Rumah Kebaya Berasal Dari Daerah

Rumah panjang berasal dari

Indonesia kaya akan peninggalan budaya dan tradisi, salah satunya yakni
rumah panjang bersumber berpokok
Kalimantan. Rumah kebiasaan yang identik dengan kaki Dayak ini memiliki banyak keunikan. Artikel kali ini akan membahas tentang rumah resan tungkai Dayak yang jumlahnya semakin invalid.

Asal Provinsi Kondominium Panjang

Asal Daerah Rumah

Rumah tangga berasal berpokok Daerah
Kalimantan Barat punya banyak sebutan berbeda, sama dengan
rumah betang, pajangan, lung, lou, sau, dan masih banyak lagi. Apartemen aturan suku Dayak ini menjadi landmark Daerah tingkat Pontianak selain tugu khatulistiwa.

Rumah tahapan mempunyai ukuran panjang 138 m dan tinggi 7 m. Lebih-lebih, jenjang rumah adat ini ada yang mencapai 300 m. Rata-rata, di kerumahtanggaan suatu rumah dihuni sampai 60 kepala batih. Hal ini dilakukan buat menjaga persatuan dan wahdah suku Dayak.

Dengan kata enggak, di paruh pemodernan saat ini masyarakat tungkai Dayak mempertahankan persatuan di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tetua kaki menempati babak paruh
kondominium adat tingkatan. Umumnya, adegan hulu rumah menghadap ke timur, sementara itu hilir berkiblat ke barat.

Ketinggian apartemen jenjang dari lahan mencapai 3 m setakat 7 m. Situasi ini kerjakan menghindari banjir, serangan sato biadab, dan menjaga apartemen dari ofensif pasangan. Lebar flat tingkatan sekitar 30 m.

Album dan Filosofi Apartemen Tingkatan

Sejarah Rumah Panjang

 berasal dari

Suku Dayak berbunga wilayah Kalimantan Timur punya sebutan sendiri buat flat panjang, merupakan lamin. Habis, lamin digunakan kerjakan wadah tinggal bersama secara berkawanan bersama-sama lakukan palagan beraktivitas pagar adat, sama dengan rapat, seremoni kematian, pengobatan, perkawinan, dan lain sebagainya.

Rumah panjang yang masih menunjuk-nunjukkan ciri partikular minus interpolasi apapun merupakan lamin tolan. Menurut beberapa sumber, masyarakat suku Dayak nan menempati distrik Tolan saat ini berpokok dari hulu pedalaman ataupun hulu Wai Barito, Kalimantan Tengah.

Nama Tolan yaitu penanda pembangunan lamin plong masa kepala adat Mulai dewasa Kakah Gahek, hidup seorang budak bernama Nolan yang dipersembahkan sebagai pendiriannya. Saja, mahajana suku Dayak Banuaq, tera Nolan digunakan sebagai parameter proses persembahan dan pendirian lamin.

Lalu terdapat tiga lamin di Tolan, yakni lamin atas, lamin radiks atau lamin urap, dan lamin takremi. Rumah panggung pertama didirikan di dekat pohon ferum banuang. Saat ini berada di sebelah lor pajangan.

Lamin nan saat ini digunakan sebagai kajian merupakan lamin atas yang didirikan di sebelah daksina pajangan sumber akar. Pembina apartemen wadah ini adalah Balan Kakanaig. Lalu, kursi mempelai takremi terwalak di akrab jembatan besi urut-urutan poros yang mengaduh Kuala Lawa dan Melak.

Pembangunan lamin bukan dilakukan sedemikian itu saja, ada beberapa alasan yang melatar belakangi, diantaranya meminimalisir serbuan padanan berusul bawah lega periode kayau, menghindari gigitan serangga, dan melindungi diri dari hewan melata.

Masyarakat suku Dayak Banuaq merupakan bagian dari kaki Dayak Luangan. Sementara itu suku Dayak Luangan sendiri adalah rumpun tanggungan bahasa Barito nan berasal dari pedalaman Kali besar Barito, atau dikenal perumpamaan
statements ras Ot Danum.

Filosofi Rumah Hierarki

panjang

Filosofi dan makna yang terkandung dalam kondominium panjang:

  • Filosofi flat persegi panjang ini menayangkan solidaritas dan kesabaran bersumber setiap anggota keluarga suku Dayak. Bentuknya yang panjang dan luas bernas menimbuk puluhan sampai ratusan kepala keluarga.
  • Rumah ajang disebut sebagai lou maka dari itu masyarakat suku Dayak Banuaq, serempak laksana identitas menggambarkan nilai-nilai kekompakan dan perkariban. Tumpuannya adalah keagamaan, kesetiakawanan, bantu menolong, dan kerukunan.
  • Rumah palagan lamin tolan merupakan cerminan kalis diri publik suku Dayak yang n kepunyaan lungsin kekerabatan lestari.
  • Rumah panjang lain hanya berfungsi laksana bekas tinggal. Bangunan ini mengajarkan nilai-kredit kakek moyang nan cukup diteladani sebagai pedoman bersikap dalam masyarakat.
  • Penghuni apartemen tingkatan berasal berusul latar belakang berbeda, hal ini melambangkan kehidupan tungkai Dayak habis harmonis dan menjunjung tinggi persatuan.
  • Sistem yang diterapkan di privat rumah tahapan tidak memilah-milah gengsi sosial dan menilai semua awam tungkai Dayak sekufu rata.
  • Penentuan bagian depan rumah mengikuti arah matahari terbit, dan bagian birit mengajuk arah matahari terbenam. Hal ini menggambarkan keistimewaan kerja keras sepanjang hari, publik kaki Dayak pekerja keras dan lain bersantai tangan.
  • Setiap motif memiliki makna tersendiri, misalnya burung enggak merepresentasi penguasaan kalimantang dan kesucian, atau perisai perumpamaan simbol pertahanan kaki Dayak nan kokoh.

Adegan dan Komponen Kondominium Tinggi

Bagian dan Komponen

Flat panjang dibagi menjadi sejumlah bagian dengan per memiliki kepentingan farik. Mengingat rumah sifat tungkai Dayak ini dihuni oleh puluhan hingga ratusan kepala keluarga.

Dikutip dari
Brainly, rumah panjang terdiri pecah beberapa bagian, diantaranya bendi, padong, bilik, perbaraan, dan tukau.

  • Bendi merupakan gelanggang untuk melakukan beberapa kegiatan, seperti perundingan, menangkap, setakat menubruk antah.
  • Urat kayu keluarga disebut sebagai padong digunakan untuk berkumpul dan mengakui tamu.
  • Bilik dan kompor digunakan sebagai arena istirahat. Setiap bilik dipisahkan oleh kelambu, baik gedek suami isteri alias anak asuh-anak. Adapula pemisah antara tadir perempuan dan suami-suami.
  • Balai yang terletak di bagian pantat disebut dengan tukau. Bagian ini digunakan sebagai pakus bagi menyimpan berbagai peralatan. Ruang distingtif kerjakan menyimpan senjata disebut bawong.
  • Di penggalan depan terdapat sandung, merupakan kolom bagi menyimpan benak belulang anggota keluarga yang telah mati dan mutakadim melewati upacara tiwah.
  • Rumah panjang memiliki ornamen saundu, yaitu totem berbentuk anak adam. Arca ini digunakan cak bagi mengikat hewan momen melaksanakan upacara adat.
  • Selain saundu, suku Dayak mempunyai patung bernama rancak yang diletakkan di damping gapura. Patung ini digunakan umpama sesembahan nini moyang. Peletakannya harus melewati prosesi adat terlebih dahulu.

Keunikan Rumah Hierarki

Keunikan

  • Panjang dan luas flat adat ini sangat fantastis, yaitu 138 m × 7 m. Sebagai nisbah, bangunan ini lebih luas bermula lapangan sepak bola.
  • Apartemen tinggi berbentuk panggung dengan teoretis atap sadel. Bagian hilir harus menghadap syamsu terbit, dan putaran hulu harus menghadap surya terbenam.
  • Besaran anak asuh tangga apartemen janjang harus berjumlah gasal. Di kerumahtanggaan satu apartemen terdapat tiga tangga dengan format seputar 1 m – 1,2 m.
  • Kondominium panjang memiliki makna persatuan dan kesatuan,tidak heran rumah adat ini digunakan sebagai simbol kebersamaan suku Dayak privat NKRI.
  • Di dasar
    kolong rumah janjang rata-rata digunakan seumpama arena fauna piaraan, sebagai halnya ayam jantan dan nangui. Hewan ternak ini juga dimanfaatkan seumpama indeks alam dari suara hewan apabila ada musuh mendekat.
  • Keseleo satu ciri khas dari apartemen tahapan adalah lukisan dan tatahan plong gawang-tiang penyangganya. Motif lukisan dan cukilan biasanya berbentuk binatang, seperti burung enggang, naga, atau kera. Cak semau lagi yang berbentuk bunga, tameng, dan wajah sosok.

Sayangnya,
rumah jenjang bersumber mulai sejak suku
Dayak perlahan menghilang sejak masa 1960-an. Saat ini keikhlasan rumah resan ini mulai selit belit ditemui. Padahal bangunan ini kental akan makna dan filosofi. Keberadaannya jangan sampai hilang tergerus zaman nan semakin modern.

Source: https://budayanesia.com/rumah-panjang-berasal-dari/

Posted by: gamadelic.com