Sistem Pertahanan Dan Keamanan Indonesia

D

kalimantang kehidupan kita, berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat diperlukan kekuasaan kesejahteraan dan keamanan. Yuridiksi kedamaian dan keamanan pada hakikatnya merupakan kebutuhan hakiki dalam semangat manusia, masyarakat dan bangsa. Konsep inilah dalam Modul 3 disebut laksana Konsep Tannas.

Pada modul ini akan dikaji salah suatu dimensi kebutuhan hakiki atau kebutuhan dasar tersebut, adalah penyelenggaraan sistem keamanan bangsa Indonesia. Sadar akan peluang terjadinya konflik dan perang seperti yang telah Dia pelajari akan mengganggu komplikasi keamanan menyangkut kelangsungan arwah manusia baik sebagai individu ataupun sebagai anggota dalam suatu keramaian masyarakat bangsa dan negara. Oleh karena itu, sebagai nasion Indonesia cak bagi kelangsungan spirit bangsa dan negara harus mengatur keamanannya dalam satu sistem keamanan yang disebut Sishankamrata.
Sishankamrata melibatkan kekuatan seluruh rakyat dan seluruh potensi kemampuan kurnia kewarganegaraan.

Sishankamrata yakni suatu sistem kubu keamanan dengan suku cadang-komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kepentingan nasional yang berkarya secara total, integral, serta berlanjut bakal mewujudkan kemampuan dalam upaya Hankam negara.

Sishankamrata bersifat seberinda dalam
pangsa lingkup
dan semesta n domestik
pelaksanaan.

  1. Suku cadang Keefektifan N domestik SISHANKAMRATA

Hankamrata seumpama suatu sistem lega hakikatnya merupakan jalinan berusul semua
komponen
Hankamrata dan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sifat kesemestaannya. Kekuatannya, antara lain ditentukan oleh tingkat ”militansi rakyat” dan potensi, serta kekuatan yang secara nyata terletak internal wilayah. Dilihat dari pendekatan sistem (systems approach) di n domestik Hankamrata, komponen dasarnya ialah rakyat terlatih (ratih) yang berfungsi lakukan ketertiban publik, penjagaan rakyat, keamanan rakyat, dan tangkisan rakyat yang diupayakan melalui aktivasi. Suku cadang utamanya ABRI dan simpanan TNI yang berfungsi subjek faedah Hankam negara dan kemustajaban sosial. Komponen khusus yaitu Preservasi Rakyat (Linmas) yang berfungsi menanggulangi akibat rayuan perang, petaka atau bencana lainnya, dan komponen simpatisan yakni; sumber daya dan prasarana kebangsaan yang berfungsi menjamin kemampuan bangsa dan negara privat mengubah setiap ancaman dari luar negeri dan privat negeri. Sekiranya dilihat berusul arti perbangkangan yang ada maka privat Sishankamrata terdapat dua kekuatan perlawanan, yaitu sebagai berikut.

  1. Kekuatan perbantahan bersenjata, yaitu Bela Segenap. TNI yang terdiri bersumber:
    1. Bela Negara
      1. ABRI (AD, AL, AU, dan POLRI) ® Kekuatan Hankam negara
      2. Cadangan: AD, AU, AL
    2. Bela Potensial, yakni rakyat yang berfungsi cak bagi ketertiban umum, keamanan rakyat, perlawanan rakyat dan perlindungan rakyat.
  2. Kekuatan Perlawanan Enggak Bersenjata merupakan rakyat di asing Bela Semesta yang berfungsi kerjakan pelestarian masyarakat dalam menanggulangi akibat rayuan perang. Cak bagi lebih jelasnya kekuatan Hankam dan fungsinya dapat dilihat n domestik Rangka 9.2 berikut ini.

Gambar 9.2.

Komponen Kebaikan Benteng Keamanan

Beralaskan UU RI No. 20 Hari 1982

Berdasarkan UU RI No. 3 Masa 2002 tentang pertahanan negara, Onderdil Kekuatan pertahanan dibagi menjadi 3 komponen, yaitu komponen utama merupakan TNI yang siap digunakan buat melaksanakan tugas-tugas benteng, komponen pasokan yakni sumber kiat nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui “mobilisasi” kemustajaban memperbesar dan memperketat kebaikan dan kemampuan komponen terdahulu, dan komponen pendukung adalah perigi anak kunci kewarganegaraan yang dapat digunakan kerjakan meningkatkan kekuatan dan kemampuan suku cadang utama dan komponen cadangan.

Kaprikornus, komponen kekuatan benteng dan keamanan yang didasarkan pada UU No. 20 Tahun 1982 diintegrasikan ke n domestik UU No. 3 tentang Benteng Negara maka dapat lihat pada Gambar 9.3.

Gambar 9.3.

Komponen Maslahat Pertahanan Negara

Berdasarkan UU RI No.3 Perian 2002

Dengan demikian TNI menjadi komponen utama, Kepolisian, Ratih, dan komponen istimewa/perlindungan publik melampaui suatu sistem rekruitmen dan pelatihan yang baik dapat dijadikan komponen sediaan, seperti Sumber daya nasional dan prasarana nasional menjadi komponen pendukung.

  1. Doktrin Manajemen Pertahanan dan Keamanan Rakyat Sepenuh

Penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan mengalami kronologi sejalan dengan asam garam di privat penyelenggaraan pertahanan diri keamanan tersebut.

Asam garam penyelenggaraan benteng dan keamanan ini dapat dilihat berasal doktrin dalam kubu dan keamanan yang dikembangkan, yaitu sebagai berikut.

  1. Perang gerilya rakyat seberinda

Konsep perang gerilya rakyat sepenuh dirumuskan pada tahun 1948. Konsep ini memperoleh bentuknya sesudah adanya deklarasi camar duka perlawanan-pertempuran dengan pihak laskar penjajah dan n domestik keadaan tentara penjajah sudah lalu menduduki sebagian wilayah RI. Pada pertempuran tersebut kita mempergunakan sistem pertahanan garis linier (linier warfare) dan kita mendapatkan kenyataan-pengumuman pahit sungguhpun kita boleh menyergap serbuan-serangan laskar kolonialis secara menghambat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman menghadapi gempuran-terjangan tersebut maka keluih pemikiran kerjakan mengganti ruang dengan waktu, waktu yang terlampau dibutuhkan bagi memperoleh keseimbangan kelebihan, kerjakan kemudian beralih kepada serangan-serangan penangkisan terhadap tentara pendudukan.

Pokok perasaan tersebut dituangkan ke dalam konsep perang gerilya rakyat semesta dengan pola pelaksanaan sebagai berikut.

1. Ideal penggunaan kepentingan badan dengan bahan-mangsa

  1. Menahan selama mungkin serangan/serbuan tentara penjajah (Belanda) sehingga diperoleh musim bikin menempati wilayah-daerah gerilya nan telah ditentukan, tercatat kembalinya pasukan-barisan nan dihijrahkan ke daerah asalnya.
  2. N domestik daerah-daerah yang diduduki laskar penjajah (Belanda) mengadakan serangan-serangan buat melemparkan pos-pos yang terpencil letaknya, patroli-patroli kecil dan jaringan-jaringan perhubungannya, mengganggu dan menambat pasukan tandingan (Belanda) sehingga kelebihan oponen (Belanda) terpaksa terpaku dan tersebar sebagai pos-pos pengawalan, pos-pos pengamanan dan patroli-perondaan kerdil.
  1. Pola pemakaian arti potensial daerah

Pemanfaatan ini bertujuan menuntaskan suatu wilayah palagan pemerintah RI dapat melanglang lancar buat dijadikan negeri pangkal (basis) untuk pelaksanaan perlawanan-perlawanan rakyat semesta.

  1. Komplet Pendudukan Kembali Kawasan yang Diduduki Tampin Privat usaha merebut kembali daerah-kawasan yang diduduki tandingan (Belanda) maka perebutan-perebutan kewedanan tersebut didahului maka itu terjangan-serangan tubuh, dilanjutkan dengan penguasaan wilayah oleh kelengkapan pemerintah RI dan partikel-unsur perlagaan rakyat sehingga lambat laun daerah-daerah yang kita kuasai makin meluas.
  1. Perang wilayah

Sejak tahun 1950 situasi dan kondisi yang mempengaruhi sistem benteng-keamanan berbeda dengan tahun-perian sebelumnya. Perlengkapan angkatan perang menginjak diperbaiki mutunya, pendidikan dan latihan kemiliteran start diadakan dan kembali organisasi pertahanan-keamanan disempurnakan. Dengan bekal pengalaman pelaksanaan perang gerilya rakyat semesta, sejak tahun 1958 dirumuskan konsep teologi sendiri untuk menghadapi serangan berasal asing. Dogma ini lebih lanjut dikenal sebagai ilmu agama perang kewedanan, nan menyurihkan adanya empat tahap, yaitu perumpamaan berikut.

  1. Tahap ke-1, menghancurkan gempuran musuh yang hendak memancangkan kaki di bumi Indonesia, baik puas waktu di mata air asalnya, dalam perjalanan, maupun di area perairan atau di wilayah peledak Indonesia.
  2. Tahap ke-2, mengadakan pertahanan pantai kerjakan menghalang-halangi musuh, membantut dan menghentikan serbuannya apabila imbangan adv pernah memancangkan kakinya di bumi Indonesia bakal kemudian mengadakan terjangan perlagaan fungsi membuyarkan tandingan kembali ke laut.
  3. Tahap ke-3, di bagian wilayah yang diduduki musuh atau apabila musuh berlimpah menduduki seluruh wilayah Indonesia, mengadakan perang gerilya semesta, menukar ruang dengan perian bakal memperoleh keseimbangan maslahat serta kemudian mengadakan serangan bantahan.
  4. Tahap ke-4, apabila sudah dicapai keseimbangan antara khasiat kita dan kekuatan tentara lawan, kita mengadakan serangan pertarungan.

Di kerumahtanggaan doktrin perang kawasan ini mulai diperkenalkan penggunaan sistem senjata teknologi (Sistek) dan sistem senjata sosial (Sissos).

  1. Perang rakyat semesta

Di internal konsepsi perang wilayah, ternyata masih terdapat bilang ki kesulitan yang belum inklusif di dalam pelaksanaannya, antara tak bagaimana menghadapi subversi dan persabungan dalam negeri. Pada Seminar TNI-AD II yang diselenggarakan di Seskoad (Bandung) tanggal 1 Agustus 1966 sudah menghasilkan konsep Ilmu agama Perang Rakyat Semesta, ibarat pelaksanaan dari Doktrin TNI – AD Tri Ubhaya Cakti. Sendi-buku doktrin Perang Rakyat Semesta, meliputi berikut ini.

  1. Perang Rakyat Semesta (Perata) yakni putaran mutlak dan bukan terpisahkan dari pertahanan-keamanan kewarganegaraan (Hankamnas).
  2. Perata ialah perang yang bersifat semesta, yang menunggangi seluruh kekuatan kebangsaan secara total dan integral, dengan menggunakan
    militansi rakyat
    sebagai unsur kekuatannya lakukan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara Republik Indonesia dan mengamankan jalannya Pembangunan Kebangsaan.
  3. Perang Rakyat Segenap mempunyai pola operasi
  1. Model operasi keamanan kerumahtanggaan negeri (Operasi Kamdagri), yang bertujuan memelihara dan mengembalikan kekuasaan pemerintah/ negara RI dan memperalat jenis-diversifikasi persuasi intelijen-tempur dan teritorial.
  2. Pola gerakan kubu yang bertujuan melemparkan serangan dan gaham nyata dari kekuatan perang dagi, dengan tipe-spesies aksi intelijen tempur dan teritorial. Sifat aksi baluwarti ini adalah defensif-strategis dan ofensif-diplomatis. Perjuangan rakyat dan baluwarti sipil merupakan unsur yang penting dalam keefektifan perang dengan barisan bersenjata sebagai intinya.
  1. Baluwarti dan keamanan rakyat sepenuh

Di dalam doktrin perata terwalak kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki, antara enggak berikut ini.

  1. Bagaimana usaha-usaha kita mencegah terjadinya subversi, penyelundupan, dan perbantahan.
  2. Bagaimana usaha-usaha kita mencegah adanya bidasan mendadak dari luar.
  3. Bagaimana usaha-usaha kita cak bagi menyelesaikan perkembangan-urut-urutan pendekatan ke wilayah Indonesia dengan mengadakan kerja setimbang baluwarti-keamanan di kewedanan Asia Tenggara.

Pada Rapat Kerja Hankam di Jakarta pada tanggal 17 setakat dengan 28 November 1967 telah dapat dirumuskan pelaksanaan Teologi Hankamnas yang selanjutnya kita kenal dengan Sishankamrata. Doktrin itu berisikan beberapa hal, yaitu ibarat berikut.

1) Sasaran Manuver Hankamnas

a) Mencegah dan menghancurkan serbuan terbuka terhadap kebebasan nasional negara RI.

b) Menjamin penguasaan dan pembinaan wilayah nasional RI.

c) Ikut serta privat perlindungan kemampuan Hankam di Asia Tenggara oleh negara-negara Asia Tenggara, objektif berusul intervensi asing.

2) Kamil-pola Operasi Hankamrata

a) Pola Operasi Pertahanan.

b) Konseptual Operasi Keamanan Dalam Negeri.

c)  Teladan Persuasi Intelijen Taktis.

d) Kamil Aksi Kerja sama Hankam Asia Tenggara

Propaganda-operasi Hankamrata memperalat jenis-jenis propaganda intelijen, tempur, khusus, teritorial dan keamanan-ketertiban mahajana (Kamtibmas). Pemanfaatan sistek dan sissos dilaksanakan secara serasi, berdasarkan situasi dan kondisi nan dihadapi.

Di dalam Hankamrata, ABRI yakni intinya dan mempunyai fungsi tempur, teritorial, intelijen, dan keamanan-ketertiban publik, privat hubungannya dengan cadangan kebangsaan maupun rakyat sebagai landasannya. Hankamrata dapat dibagi dalam komponen-komponen kekuatan:

1) Unsur-unsur ABRI

2) Zarah-unsur Non-ABRI

3) Elemen-unsur ABRI mencakup komponen-komponen seperti berikut.

  1. Unsur pendiri dan pengendali keefektifan-kekuatan dan kemampuan-kemampuan Hankamnas terdiri dari TNI, meliputi AD, AL, AU, dan fungsi utamanya pembinaan fungsi-kekuatan dan kemampuan-kemampuan Hankamnas, Kepolisian RI (Polri) dengan kelebihan terdepan pembinaan kelebihan-kemustajaban dan kemampuan-kemampuan ketertiban awam (Kamtibmas).
  2. Partikel pengguna dan pengendali keistimewaan serta kemampuan Hankamnas, terdiri dari unsur-zarah berikut ini.
  1. Serbuan diplomatis, nan berada meniadakan usaha-usaha dan persiapan-persiapan teman cak bagi melakukan serangan/penyerbuan terhadap RI, serta menangkis usaha-aksi bandingan di laut dan udara, sebelum dapat mendaratkan pasukannya di provinsi yuridiksi negara kita.
  2. Defensif taktis, nan rani menangkis serbuan-serangan peledak musuh sebelum kamu menjejak mangsa-objek vital kita, baik di darat maupun di laut, membuyarkan dan menenggelamkan setiap serangan musuh dengan menenggelamkan keekaan-kesatuannya sebelum mereka bergerak makin lanjut.
  3. Unsur kamtibmas nan berharta memelihara dan mengendalikan Kamtibmas
  1. Suku cadang-komponen teritorial terdiri dari badan-fisik pembina teritorial, menyelenggarakan pembinaan teritorial, mobilisasi, dan demobilisasi kapan-saat yang diperlukan, menyenggol secara badan usaha-gerakan Hankam serta menjalankan penampikan wilayah dalam perian nan lama.
  2. Komponen-komponen suplai kewarganegaraan yang berlambak memperbesar kekuatan aktif ABRI dalam jumlah golongan kualifikasi serta dalam hari dan tempat yang diperlukan. Suku cadang ini terdiri berpokok veteran ABRI, mahasiswa, anasir-unsur perlawanan rakyat (Wanra) serta zarah-unsur keamanan rakyat (Kamra) bikin membantu Kamtibmas.

4) Unsur-anasir Non-ABRI

ABRI seumpama inti dalam Sishankamrata harus didukung maka dari itu kekuatan rakyat yang terbimbing (Ratih). Pada dasarnya seluruh rakyat harus memperoleh latihan kemiliteran yang ditujukan kepada perwujudan tannas, ideologi, dan jasmani rakyat yang terbentuk dimasukkan ke n domestik sektor pertahanan militer yang terdiri dari Wanra dan Kamra, juga dalam sektor benteng sipil nan terdiri dari partikel-unsur hansip.

Kekuatan fisik dan teknologi diartikan politik kekuatan fisik cucu adam serta kepadaan teknologi, tertera keterampilan yang diperlukan untuk memelihara alias membuat alat-instrumen perkakas tersebut.

Sissos ialah pengintegrasian dari semua unsur kekuatan sosial secara menyeluruh, terstruktur, interaktif, berenergi kebaikan, dan berhasil guna yang diwujudkan intern suatu pola tertentu yang yakni kondisi atau organ bikin memenangkan perang.

Selain itu, di dalam pelaksanaan Sishankamrata ini dikenal sejumlah pola manuver, yaitu seumpama berikut.

  1. Teladan operasi pertahanan ialah kerangka nan konstan internal menggunakan barang apa unsur, kurnia, yang berfungsi sebagai alat bikin menjamin kemerdekaan, kedaulatan negara, dan keutuhan nasion Indonesia terhadap bidasan dan ancaman konkret dari kekuatan perang negara lain.
  2. Tujuan, yaitu pola operasi pertahanan ialah bakal menenggelamkan gempuran dan intimidasi aktual pecah kurnia perang antiwirawan.
  3. Sifat, yaitu teoretis operasi ini menunggangi Sistatek dan Sistasos secara serasi agar terulur hasil maksimal. Sesuai dengan tingkat terjangan dan gaham nyata antiwirawan serta persenjataan yang digunakan maka manuver benteng dapat kaya kerumahtanggaan bidang perang sedikit maupun perang umum.
  1. Tahap-tahap propaganda kubu

Kamil operasi pertahanan dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap persuasi defensif strategis dan tahap operasi bidasan strategis.

  1. Tahap operasi defensif strategis digunakan apabila perbandingan kekuatan perang tara terhadap kelebihan perang kita sedemikian rupa sehingga tidak mungkin bagi kita melakukan operasi serangan politis. Aksi defensif diplomatis diselenggarakan bersendikan:

a) Keharusan untuk menjamin kemerdekaan dan kedaulatan negara RI.

b) Intensi bikin menjamin terselenggaranya garis-garis komunikasi antarpulau.

  1. Tahap manuver ofensif strategis bertujuan untuk melanggarkan perahu khasiat perang tandingan atau memaksanya menyerah baik dalam bentuk ofensif awal maupun terjangan balas. Operasi ofensif taktis digunakan apabila skala antara arti perang antagonis dengan kita adalah sedemikian rupa sehingga menguntungkan kita.
  1. Penyelenggaraan pola kampanye pertahanan

    1. Operasi-operasi udara diselenggarakan buat menghancurkan sumber-sumber kekuatan nasional musuh, mendamparkan kurnia perangnya dan meniadakan mobilitasnya, mengamankan mata air-sumber kelebihan nasional kita sendiri.
    2. Operasi-kampanye di ki akbar dilaksanakan untuk menguasai perairan-perairan yang berguna dalam menyelenggarakan operasi pertahanan secara keseluruhan, menghancurkan arti perang lawan, terutama guna-kekuatan maritimnya.
    3. Operasi-kampanye di daratan diselenggarakan buat merebut dan menguasai sumber-perigi kekuatan nasional dagi, mendamparkan kemujaraban kebangsaan tandingan, mencampakkan kekuatan-kekuatan perang teman terutama yang berada di wilayah daratan, mempertahankan dan membina daratan nasional, terutama perigi-sumber kebaikan kewarganegaraan terhadap ofensif musuh.
    4. Bentuk-bentuk kampanye dalam rangka operasi pertahananLLL
  1. Persuasi perjuangan negeri (setempat/lokal), dilakukan untuk mempertahankan posisi dan medan-ajang penting nan sangat menentukan buat kelanjutan gerakan.
  2. Operasi perbantahan wilayah dilaksanakan apabila musuh telah membereskan sebagian besar wilayah kita.
  3. Gerakan gerilya adalah operasi fisik yang menjadi inti berpokok operasi perlawanan wilayah.
  4. Operasi balas dilakukan sebagai tahap terakhir berpangkal pola operasi pertahanan di mana keunggulan terhadap musuh sudah lalu diperoleh.
  1. Pengisahan pelaksanaan operasi menghadapi kegiatan p versus bersendikan pembabakan kegiatan rival
    1. Babak musuh masih ki berjebah di asing area kewarganegaraan kita, baik di wilayahnya sendiri atau dalam penjelajahan.
    2. Adegan musuh di kawasan gegana dan laut nasional kita.
    3. Babak pendaratan di tepi laut dan usaha perluasan kewedanan pijakan.
    4. Babak teman berhasil membereskan sebagian wilayah kita.
    5. Babak bandingan menguasai sebagian ki akbar maupun seluruh kawasan nasional kita.
    6. Penggalan musuh kehilangan momentum dan keunggulannya sehingga paling kecil tergapai keseimbangan keistimewaan.
  1. Cermin OPERASI KEAMANAN Privat NEGERI

Teladan Operasi Keamanan Privat Wilayah, ialah kerangka tunak internal menggunakan apa unsur maslahat nan berfungsi sebagai organ untuk membudidayakan atau mengembalikan kekuasaan tadbir negara RI terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.

  1. Tujuan, yaitu operasi Kamdagri bertujuan memelihara alias mengembalikan kekuatan pemerintah/negara RI pada salah satu atau beberapa daerah (bagian wilayah) negara yang terganggu keamanan dan kestabilannya.
  2. Sifat, yaitu operasi Kamdagri dilakukan dengan menunggangi Sistasos dan Sistatek secara serasi. Berbimbing dengan sasarannya, persuasi Kamdagri dilakukan di seluruh wilayah kebangsaan dan diarahkan kepada:
    1. masyarakat sehingga tidak dapat dijadikan bagian semenjak usaha-usaha spionase, subversi, infiltrasi, sabotase, dan pemberontakan;
    2. wilayah daratan yang menjadi bagian terdepan wilayah nasional sehingga tak dapat dimanfaatkan oleh usaha-usaha spionase, subversi, infiltrasi, sabotase, dan resistansi;
    3. kawasan raksasa yang menjadi babak terintegrasi dari wilayah kebangsaan sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh usaha-manuver spionase, sabotase dan bencana keamanan lainnya.
  3. Adegan-babak manuver Kamdagri Pelaksanaan usaha kamdagri, menutupi babak-adegan berikut ini.
    1. Pemisahan yang bertujuan memisahkan musuh dengan rakyat.
    2. Penggiringan dan pendistribusian musuh puas tempat-bekas kita inginkan/rencanakan.
    3. Penghancuran; puas babak ini diusahakan pemberantasan kekuatan musuh secara besaran.
    4. Konsolidasi dan rehabilitasi nan bertujuan untuk mengobati luka-luka yang ditimbulkan oleh aksi Kamdagri dan mengimbangi potensi dan ketahanan kewedanan.
  4. Penyelenggaraan operasi Kamdagri

Operasi-operasi Kamdagri diselenggarakan di daratan, di lautan, di udara dengan pendistribusian fungsi sebagai berikut.

a. Operasi di udara dan di ki akbar guna menciptakan kondisi yang menguntungkan

  1. Pemberantasan fisik dari usaha-operasi subversi di pengembaraan berupa penerbangan gelap (black flight) sebagai media kekuatan luar negeri bagi membantu kabilah subversi dan pemberontakan dengan menerjunkan para pelatih, organ perang atau kebutuhan lainnya
  2. Penyuluhan buat identifikasi atau mengawasi penerbangan atau pelayaran palsu. Pasifikasi dan pengintaian dilakukan secara terintegrasikan antara alat ABRI dan umum.
  3. Kerahasiaan dan penyudahan pertautan musuh.
  4. Penyiapan angkutan dan perhubungan.
  5. emberian bantuan tambahan.
  1. Usaha-operasi di daratan harus memungkinkan pengembalian dan penjagaan kekuasaan pemerintah RI dan n domestik waktu sesingkat-singkatnya dengan menggunakan jenis-jenis manuver Kamdagri sesuai dengan keadaan dan kondisi serta kenaikan bentakan dan kegiatan kutub. Apabila tingkat usaha tandingan masih rendah maka keadaan ini dapat dihadapi dengan kegiatan-kegiatan penertiban hukum yang dilakukan oleh setiap unsur umum dan pemerintah. Kalau kegiatan oponen meningkat terus maka perlu dilakukan operasi Kamtibmas dengan kegiatan-kegiatan riil berikut ini.
  1. Tindakan tegas dalam usaha penghancuran kriminalitas, khususnya penodongan, perampasan, pembunuhan, dan kerusuhan
  2. Penyelesaian lekas terhadap pertentangan-resistansi dan menangani tegas biang keladinya.
  3. Melalui organisasi-organisasi sosial untuk menggugah para remaja kebaikan menjauhkan diri dari tindakan-tindakan dan tingkah laku yang negatif
  4. Memperketat sensor lalu-lintas dan mengambil tindakan tegas terhadap setiap pelanggaran dahulu-lintas dan pelanggaran hukum lainnya.
  1. Operasi intelijen dapat memberikan takrif-keterangan mengenai lokasi musuh, kekuatan, dan tingkat moralnya sehingga boleh dibuat rencana-bagan operasi pembasmian musuh melampaui pentahapan (babak) sebagai berikut.
  1. Operasi teritorial sebagai operasi daya, dibantu maka itu kegiatan-kegiatan intelijen, tempur, dan Kamtibmas melaksanakan manuver penceraian fungsi kutub dari rakyat dengan mempergunakan Sistasos sebagai titik beratnya.
  2. Dilanjutkan dengan operasi lokalisasi serta penggiringan musuh ke dalam daerah penghancuran dengan operasi teritorial bagaikan aksi gerendel, dibantu kegiatan-kegiatan tempur, intelijen, dan Kamtibmas.
  3. Diadakan manuver pembasmian kekuatan musuh dengan operasi tempur sebagai operasi trik.
  4. Diadakan operasi konsolidasi dan rehabilitasi daerah dengan operasi teritorial sebagai aksi pokok. Rehabilitasi wilayah melibatkan seluruh potensi dan aparatur tadbir serta partisipasi masyarakat.
  1. Penyelenggaraan Operasi Pemulihan Keamanan Menghadapi Perang Terbatas dengan Ciri-ciri Perang Pembebasan Nasional Perang tekor dengan ciri-ciri ”perang pembebasan nasional” pada hakikatnya makanya rakyat (sebagian) negara itu sendiri, sedangkan bantuan yang diberikan makanya negara asing, baik berupa peranti maupun personalia atau pasukan, diselubungi dengan sambilan-sampingan tentara suka rela atau atas permintaan rakyat negara tersebut.

Operasi-operasi tersendiri perlu dilancarkan ke kerumahtanggaan daerah kekuasaan antagonis dengan maksud menghanyutkan tempat-tempat penyimpanan perbekalan, pembasmian dan peniadaan sel-sel n partner termasuk pengambil inisiatif-tokoh pendukungnya, sekali lagi untuk menanggulangi manuver-operasi khusus lawan yang ditujukan terhadap fragmen-bagian vital wilayah pertahanan kita.

  1. Teladan OPERASI INTELIJEN STRATEGIS (INTELSTRAT)
  1. Aksi intelstrat adalah semua operasi bagi menjalankan kegiatan-kegiatan intelijen, lawan intelijen (kontra intelijen), dan perang asabat (perang psikologis) di tingkat strategis. Moga dapat melaksanakan hubungan-hubungan jagat rat secara tepat, setiap negara harus memiliki embaran yang cermin mengenai negara-negara tidak nan akan berurusan dengan dirinya. Pengetahuan tersebut mencakup segi-segi kemampuan, kerawanan, dan prospek cara bertindak suatu negara.
  2. Pamrih Intelstrat
    1. Memperoleh informasi nan diperlukan untuk pelaksanaan ketatanegaraan kewarganegaraan pada kebanyakan dan operasi-usaha hankamnas puas khususnya.
    2. Membanting sumber-sumber perembesan, subversi, dan spionase yang terletak di wilayah musuh.
    3. Mengadakan perang urat saraf dan kegiatan-kegiatan tertutup lainnya kerjakan membuat kondisi-kondisi politis yang menguntungkan.
  3. Sifat Operasi Intelstrat
    1. dilakukan sreg setiap saat dengan intensitasnya yang disesuaikan dengan situasi politik kewarganegaraan.
    2.  pada dasarnya dilakukan di asing wilayah nasional
    3. pada dasarnya berperangai tertutup.
    4. menggunakan Sistek dan Sissos disesuaikan dengan ulas dan tahun
  4. Perbandingan antara Intelstrat dengan Intelijen pada Operasi-operasi Pertahanan dan Kamdagri
    1. Kedua-duanya berusaha mendapatkan wara-wara nan mempunyai arti militer dari negara-negara lain.
    2. Intelstrat dihasilkan secara terus-menerus, baik internal masa perang atau waktu damai.
    3. Intelstrat tidak invalid pada situasi lokal, tetapi menghampari semua faktor yang merupakan potensi perang suatu negara.
  5. Arti pentingnya kemampuan Intelstrat
    1. Kemampuan intelstrat yang merupakan keseleo suatu kemampuan utama, harus dikembangkan kerumahtanggaan kampanye menyempurnakan sishankamrata.
    2. Intelstrat kerumahtanggaan sishankamrata pada dasarnya berwatak strategis defensif yang bermakna secara strategis tak akan menyerang bahkan dahulu.
    3. Kita harus cak acap prayitna terhadap kemungkinan diserang baik berkarakter mangap absah alias serbuan subversi ataupun serangan nuklir.
  1. Model OPERASI Kerja sama HANKAM ASIA TENGGARA

Pola operasi kerja sama hankam Asia Tenggara merupakan keseleo suatu teoretis penting sishankamrata. Sebaiknya dalam pelaksanaan pembangunan bertelur baik, diperlukan stabilitas dan perdamaian, yang berarti bahwa kekusutan dan gangguan keamanan harus dicegah.

Kerja sama hankam yaitu usaha bersama privat menghadapi kebolehjadian bencana-bujukan (keamanan, pemantapan nasional, dan perdamaian). Perlu dipahami bahwa kerja sama hankam ini bukanlah suatu pakta pertahanan karena pakta baluwarti pada umumnya ditujukan kepada negara tertentu ataupun gabungan negara tertentu di luar negara-negara nan bergabung dalam pakta (arketipe: NATO dan Pakta Warsawa).

Kerja sama hankam justru melihat ke dalam bagi mencegah peristiwa-hal yang tidak diinginkan yang terjadi di daerah tersebut. Kerja proporsional ini ingin menciptakan suatu kawasan nan damai (lega hati) dan netral bersumber pengaruh negara-negara tidak.

Bentuk-rancangan kerja sama ini dapat berupa tindakan-tindakan bersama mengenai masalah perbatasan (harmonisasi lintas batas,
border crossing), tutorial-latihan bersama, propaganda-operasi keamanan bersama (terhadap PGRS dan Paraku).

Jadi, operasi kerja setimbang hankam Asia Tenggara bukanlah suatu pakta pertahanan yang ditujukan kepada negara tertentu atau gabungan negara tertentu, tetapi merupakan
suatu propaganda untuk mewujudkan area akur (kesatuan hati)
dan bebas dari supremsi negara-negara luar dalam rangka menciptakan dan meningkatkan keluasan pikiran regional di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, Anda juga perlu memahami beberapa istilah kampanye di dalam Sishankamrata atau kegiatan-kegiatan dalam menghadapi lawan, di antaranya berikut ini.

  1. Operasi Tempur
    adalah segala apa kegiatan, tindakan dan usaha secara berencana dengan menitikberatkan sreg penggunaan sistek untuk mencampakkan p versus.
  2. Usaha Intelijen
    merupakan bagian kegiatan, tindakan dan usaha secara berencana dengan menggunakan kurnia badan (Sistek) maupun nonfisik (Sissos) serta berujud memperoleh data nyata keterangan-wara-wara adapun kemampuan, kerawanan, serta kelemahan musuh untuk bisa dimanfaatkan bagi kampanye-operasi hankam, dan dilaksanakan secara terkatup. Kegiatan-kegiatan tidak nan menonjol yakni padanan intelijen (counter intelligence) dan perang urat saraf (psychological warfare).
  3. Usaha Teritorial
    adalah segala kegiatan, tindakan dan usaha secara berencana dengan memanfaatkan segala bidang kehidupan sosial lakukan memungkinkan dilakukannya pembinaan militansi rakyat (Sissos) serta penyusunan potensi hankam (Sistek) dalam tulangtulangan Sishankamrata.
  4. Operasi Keamanan Ketertiban Umum (Kamtibmas)

    adalah segala kegiatan, tindakan dan manuver secara berencana dengan memanfaatkan atom kemustajaban politik, ekonomi, sosial dan budaya bagi menegakkan dan mengendalikan (memelihara) wibawa pemerintah dan ketertiban umum.
  5. Infiltrasi
    adalah kegiatan menyelundupkan perorangan atau kerubungan orang melewati celah-kisi atau kelemahan ke dalam wilayah lawan untuk melemahkan/mengacaukan kekuatan antiwirawan sebagai tindakan pendahuluan bagi satu penyerobotan area lawan.
  6. Penyerbuan

    yakni kegiatan musuh memasuki alias mencerca wilayah negara lain dengan harapan mengembara atau menduduki wilayah tersebut.
  7. Subversi
    yakni kegiatan cak bagi meniadakan, menghancurkan ataupun mengancam kedatangan, kedaulatan, pengaruh maupun wibawa antitesis dengan perkembangan perorangan maupun keramaian terhadap kelembagaan maupun pemerintah dagi.
  8. Penyabotan
    ialah kegiatan penghancuran atau perusakan terhadap milik maupun sumber kekuatan daya yang ada dengan tujuan mengacaukan aspek-aspek vitalitas lawan atau melemahkan pemerintah tara.

Source: http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1175/EPUB/xhtml/raw/siygqg.xhtml

Posted by: gamadelic.com