat berbuah baplang.

“Kalau satu tumbuhan kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu tumbuhan anda katakan tidak baik, maka lain baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.” (Matius 12:33) Ki sebatang kacang pohon dikenal dari buahnya. Tanaman yang baik akan berbuah baik, begitu sekali lagi sebaliknya. Cak semau banyak ranting, taruk dan benalu kerumahtanggaan arwah individu yang harus dipotong seyogiannya kamu bertelur lebat. Apakah itu kesombongan, harta, kebiasaan buruk, status, sifat dan sebagainya, seandainya itu menghambat basyar untuk berbuah, ijinkanlah Pandai Kebuh untuk memotongnya.

Untuk dapat membagi kesempatan Tukang Huma bekerja “menggali dan memupuk” pokok kayu iman hamba allah, diperlukan adanya penyegaran nyawa dan jiwa tinggal Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan lakukan terus taat dan berjalan dalam koridor-Nya. Hanya dengan demikianlah ia bisa menjadi pokok kayu yang bertunas gemuk menghasilkan buah yang banyak. Empunya “kebun anggur” Kristus memberikan kepada manusia kesempatan bagi bertobat. Tetapi KESEMPATAN ITU TERBATAS, Pengurus kebun anggur memintakan waktu hanya satu hari kesempatan buat pohon kiara tersebut. Sang pencipta itu sabar, itu benar, begitu juga kembali dikatakan dalam
2 Petrus 3:9, “… Sira sabar terhadap kamu, karena Sira menghendaki supaya jangan cak semau yang binasa, melainkan supaya semua sosok mengenyal dan bertobat.” Tuhan hierarki panjang hati, cuma apa yang disebut dengan tangga tentu mempunyai ujungnya. Oleh karena itu jangan salahkan Allah kalau suatu saat Tuhan menebang cucu adam itu.

Fasilitas sudah diberikan, baik perorangan ataupun komunitas atau lembaga Gereja, menyediakan diri dipakai oleh Roh kudus dengan memperalat varietas-macam cangkul dan pancaragam pupuk sesuai dengan kapasitasnya per. Akan doang alangkah sering cucu adam mempermainkan kasih dan keluasan pikiran Allah, manusia menantang Almalik: “Maukah kamu menganggap nyenyat substansi kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu nan tidak ingin bertobat, engkau menimbun marah atas dirimu koteng pada hari tahun mana murka dan azab Tuhan yang adil akan dinyatakan.” (Roma 2:4-5)

“Anggaplah keluasan pikiran Tuhan kita sebagai kesempatan lakukan kalian bakal beroleh selamat …” (2 Petrus 3:15) KESEMPATAN ITU Bontot, pengurus kebun berpangku tangan berkata, “… bisa jadi perian depan ia berbuntut; jika tak, tebanglah dia!” Kesempatan ini merupakan kesempatan terakhir bagi si tumbuhan ara buat berbuah, jikalau bukan, maka pohon kiara tersebut akan ditebang. “Kapak sudah tersedia lega akar pohon dan setiap tumbuhan yang tidak menghasilkan buah nan baik, karuan ditebang dan dibuang ke dalam api.” (Matius 3:10, Lukas 3:9) Banyak bani adam enggak pulang ingatan bahwa kesempatan yang beliau punya adalah kesempatan terakhir. Apakah Allah sudah menemukan buah di dalam usia rohani individu-insan percaya? Jangan salahkan Allah jika plong waktunya menginjak orang-orang itu ditebang maupun harus meninggalkan manjapada ini, sahaja yang dijumpai adalah perintah Pemilik Kebun Usia, “campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling bawah tangan.” (Matius 25:30, bandingkan
Matius 25:46) karena orang-sosok itu tidak mau bertobat.[1]

Penafsiran

[sunting
|
sunting sendang]

Laksana Yesus ini berbeda dengan perumpamaan tanaman ara dari yang terdapat pada bagian tak. Perumpamaan tumbuhan ara yang tidak berhasil ini sahaja terdapat pada Injil Lukas di antara Kitab Injil dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Masehi. Dalam perumpamaan ini, pemilik tegal umumnya dianggap menyimbolkan Allah, nan menanam pohon ara (“pokok kayu pengetahuan baik dan jahat”) dalam kebunnya (“taman Eden”) dan mengejar buah (“perbuatan baik”). Salah satu penafsir menganggap pengurus kebun adalah Allah dan pokok anggur adalah Yesus (“pohon umur”).[2]
Tumbuhan ara memang kerap ditanam di ladang-ladang anggur di Timur Tengah.[3]
Pohon ara merupakan lambang umum umat Israel, dan dapat bermakna sama di sini,[2]
atau pohon itu lagi dapat merepresentasi bos-pemimpin agama.[3]
Apapun maknanya, seumpama ini mencerminkan tawaran terakhir Yesus kepada para “mustami-Nya” (bandingkan Markus 4:9) kerjakan bertobat.[3]
“Sudah tiga waktu aku datang …,” secara logika merujuk kepada masa pelayanan Yesus Kristus. Perumpamaan ini kembali dihubungkan dengan mukjizat pengutukan pohon ara. Richard Whately mengomentari bahwa perumpamaan ini “merupakan salah suatu di mana Halikuljabbar kita bisa dikatakan menyajikan kepada pendengar-Nya dua kali; sekali intern kata-kata dan sekali dalam tindakan.”[4]

Buah ara: barang apa nan dicari oleh pemilik ladang.

Keaslian

[sunting
|
sunting sumber]

Meskipun hanya muncul intern Injil Lukas, tidak ada sanggahan abadi melawan keasliannya, apalagi mayoritas anggota “Jesus Seminar” menyatakannya otentik.[3]

Lihat juga

[sunting
|
sunting sumber]

  • Pohon ara
  • Yesus mengutuk pohon ara
  • Perumpamaan Yesus
  • Bagian Alkitab yang berkaitan: Lukas 13

Pustaka

[sunting
|
sunting sendang]


  1. ^

    Ad Maiorem Dei Gloriam
  2. ^


    a




    b



    Timothy Maurice Pianzin,
    Parables of Jesus: In the Light of Its Historical, Geographical & Socio-Cultural Setting, Tate Publishing, 2008, ISBN 1-60247-923-2, pp. 235-237.
  3. ^


    a




    b




    c




    d



    Peter Rhea Jones,
    Studying the Parables of Jesus, Smyth & Helwys, 1999, ISBN 1-57312-167-3, pp. 123-133.

  4. ^

    Richard Whately,
    Lectures on Some of the Scripture Parables, John W. Parker and Son, 1859, p. 153.

Pranala luar

[sunting
|
sunting sumur]

  • SarapanPagi: Perumpamaan tentang Pohon Ara



Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Perumpamaan_pohon_ara_yang_tidak_berbuah