Senjata Tradisional Mandau Berasal Dari

  • Sejarah Senjata Tradisional Mandau

    Pada jaman dahulu jikalau terjadi peperangan, suku Dayak pada kebanyakan memperalat senjata khas mereka yaitu Mandau. Mandau merupakan sebuah peninggalan yang secara turun-temurun digunakan oleh suku Dayak dan dianggap bagaikan sebuah benda keramat. Selain digunakan pada saat tangkisan, Mandau sekali lagi biasanya dipakai oleh suku Dayak untuk menemani mereka dalam melakukan kegiatan keseharian mereka, seperti menebas maupun menyela daging, tumbuh-tumbuhan, atau benda-benda lainnya nan perlu dipotong.

    Sejak zaman dulu masyarakat Dayak Tunjung mutakadim menggunakan beraneka ragam spesies peralatan dalam kehidupan sehari-hari seperti kampak, saluk, pisau dan sebagainya. Pembuatan mandau pada periode dulunya masih berbentuk kasar dan lama kelamaan menjadi halus seiring dengan perkembangan zaman. Pembuatan ini merupakan tugas dari pakar-tukang metal (peneraat) yang membuatnya. Di masa lalu, fungsi mandau seumpama senjata masih sangat mononjol. Momen menghadapi perang antar-suku, mandau yang dibuat dari besi provokasi gunung memiliki peran utama privat menghadapi imbangan-n antipoda.

    Lebih lanjut di selingkung tahun 1943-1945, mandau dipergunakan bakal menghadapi orang-bani adam Belanda dan Jepang yang melarikan diri dari Kalimantan Timur berorientasi Kalimantan Selatan. Di masyarakat Dayak Tunjung terdapat mandau-mandau yang sudah dipakai secara merosot temurun, sehingga lebih dianggap seumpama benda peninggalan atau harta warisan. Skor kesaktian/kegaiban yang terkandung pada mandau-mandau tua seperti ini dianggap sangat strata. Karena di zaman lewat mandau juga digunakan seumpama salah satu peralatan dalam praktik sihir (black magic). Selain dipercaya dapat memberikan firasat/tanzil bagi pemiliknya, konon zaman kuno hanya mandau-mandau yang telah diisi dengan mantera-mantera saja yang makmur menjinakkan keimunan musuh.

  • Bawah Wilayah Senjata Tradisional Mandau

    Mandau merupakan sebuah pusaka nan secara bebuyutan digunakan maka dari itu suku Dayak dan dianggap sebagai sebuah benda keramat. Berikut ini beberapa kawasan suku Dayak di Kalimantan.

    Kelompok Suku Dayak, terbagi dalam sub-sub suku yang minus lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Per sub suku Dayak di pulau Kalimantan n kepunyaan pagar adat dan budaya yang mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan leluri, budaya, alias bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat nan waktu ini disebut kaki Dayak, menghuni daerah pantai pantai dan wai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka.

    Tungkai Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam Bukunya Hukum Adat dan Leluri Kalimantan Barat, terdiri terbit 6 suku lautan dan 405 sub kaki kecil, nan menyebar di seluruh Kalimantan.

  • Putaran-Penggalan Senjata Tradisional Mandau Dan Fungsinya

    1. Penggaris Mandau

    Belebas mandau terbuat dari lembaran metal yang ditempa hingga berbentuk terpesuk-tahapan seperti destar dan berujung runcing (menyerupai paruh yang bagian atasnya berlekuk menjemukan). Salah satu sisi mata bilahnya diasah tajam, sedangkan sisi lainnya dibiarkan kurang baplang dan ketul. Ada beberapa keberagaman incaran yang dapat digunakan untuk membentuk mandau, yaitu: ferum montallat, besi matikei, dan besi kawul yang diambil pecah per oto, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan, dan lain sebagainya. Konon, mandau nan minimal baik mutunya adalah yang dibuat dari bujukan ancala yang dilebur khusus sehingga besinya sangat kuat dan tajam serta hiasannya diberi gesekan kencana, perak, maupun tembaga. Mandau jenis ini tetapi dibuat maka itu makhluk-manusia tertentu.

    Penggaris mandau nan terbuat terbit metal mantikei, berbentuk panjang (sekitar 70 cm), berujung lancip, dengan ukuran lebar yang berbeda antara sisi runcing dan pangkalnya. Riuk satu sisi terbit penggaris mandau tersebut berbentuk tajam (berada di sisi depan), sedangkan sebelah punggungnya jumud. Pada punggung mistar mandau ini terletak ukiran-relief bergerigi yang diperindah dengan tembaga ataupun kangsa. Tatahan-relief ini diyakini dapat menjadi penangkal yuridiksi-yuridiksi brutal nan boleh mengganggu empunya mandau. Teknik memangsikan belebas mandau dengan ulu/pulang yaitu dengan menggunakan getah sambun, kemudian diikat dengan jangang alias uei (anyaman rotan).

    2. Gagang (Hulu Mandau)

    Gagang (hulu mandau) terbuat dari sumbu badak kijang yang diukir menyerupai kepala burung. Seluruh permukaan gagangnya diukir dengan berbagai macam motif seperti: majikan naga, paruh pelir, pilin, dan kait. Pada ujung gagang ada pula yang diberi hiasan berwujud rambut binatang maupun rambut manusia. Bentuk dan ukiran pada gagang mandau ini dapat mengeluarkan tempat asal mandau dibuat, kaki, serta status sosial pemiliknya. Hulu mandau (uluuq manaau) yang berfungsi sebagai tempat genggaman bakal pemakainya bila hendak menggunakan mandau.

    Cukilan mandau ialah tatahan-ukiran yang terdapat pada hulu dan jenazah mandau (alokng unggul), atau puas buntang mandau semata-mata (matatn manaau dan matatn kawit).

    Ulu dibuat dari kayu pilihan (kusen mihing) atau cula kerbau, lalu diberi hiasan helai-helai rambut bersumber kepala hasil kayau. Hiasan rambut pada mandau ini dipercaya akan menyatukan usia orang nan sudah terbunuh taat menyatu dengan mandau tersebut. Riasan rambut pada ulu mandau sekaligus menunjukkan berapa banyak orang nan sudah dikayau dengan mandau itu. Sarungnya terbuat semenjak kayu nan diberi hiasan merjan dan bulu burung. Di bagian sarung mandau tak pelik diselipkan pisau katai bertangkai panjang (langgei puai). Fungsi dari langgei puai adalah untuk menghaluskan, membersihkan atau melicinkan kayu benda-benda tertentu.

  • Bagian-Babak Senjata Tradisional Mandau Dan Fungsinya(2)

    4. Sarung Mandau

    Sarung mandau (kumpang) rata-rata terbuat berpangkal lempengan kayu tipis. Babak atas dilapisi tulang berbentuk gelang. Bagian tengah dan asal dililit dengan anyaman rotan sebagai penguat apitan.

    SLIDER

    Kumpang (sarung) Mandau
    Sumber: http://www.indonesiakaya.com/

    Mandau dibungkus oleh pembungkus partikular yang disebut dengan sarung mandau (sarukng manaau). Interior sarung itu berbentuk seperti mata mandau dan penggalan luarnya dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran mandau tersebut. Sarung mandau yang dibuat mulai sejak kayu gerungakng diperindah dengan ukiran bermotif pusar. Sarung mandau dilengkapi juga dengan pelepah ukor (sejenis pokok kayu palma) yang dilipat dan dipasang pada pada sarung. Kantung tunggal tersebut digunakan buat panggung pisau yang hulunya dibuat berasal kayu kayu ulin dihiasi dengan tanduk kerbau atau menjangan. Selain itu, belawit dipasangkan pun lega sarung mandau misal alat cak bagi menambatkan mandau lega pinggang pemakainya. Belawit terbuat dari anyaman rotan nan dilengkapi dengan alat penggait (kepalakng) dari kayu ukir maupun taring babi/harimau yang dihiasi merjan.

  • Bagian-Fragmen Senjata Tradisional Mandau Dan Fungsinya(3)

    5. Aksesoris dan Lampiran Mandau

    Sebagai hiasan, biasanya ditempatkan surai penis baliang, burung tanyaku, manik-manik dan terkadang pula diselipkan jimat. Selain itu, mandau sekali lagi dilengkapi dengan sebilah pisau kecil berbalut kulit nan diikat berhimpit pada sisi sarung dan tali pinggang semenjak ramin rotan.

    SLIDER

    Lembar Pengait Mandau
    Perigi: http://www.indonesiakaya.com/

    SLIDER

    Pisau ukir yang stereotip diselipkan di kumpang (sarung Mandau)
    Sumber: http://www.indonesiakaya.com/

    Mandau Dayak Tunjung memiliki tanda-nama singularis yang farik satu sama lain, seperti berikut ini:

    1. Mandau (penyebutan secara masyarakat), ditujukan bakal mandau yang dipergunakan sebagai senjata ataupun hiasan bagi kaum junjungan-laki Dayak Tunjung. Mandau ini bentuknya panjang, berukir terbelakang dan memiliki hulu seperti layaknya mandau-mandau nan minimum kerap dijumpai.
    2. Mandau logam bisikan yang terbuat dari besi polos yang bersumber berpokok batu gunung. Bentuknya tahapan, memiliki episode batang yang nyana lemah sehingga mudah dibengkokkan, ujungnya tidak bergerigi, umumnya lain dihiasi dengan pahatan dan adegan hulunya terbuat mulai sejak sumbu badak kijang atau mahesa. Lazimnya tidak bisa digunakan bakal mencelah kayu, tetapi mampu membelah benda-benda gentur, seperti mana tulang.
    3. Mandau logam batu campuran, biasanya terbuat dari bahan yang campuran batunya lebih banyak daripada bencana. Bagian batangnya kian gigih dan besinya tajam terhadap kayu.
    4. Mandau logam protokoler, terbuat dari besi tua dan besi muda/baru. Mandau bermula korban besi gaek (berpamur) sulit dibuat, karena metal mudah retak/mulai sejak. Sedangkan jika berbahan besi taruna lebih mudah dibuat, karena bahannya bisa dipukul lebih berkanjang.
    5. Mandau ba’matatn beneh (mandau berhiasan biasa) adalah mandau nan batangnya dihiasi dengan paesan dari kuningan, perak dan emas.
    6. Mandau matatn kawit adalah mandau nan dihias dengan ukiran. Ukiran tersebut biasanya dibuat di sepanjang hiasan biasa yang mutakadim ada putaran bangkai mandau.
    7. Mandau nan bagian ujung hulunya melengkung (hulu baleng) dan di episode lengkungan tersebut diukir dengan motif-motif khusus.
    8. Mandau yang ujung hulunya bercanggah dua (hulu sangkang), dengan ukiran lega dasar dan cabang hulu tersebut.

    Meskipun sekilas semua mandau memiliki susuk yang selevel, tetapi apabila dicermati terletak perbedaan plong lengkungan bilahnya. Sedangkan perbedaan hiasan pada mandau bisa berfungsi sebagai identitas (ciri-ciri) bagi sub-sub suku Dayak yang memiliki mandau tersebut. Privat kepercayaan umum setempat ambang birang bitang pono ayun kayau harus dirawat dan disimpan dengan baik, karena mempunyai kekuatan spiritual yang berada mereservasi pemiliknya.

  • Penggunaan Senjata Tradisional Mandau

    Mandau memiliki berbagai rupa fungsi dalam kehidupan masyarakat suku dayak di Kalimantan. Sreg dasarnya terdapat beberapa fungsi mandau buat masyarakat Dayak Tunjung, adalah:

    a. Ibarat senjata

    Pada zaman habis, mandau digunakan publik privat peperangan dan juga pengayauan (pemenggalan majikan oponen) detik masih gelojoh terjadi perang antar-suku dan perang menandingi kolonialisme. Ketika ini dikarenakan resistansi dan ngayau sudah jarang terjadi pada awam dayak di Kalimantan sehingga mandau saja digunakan puas ritual-formalitas adat dan juga sebagai hiasan.

    Mandau juga saat ini makin berfungsi bagi mendukung aktivitas ekonomi keseharian awam Dayak, misalnya cak bagi memotong hewan buruan, menebang pohon momen pembasuhan ladang, menggali umbi-umbian, dll.

    b. Sebagai benda pusaka

    Mandau lagi terkandung nilai-nilai tertentu. Mandau mengandung makna magis seperti formalitas pada saat pembuatan mandau dan juga mandau yang digunakan sreg ritual-ritual adat tertentu. Pada aspek sosial, mandau digunakan oleh umum umpama alat berburu dan bertani. Sedangkan pada aspek seni dan budaya, mandau merupakan identitas mulai sejak masyarakat Dayak di Kalimantan juga mencirikan keberanian, kecermatan dan ketahanan.

    c. Ibarat perhiasan (tambahan busana)

    Mandau lega biasanya dalam sehari-musim dikenakan maka dari itu kabilah pria. Mandau yang diikatkan pada putaran pinggang itu digunakan momen menghadiri formalitas-ritual adat dan jika berjalan ke luar rumah.

    d. Sebagai gawai upacara adat.

    Semakin tua vitalitas mandau, maka kesaktiannya pun akan semakin dianggap tinggi. Kekuatan menguap itu dipercaya dapat mendatangkan kemenangan untuk keluarga dan menjauhkan pengaturan buruk. Mandau pula digunakan sebagai peralatan intern seremoni-upacara aturan untuk pemotongan pantan. Pemotongan pantan merupakan pemendekan kayu yang melintang.

  • Pendayagunaan Senjata Tradisional Mandau(2)

    e. Laksana mas kawin.

    Selain canang dan tempayan, mandau pun dijadikan mas jalinan maka dari itu para teruna Dayak Tunjung yang berharap untuk menikah dengan seorang perempuan. Mandau akan diserahkan bilamana melamar andai tanda koneksi.

    f. Sebagai perlengkapan kesenian

    Tarian Tayu Manuk yang berasal dari Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan menggunakan Mandau sebagai peralatan tari nan mendukung keanggunan persuasi tarian ini

  • Cara Pembuatan Dan Sasaran Baku Senjata Tradisional Mandau

    1. Sasaran

    Beralaskan objek membuat mandau, pada dasarnya mandau Dayak Tunjung dapat dibagi menjadi dua bagian, merupakan mandau yang dibuat semenjak tempaan besi biasa dan mandau yang dibuat dari besi-batu. Mandau yang berkualitas baik adalah mandau yang terbuat dari besi-batu. Besi-godaan tersebut berasal dari batu ardi yang mengandung bahan logam. Alai-belai-batu tersebut dahulu dipukul-pukul cak bagi menengahi batu dan besinya, berbarengan mewujudkan aluran lega tanah yang dilapisi dengan daun pisang hutan, kemudian dialiri dengan air sehingga butir-butiran logam mengendap dan batu-batu akan hanyut. Siaran besi itu habis dikumpulkan dan dimasak menjadi batang besi adv amat ditempa menjadi mandau. Dewasa ini mandau yang terbuat mulai sejak ferum-batu jarang dijumpai. Bisa dikatakan bahwa waktu ini mandau diproduksi hanya cak bagi paesan, bukan pun sebagai senjata, sehingga tidak memerlukan incaran sahih nan sangat khusus.

    2. Peralatan

    Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan Mandau yaitu:

    Perapian atau jingkir pembakaran
    Bak air bikin penyepuhan.
    Galengan berwujud besi berkepala datar nan ditancapkan plong racikan batang gawang.
    Pukul dalam beraneka macam ukuran.
    Penjepit.
    Betel.
    Pompa udara bermesin.
    Gurinda tangan dan gurinda mesin.
    Yuyu baja.
    Pangur.
    Gunting pemangkas besi seksi.
    Slip mesin ataupun batu asahan.

    3. Proses Pembuatan

        a. Membuat mistar

            Langkah-langkah lakukan menciptakan menjadikan bilah Mandau yaitu:

    Menyiapkan sasaran bikin menciptakan menjadikan mandau yang maujud belebas-bilah besi dengan ukuran yang duga-terka sesuai dengan ukuran mandau nan akan dibuat. Kemudian membakar lempengan besi hingga merah tunu, kemudian menempa besi tersebut menurut bentuk yang diinginkan. Lalu memasukkan lempengan ferum ke n domestik air dingin, sangat menyalakan dan menempanya juga. Proses ini dilakukan berulang-ulang. Setelah itu menggurinda mandau dengan gurinda mesin atau gurinda tangan sehingga memperoleh bentuk mandau yang model.

    Menyepuh mandau. Selepas adalah proses menyepuh mandau selanjutnyaengikir rang mandau tersebut untuk mendapatkan ketajaman. Dahulu mengetam dengan kepiting baja bikin menghaluskan mandau dan bagi mengademkan lepasan pukulan dan saduran. Kemudian menyelip dengan slip mesin buat mengkilapkan permukaan mandau. Selanjutnya yaitu mengetok dengan betel baja lakukan menera hiasan sreg mandau.

        b. Mewujudkan hulu

    Setelah pembuatan bilah selesai, langkah berikutnya adalah membuat hulu atau pencahanan mandau. Target lakukan membuat hulu mandau merupakan kusen yang berurat, misalnya kayu jambu biji atau kayu mahar. Detail ukiran pada hulu kebanyakan langsung terjamah sonder menulis pola malah dahulu. Bilah mandau dipasang pada hulu dengan cara menancapkan pangkalnya pada gorong-gorong di dataran hulu. Seterusnya memberi pulut malau pada lubang tersebut di selingkung besi

        c. Mewujudkan kumpang

    Kumpang dibuat dari kayu pantung. Akan kian bagus lagi jika dibuat dari tiang mahar. Selepas mangsa pelaksana kumpang yang berupa bilah-mistar kayu diperoleh, langkah selanjutnya adalah memahat bagian internal papan tersebut. Bila kedua bilah tiang tersebut ditangkupkan akan didapatkan rongga gepeng panjang sesuai dimensi jidar mandau. Setelah kedua bilah kayu tersebut tertangkup baik dan layak, selanjutnya diikat dengan rajutan bermula kulit rotan tiga atau empat putaran. Tahap minimal akhir adalah mengukir kumpang dengan ragam hias susuk binatang seperti buaya atau ular.

Source: https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/Mandau/

Posted by: gamadelic.com