Surat Al Qadr Berapa Ayat

Al-Qur’an tentunya yakni wangsit yang sebenar-benarnya petunjuk. Dan dari setiap ayat yang ada di dalamnya, maka terkandung Firman Tuhan yang maha benar. N domestik mempelajari dan lebih memahami kandungan yang terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an, tentunya kita harus paham kembali terntang Asbabun Nuzul atau Sebab-sebab diturunkannya sahifah tersebut. Tujuannya adalah agar kita terlepas berasal kecurigaan internal memahami makna nan terkandung di dalamnya.

Dalam hal ini, kita akan memahami secara terkhusus perihal penyebab turunnya surah Al-Qadr.

Apakah alasan yang melandasi Allah menempatkan sahifah tersebut? Hal ini berhubungan kepada cerita yang pernah diceritakan maka itu Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabatnya

Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkisah tatkala bulan ramadhan kepada para sahabatnya perihal sendiri dari Bani Israil. Suatu ketika, tatkala Rasulullah dan para sahabat berkumpul, Rasulullah tiba-berangkat mesem. Para sahabat yang melihatnya sekali lagi terheran dan bertanya.

“Wahai Rasulullah. Apa yang membuatmu tersenyum?” Tanya mereka.

Rasulullah menatap para sahabatnya itu.

“Diperlihatkan kepadaku kelak di musim penghabisan, ketika seluruh manusia dikumpulkan di padang mahsyar, akan terserah seorang Nabi nan mengapalkan lamang dan tidak mempunyai penyanjung. Namun anda akan masik ke privat surga.” Jawab Rasulullah.

Para sahabat bertanya lagi. “Siapakah dia aduhai Rasulullah?”

Rasulullah kemudian menjawab. “Dia bernama Sya’mun Al Ghozi”

Kisah Sya’mun Al Ghozi, Sang Ksatria 1000 Rembulan

Sya’mun al Ghozi ialah Rasul keturunan Bani Israil yang diutus di tanah Romawi. Anda comar memerangi bangsa-nasion nan menentang tajali tauhid dan agama Almalik. Sira dighambarkan memiliki bulu panjang hingga ke kak, dan diberi mukjizat kekuatan tiada imbangan.

Dalam bergelut, Sya’mun Al Ghozi bersenjatakan candrasa yang terbuat dari tuluang rahang unta. Jenawi tersebut bernama Liha Jamal. Internal kehidupannya, pedang tersebut mampu membasmi ribuan orang karfir. Tidak ada yang boleh mengalahkan Sya’mun Al Ghozi dan anggar yang dimilikinya.  Saking hebatnya, para kaum kufur pula mengakuinya andai sosok nan asing normal.

Orang-turunan kafir tau, bahwa mereka tak akan dapat mengecundang Sya’mun Al Ghozi dalam berpedang. Itulah kenapa mereka berniat memenggal Sya’mun al Ghozi dengan pendirian lain. Ide-ide yang licik pun risikonya bermunculan di benak orang-makhluk kafir. Sampai pada karenanya unjuk suatu gagasan dimana Sya’mun Al Ghozi harus dibunuh tatkala dia terpicing.

Hamba allah-Orang kafir tersebut kemudian mengiming-imingi royalti kencana dan berlian bagi Istri Sya’mun al Ghozi apabila anda mau melumpukan suaminya. Detik suaminya sudah rewel, kaum ateis lah yang akan membunuh Sya’mun Al Ghozi. Cem-ceman Sya’mun Al Ghozi nan memang tidak bisa menahan diri dari godaan dunia lagi akhirnya bersedia.

Sya’mun Al Ghozi yang Dikhianati Isterinya

Di hari mula-mula, Istrinya gagal untuk melumpukan Suaminya, pasalnya Sya’mun Al Ghozi kala itu beribadah dan salat malam sampai menjelang pagi, hingga si istri yang menunggunya ketiduran. Esok harinya dia pun melapor kepada orang kafir. Individu-orang kafir itu lalu memberikan seutas lawe bikin memborgol Syaa’mun Al Ghozi di malam berikutnya.

Di hari kedua, ampean Sya’mun berbuah mengikat suaminya ketika tidur dengan seutas lawe. Syangnya ketika bangun, beliau awalnya terkinjat, namun dengan mudah melepaskan diri.

“Aduhai Istriku, kenapa kau mengikatku?” tanya Sya’mun kepada Istrinya.

“Aku sekadar ingin menguji kekuatanmu.” Jawab si istri.

Mengetahui usahanya gagal, sang istri gelap pun kemudian sekali lagi kepada orang-orang kufur. Kali ini mereka memberikan rantai. Di hari ketiga, Sya’mun terbangun dengan kondisi nan sama. Kasmaran namun kali ini terbelenggu rantai logam.

“Wahai Istriku, kenapa kau mengikatku?” soal Sya’mun kepada Istrinya pun.

“Aku sekadar ingin menguji kekuatanmu.” Jawab si istri gelap dengan kalimat yang sama.

Dengan mudah, Sya’mun Al Ghozi kembali membebaskan diri. Istrinya pun sedikit terkejut. Meluluk aksihnya gagal, Si gendak pun bertanya.

“Suamiku. Kenapa kau serupa itu kuat? Segala taktik kekuatanmu?” tanya sang ulam-ulam.

“Wahai Istriku, aku adalah pengasuh diantara pengampu-pengampu Allah yang tak, segala perkara dunia ini tidak cak semau yang sanggup mengalahkan aku. Aku punya rambut tahapan ini, pahamilah bahwa enggak cak semau sesuatupun yang bernas mengalahkanku dalam perkara dunia kecuali rambutku.” Jawab Sya’mun hierarki lebar.

Sang Ayutayutan lagi menganggut paham.

Di tahun ke empat, Sya’mun al Ghozi bangun dengan kondisi terikat, namun mana tahu ini sira terpaut dengan helaian rambutnya sendiri. Sira tidak bisa bergerak.

“Duhai Istriku, kenapa kau mengikatku?” tanya Sya’mun kepada Istrinya

“Bagi menguji mu.”

Jawab Istrinya sekali lalu keluarbiasaan. Kemudian tidak selang beberapa lama datanglah para kafir yang mencerna bahwa Istri Sya’mun berhasil melaksanakan tugasnya.

Mereka kemudian menyanggang bodi Sya’mun lakukan dipertemukan makanya pemimpin para kaum mafir. Di sana,Sya’mun Al Ghozi diikat di sebuah tiang dan disiksa. Kedua telinga, labium, tangan dan kaki dilukai. Bahkan kedua matanya pun dibutakan. Istrinya lagi ikut juga menyaksikan penyiksaan tersebut. Ditengah penyiksaan yang menyakitkan itu, Sya’mun Al Ghozi berdo’a kepada Almalik.

“Ya Allah. Berikan kekuatan kepadaku sampai aku bisa menghancurkan mereka. Bismillah! La Haula wal la quwaata illa billah!”

Do’a Sya’mun didengar oleh Allah dan dengan sekejap, putuslah rambut yang membelenggu badannya. Suntuk dengan sebuah hentakan, tiang yang digunakan cak bagi mengikat dirinya dirobohkan dan sewaktu menjangkiti pimpinan kaum kafir, bahkan juga istrinya nan berkhianat. Kemudian Sya’nam Al Ghozi memberantas semua individu dahriah nan cak semau di danau. Panggung para sosok-hamba allah kafir itu kembali dirobohkan.

Kemudian, Allah swt menyembuhkan luka Sya’mun Al Ghozi dan mengembalikan penglihatannya. Selepas peristiwa tersebut Sya’mun Al Ghozi bersumpah kepada Allah akan menebus semua dosanya dengan berjuang beribadah dan menumpas kekafiran sejauh 1000 bulan tanpa henti.

Penyebab Turunnya Surah Al-Qadr

Para sahabat sedih momen mendengar kisah penyebab turunnya surah Al-Qadr yang diceritakan oleh Rasulullah tersebut. Mereka menyoal.

“Ya Rasulullah, tahukah dia akan pahalanya?” tanya Para Sahabat.

Rasulullah Menggeleng.

“Aku lain mengetahuinya“. Jawab Rasulullah.

Sesudah Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam selesai mendongeng. Kemudian Allah menyuruh Malaikat Jibril hinggap dan menurunkan Surat Al-Qadr. Almalik Berfirman n domestik QS Al Qadr, ayat 1-5 :

بِّسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.”

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ

“Dan tahukah beliau apakah malam ketinggian itu? “

لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ .

“Malam keluhuran itu kian baik dari seribu wulan.”

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْر

“Lega malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Rohulkudus dengan ampunan Tuhannya bikin mengatur segala urusan.”

سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ

“Malam itu (munjung) kesejahteraan sampai berasal fajar.”

Kas dapur surat diatas mempunyai makna bahwasanya malam laylatut Qadr kian baik dibanding malam 1000 wulan. Dimana para malaikat akan turun ke bumi dan menyambangi para umat-umat Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam dan menemani mereka tatkala beribadah hingga teributnya subuh. Itulah kenapa Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kepada para sahabatnya bagi beribadah dan mencari berkah di lilin batik lailatur Qadr.

Demikian penyebab turunnya surah Al-Qadr dan kisah sang Ksatria 1000 bulan. Semoga dapat menambah keilmuan kita agar kian baik berpunca periode semalam. Insya Allah.

Hamsa,

Source: https://umma.id/article/share/id/1002/374979

Posted by: gamadelic.com