Sebutkan Makna Bhinneka Tunggal Ika

Apa Semboyan Bangsa Indonesia?
Arti Bhinneka Spesial Ika sebagai dasar cak bagi mewujudkan persatuan dan kesendirian Indonesia yang dijelaskan maka itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai semboyan bangsa Indonesia. Semboyan tersebut berpangkal dari kata (frasa) intern Kakawin Sutasoma (syair bahasa Jawa Bersejarah).

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika berasal berpokok kata
bhinneka
dengan arti “bermacam rupa”,
spesifik
berarti “suatu”, dan
ika
berjasa “itu.” Apabila mengacu kepada keistimewaan secara harfiahnya, semboyan bangsa Indonesia itu secara keseluruhan berarti “berbeda-beda, sahaja satu juga”.

Bhinneka Spesifik Ika adalah semboyan negara Indonesia, yang tertulis pada lin burung Garuda Pancasila. Secara konstitusional, semboyan negara diatur dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu “Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.

Bhinneka Khusus Ika yaitu moto alias semboyan bangsa Indonesia yang tercatat pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda, sekadar patuh satu”.

Diterjemahkan saban perkenalan awal, pengenalan
bhinnêka
berfaedah “beraneka ulah” dan terdiri atas alas kata
bhinna
dan
ika, nan digabung. Pembukaan tunggal berarti “satu”. Introduksi
ika
berarti “itu”. Secara verbatim, Bhinneka Partikular Ika diterjemahkan “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun beranekaragam tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia patuh adalah satu ahadiat. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan nasion dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beragam budaya, bahasa negeri, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Bersejarah ialah kakawin Sutasoma, tulisan Mpu Tantular semasa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14, di bawah pemerintahan Raja Rājasanagara, yang juga dikenal sebagai Hayam Wuruk. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan ketahanan antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.

Sajak Mumbung

Kutipan ini berasal berasal pupuh 139, bait 5. Bait ini secara pola sebagai halnya di pangkal ini:

Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa,

Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,

Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,

Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Terjemahan:

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat nan berbeda.
Mereka memang berlainan, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa yaitu khusus
Terpecah belahlah itu, hanya satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Tafsiran ini didasarkan, dengan habituasi kecil, pada edisi teks perseptif oleh Dr. Soewito Santoso.



Hal tersebut membagi makna inspiratif bagi Bangsa Indonesia. Terwalak kekayaan diversifikasi di berbagai pulau dan area tersebar di Indonesia. Seluruh perbedaan budaya, suku, pembantu dan masih banyak pun, semuanya membidik pada persatuan. Semangat ketabahan dengan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, sebagai bentuk sikap menghargai setiap perbedaan.





Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Berdasarkan buletin berjudul
Kajian Analitik Terhadap Semboyan Bhinneka Tersendiri Ika
karya I Nyoman Pursika, menjelaskan adapun album semboyan negara. Pembukaan arti Bhinneka Tunggal Ika diambil dari kutipan Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Semboyan negara ini diambil dari bahasa Jawa kuno. Alas kata “Bhinneka” artinya bervariasi atau berbeda-cedera, kata “Khas” artinya suatu, sementara itu “Ika” artinya itu. Secara harfiah, Bhinneka Spesifik Ika diterjemahkan menjadi “Beraneka Satu Itu”, yang berjasa walaupun berbeda-beda, doang sreg hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.

Semboyan ini dipakai sebagai gambaran persatuan dan wahdah bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia sendiri terdiri atas berbagai budaya, bahasa daerah, ras, kaki bangsa, agama dan kepercayaan. Kurnia mendasar kebaikan Bhinneka Tunggal Ika adalah landasan persatuan dan kesatuan. Pada dasarnya, setiap kelompok n kepunyaan kekurangan dan keunggulan masing-masing. Peran semboyan negara untuk mewujudkan dan menamkan lega masyarakat tentang varietas, sehingga lain memicu konflik.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam Aturan Negara

Semboyan ini terwalak dalam Ordinansi Pemerintah Nomor 66/1951, Lambang Negara. Ditetapkan di Jakarta tanggal 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri, Sukiman Wirjosandjojo. Tertuang dalam Pasal 5 nan berbunyi, “Di sumber akar lambang tertulis dengan leter latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa-Kuno, yang berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika.

Penjelasan dari Pasal 5 tersebut, ucapan Bhinneka yakni gabungan dua bacot, yaitu
bhinna

dan
ika. Kalimat seluruhnya itu boleh disalin, “farik-beda, doang patuh suatu juga”. Kalimat tersebut telah renta dan dipakai oleh pujangga kenamaan, Empu Tantular dalam keefektifan, “di antara pusparagam yakni kesatuan”.

Lin Bertuliskan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Makna lambang Pancasila berikutnya pada bagian paling bawah, terletak tali tap putih yang digenggam oleh kakas titit Garuda. Pita bertuliskan “Bhinneka Khusus Ika” dengan tinta warna hitam. Diambil dari fragmen kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Bhinneka berarti berbeda-beda, singularis artinya satu, dan ika berarti itu. Sehingga secara bahasa, bhinneka tunggal ika, memiliki arti “farik-cedera tetapi tetap satu”.

Nusantara memiliki segudang deretan suku, budaya, bahasa, sebatas ras yang idiosinkratis. Keanekaragaman di setiap kawasan tersebut menjadi aset yang pas dibanggakan. Walaupun Indonesia farik-beda, tapi pada hakikatnya tetap satu kesendirian. Menggambarkan persatuan dan keesaan Nasion dan Negara Wahdah Republik Indonesia.


Sejarah Perumusan dan Lahirnya Pancasila

Plong 1 Maret 1945, dibentuklah Badan Pengkaji Usaha Anju Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang diketuai maka dari itu Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya, dr. Radjiman antara tak mengajukan soal kepada anggota-anggota sidang, “Apa asal Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?

Intern upaya menyusun Pancasila umpama dasar negara nan resmi, terletak usulan-tawaran pribadi nan dikemukakan kerumahtanggaan Raga Peneliti Usaha Persiapan Kedaulatan Indonesia, yaitu:

Panca Pangkal
oleh Muhammad Yamin, nan berceramah rontok 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima sumber akar umpama berikut:

  • Perikebangsaan.
  • Perikemanusiaan.
  • Periketuhanan.
  • Perikerakyatan.
  • Kesentosaan rakyat.

Kamu menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar kepada sejarah, peradaban, agama, dan roh ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Semata-mata, Mohammad Hatta dalam memoarnya mencurigakan syarah Yamin tersebut.

Soekarno kemudian mengusulkan
Panca Sila
yang dikemukakan puas 1 Juni 1945 dalam syarah spontannya yang kemudian dikenal dengan judul “Lahirnya Pancasila”. Soekarno mengemukakan dasar-dasarnya, yaitu:

  1. Nasional Indonesia ataupun nasionalisme.
  2. Manusiawi ataupun internasionalisme.
  3. Mufakat atau demokrasi.
  4. Kedamaian sosial.
  5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada 1 Juni itu, katanya:

Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, ketenteraman, dan rabani, panca bilangannya. Namanya tak Panca Dharma, cuma saya namakan ini dengan petunjuk seorang tara kita pandai bahasa – namanya yakni Pancasila. Sila artinya asas atau asal, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk satu Panitia Kerdil buat merumuskan sekali lagi Pancasila perumpamaan sumber akar negara bersendikan pidato yang diucapkan Soekarno lega 1 Juni 1945 dan menjadikan arsip itu sebagai teks bagi memproklamasikan Indonesia Merdeka.

Terbit Panitia Kecil itu dipilih sembilan  orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, cak bagi menyelenggarakan tugas itu. Buram mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian diberi cap Piagam Jakarta.

Selepas Rumusan Pancasila masin lidah sebagai dasar negara secara resmi sejumlah inskripsi penetapannya yaitu:

  • Rumusan Permulaan: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni 1945.
  • Rumusan Kedua: Kata Undang-undang Asal 1945 – terlepas 18 Agustus 1945.
  • Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – copot 27 Desember 1949.
  • Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Sumber akar Sementara – tanggal 15 Agustus 1950.
  • Rumusan Kelima: Rumusan Mula-mula menjiwai Rumusan Kedua dan yaitu suatu kekeluargaan kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959).

Kepala negara Joko Widodo pada 1 Juni 2022 sudah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Musim 2022 akan halnya Ulang tahun Pancasila, sekaligus menetapkannya bak waktu libur nasional yang berlaku menginjak tahun 2022.

sistem demokrasi pancasila - arti bhinneka tunggal ika





Hari Kesaktian Pancasila

pancasila - arti bhinneka tunggal ika

Penggambaran Garuda Pancasila kerumahtanggaan poster; setiap sila-sila Pancasila ditulis di samping ataupun bawah lambangnya.

Pada 30 September 1965, terjadi suatu keadaan yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai kelihatannya penggiatnya dan apa motif di belakangnya. Namun, pengaruh militer dan kelompok keagamaan terbesar saat itu menebarkan proklamasi bahwa insiden tersebut merupakan manuver Partai Komunis Indonesia (PKI) menyangkal unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Mereka berusaha cak bagi melasikan Puak Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa pembantaian di Indonesia 1965–1966.

Plong waktu itu, enam jenderal dan satu mualim serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh orang seorang-orang seorang yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Jilatan yang timbul akibat G30S seorang pada kesudahannya berbuah diredam maka dari itu otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Yunior kemudian menargetkan 30 September sebagai Hari Peringatan Propaganda 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Perian Kesaktian Pancasila.

Sejarah Lambang Garuda Pancasila

Usai kemerdekaan, selang antara masa 1945-1949, Indonesia membutuhkan sebuah lambang negara. Sehingga dibentuklah skuat Panitia Lencana Negara dibawah koordinator mentri negara, Sultan Hamid II. Mereka bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk diajukan puas pemerintah. Balasannya terpilih dua lambang usulan berbunga Sultan Hamid II dan M Yamin. Doang karya nasib baik M Yamin ditolak pemerintah, sebab menyertakan sinar-sinar matahari, seraya fon mengikuti Jepang.

Setelah diskusi strata dan penyerasian dengan presiden Republik Indonesia Serikat (RIS), Soekarno dan perdana menterinya M Hatta, Sultan Hamid II berupaya buat menepati lambang burung Garuda Pancasila. Hingga akhirnya sahih dipakai tanggal 11 Februari 1950 kerumahtanggaan sidang RIS. Serta sang presiden berangkat membudayakan plong masyarakat Indonesia saat di hotel Des Indes, pada tanggal 15 Februari 1950.

Sehabis diresmikan, Sultan Hamid II dan Soekarno patuh berusaha mengoreksi Lambang Garuda Pancasila. Berawal pecah burung Garuda yang gundul mutakadim diganti oleh Soekarno, karena dinilai menyerupai huruf angka negara Amerika Kawan. Serta sebelumnya cakar ceceh Garuda yang menjabat umbul-umbul merah putih. Waktu ini telah ki beralih menjadi tali tap putih bertuliskan “Bhinneka Istimewa Ika”.

Burung garuda menunggangi perisai, laksana lembaga lambang tenaga pembina (creatif vermogen), sebagaimana dikenal pada peradaban Indonesia. Ceceh garuda bermula mitologi, mepet erat dengan burung nasar rajawali. Butuh yang terlukis pada sejumlah candi, termasuk Dieng, Prambanan dan Panataran.

Umumnya makna garuda terkenal baik oleh archeologi dan kesusasteraan Indonesia. Lencana garuda juga pernah dikenakan oleh perabu Airlangga pada abab 11, bernama Garudamukha. Alasan lestari lainnya, pergerakan Indonesia Akil balig waktu 1928 pernah mengaryakan panji-panji sayap garuda. Fragmen tengahnya tegak sebilah keris di atas tiga gurisan.

pancasila - arti bhinneka tunggal ika





Maklumat Pengamalan Pancasila

N domestik buku karangan Sulastomo, dengan judul
Cita-Cita Negara Pancasila, dijelaskan secara enggak langsung Pancasila merupakan peranti pemersatu, sehingga enggak mesti dipaksakan dalam rancangan satu kesendirian. Pancasila memiliki unsur ideologi sosialisme yang religius, tak matrialistik maupun komunis.

Rayno Dwi Adityo dalam artikelnya yang berjudul
Geneologis Nilai-Nilai Selam dalam Pancasila dan UUD 1945
menambahkan bahwa kelahiran Pancasila yakni hasil penggalian nan dalam dari sumber, galur, dan nilai-angka ajaran agama Islam begitu juga UUD NKRI 1945.


Beralaskan Kelanggengan MPR No.II/MPR/1978dijelaskan granula-butir pengamalan Pancasila sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Nan Maha Esa sesuai dengan agama dan ajudan sendirisendiri menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  2. Sembah meluhurkan dan berkomplot antar pemeluk agama dan penganut-penganut pengapit yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan nyawa.
  3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan tangan kanan tiap-tiap.
  4. Tak memaksakan suatu agama ataupun kepercayaan kepada orang tidak.
2. Kemanusiaan nan Objektif dan Maju
  1. Menerima kemiripan derajat paralelisme hoki dan kemiripan kewajiban antara sesama turunan.
  2. Saling mencintai sesama manusia.
  3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  4. Lain semena-mena terhadap orang lain.
  5. Menjunjung tataran nilai kemanusiaan.
  6. Suka melakukan kegiatan kemanusiaan.
  7. Berani membela legalitas dan keadilan.
  8. Mengembangkan sikap menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain, karena bangsa Indonesia adalah bagian dari seluruh umat anak adam.
3. Persatuan Indonesia
  1. Menempatkan kesatuan, persatuan, manfaat, dan keselamatan nasion dan negara di atas kebaikan pribadi maupun golongan.
  2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
  3. Buruk perut petak air dan nasion.
  4. Bangga sebagai nasion Indonesia dan bertanah air Indonesia.
  5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesendirian bangsa yang ber-Bhinneka Tersendiri Ika.
4. Kerakyatan nan Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
  1. Mengutamakan keefektifan negara dan masyarakat.
  2. Tidak memaksakan kehendak kepada makhluk tak.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Menghampari atma kekeluargaan untuk menyentuh mufakat intern perundingan.
  5. Menyepakati dan melaksanakan hasil ura-ura dengan iktikad nan baik dan lapang dada.
  6. Mengerjakan ura-ura dengan akal bulus sehat dan sesuai dengan hati sifat bawaan nan luhur.
  7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung hierarki harkat dan harga diri manusia serta poin-biji kebenaran dan keadilan.
5. Kesamarataan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
  1. Mengembangkan kelakuan-ragam yang sani yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan sanggang-royong.
  2. Bersikap adil.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Memuliakan hak-hak orang lain.
  5. Suka menolong kepada orang lain.
  6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang tak.
  7. Lain bersifat buar.
  8. Tidak bergaya hidup mewah dan berfoya-foya.
  9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
  10. Suka berlelah-lelah.
  11. Menghargai dan mengapresiasi hasil karya orang tidak.
  12. Bersama-sama berusaha membuat keberuntungan yang merata dan berkeadilan sosial.

Implementasi Bhinneka Tersendiri Ika

1. Perilaku Influsif

Semboyan arti Bhinneka Partikular Ika memandang dirinya sebagai hamba allah ataupun gerombolan awam. Kelompok ini menjadi satu kesendirian n domestik masyarakat luas.

2. Aturan Pluralistik

Bangsa Indonesia bersifat heterogen ditinjau dari keragaman agama, budaya, dan suku. Meski berlainan diperlukan menjalin kerukunan, toleran, dan saling meluhurkan, sehingga tidak ada orang yang memandang remeh pihak bukan. Sempurna saling membantu detik tertimpa musibah.

3. Lain Mencari Menangnya Seorang

Mengutip pecah jurnal
Peranan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika intern Menanggulangi Politik Identitas
karya Rizal Habi Nugroho penerapan semboyan cak bagi menghormati dan menghargai pihak lain. Menghargai ini bisa menyepakati dan membagi pendapat dalam hidup yang beragam.

4. Pembicaraan

Musyawarah membentuk kesendirian dan mencecah mufakat. Dalam hal ini terserah istilah
common denominator, ialah inti kesamaan nan dipilih untuk mencapai mufakat. Beberapa kelompok bisa menemukan solusi dari pembicaraan.

5. Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban

Bhineka Tunggal Ika perlu dilandasi rasa kasih sayang nyawa bangsa dan negara. Tanpa anugerah pelahap dan rela berkorban tanpa intensi keesaan tidak terwujud.

6. Toleran dalam Perbedaan

Toleran menjadi pandangan untuk menumbuhkan rasa saling memuliakan, menyerakkan lega dada, dan menyuburkan toleransi pada individu.

Keberagaman dan Acuan Bhineka Khas Ika

Dalam kehidupan sehari-perian, ada bermacam rupa keragaman yang menciptakan menjadikan publik bisa bersatu dan kompak. Mengutip kunci
Tipe dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
nan diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada berbagai macam keberagaman, adalah:

1. Keberagaman Suku

Dari ensiklopedia Indonesia, suku nasion adalah gerombolan sosial intern sistem sosial atau kebudayaan nan memiliki garis keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Kelompok suku ini mmeiliki kesamaan intern memori, ki kenangan atau zuriat, bahasa, sistem angka, adat istiadat, serta tradisi. Menurut Koentjaraningrat, kaum merupakan setumpuk manusia nan memiliki kesatuan budaya dan terikat kesadaran akan identitas. Hipotetis tungkai di Indonesia garis keturunan ayah (paternalistik) adalah tungkai Jawa dan suku Batak. Tungkai yang mengikuti garis maternalistik (ibu/putri) contohnya Tungkai Minangkabau.

2. Keberagaman Agama

Sila permulaan Rabani Yang Maha Esa ialah radiks dan ideologi negara. Di Indonesia, agama main-main penting dalam kehidupan masyarakat. Negara memberikan tempah kerjakan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Jaminan beragama ada di pasal 29 ayat (2) UUD negara RI hari 1945. Di Indonesia ada 6 agama sah yang diakui Pemerintah yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

3. Keberagaman Ras

Menurut Kamus Osean Bahasa Indonesia (KBBI), ras yakni goolongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik, dan rumpun bangsa. Ras dikelompokan berpangkal bentuk awak, paras, hidung, dan warna jangat. Contoh ras di Indonesia adalah ras Mongoloid, di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Ras Melanesoid banyak sangat daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu di Indonesia ada keturunan ras Ras Asiatic Mongoloid seperti orang-khalayak Tionghoa, Jepang, dan Korea.

4. Diversifikasi Antargolongan

Golongan merupakan kerubungan intern masyarakat yang majemuk. Dalam ilmu masyarakat dikenal istilah Stratifikasi Sosial. Istilah ini adalah pengklasifikasian publik dalam kelas-kelas bawah sosial tertentu. Meski terjadi macam antar golongan, adanya semboyan negara boleh menorong kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa. Tipe antargolongan bisa menumbuhkan kesadaran untuk setiap warga negara. Contoh keberagaman golongan ialah bantuan firma memberi bantuan sreg pabrikan kecil yang terdampak Covid-19. Kelompok mahasiswa menyerahkan daya gratis dan aji-aji pada anak asuh yatim piatu.

5. Integrasi Nasional

Identitas kebangsaan merupakan suatu ciri nan dimiliki oleh suatu bangsa. Dalam buletin
Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Benteng terhadap Risiko Keberagaman Bangsa Indonesia
nan diterbitkan Institut Agama Islam Distrik Kudus, identitas nasional laksana wujud usaha mempersatukan keberagaman serta pencegahan konflik.

Bentuk Identitas Nasional dalam Bhineka Tunggal Ika

  • Ideologi negara adalah Pancasila.
  • Bahasa nasional merupakan bahasa Indonesia.
  • Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
  • Semboyan negara adalah Bhinneka Unik Ika.
  • Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.
  • Hukum dasar negara (konstitusi) adalah UUD 1945.
  • Bagan negara dan pemerintahan yaitu Republik
  • Bineka kebudayaan negeri yang telah diterima sebagai kebudayaan kebangsaan.

Grameds pun dapat mengunjungi koleksi buku Gramedia di www.gramedia.com bagi memperoleh teks tambahan tentang budaya musyawarah yang masih tetap dilestarikan di Indonesia. Berikut ini rekomendasi buku Gramedia yang bisa Grameds baca bagi mempelajarinya secara penuh. Selamat membaca.

pancasila - arti bhinneka tunggal ika

Temukan keadaan-kejadian menyedot lainnya dalam www.gramedia.com. Gramedia seumpama #SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi persendian terbaik untuk para Grameds.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

BACA Pun:

  • 10 Keistimewaan Musyawarah dalam Awam
  • Pengertian Nasion: Tujuan, Faktor, Molekul, dan Ciri-Cirinya
  • Pengertian Musyawarah: Syarat, Prinsip, Kelebihan, dan Etika
  • Denotasi Skor Dasar Pancasila dan Contohnya
  • Signifikansi Warga Negara: Fungsi, Hoki dan Kewajibannya

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital mutakhir yang mengusung konsep B2B. Kami hadir buat menggampangkan dalam ikutikutan taman bacaan digital Beliau. Klien B2B Bibliotek digital kami membentangi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.”

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan pusat dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Ia
  • Tersedia dalam mimbar Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard cak bagi mengawasi laporan analisis
  • Laporan perangkaan ideal
  • Aplikasi lega dada, praktis, dan efisien

Source: https://www.gramedia.com/literasi/arti-bhinneka-tunggal-ika/#:~:text=Kata%20%E2%80%9CBhinneka%E2%80%9D%20artinya%20beraneka%20ragam,bangsa%20Indonesia%20tetap%20satu%20kesatuan.

Posted by: gamadelic.com