Peristiwa Merah Putih Di Manado
Peristiwa Merah Putih di Manado
merupakan peristiwa invasi kwartir militer Belanda yang fertil di Teling, Manado pada copot 14 Februari 1946. Berbagai himpunan rakyat di Sulawesi Utara, meliputi legiun KNIL pecah kalangan pribumi, barisan pejuang, dan laskar rakyat berusaha merebut pula kontrol atas Manado, Tomohon, dan Minahasa yang ditandai dengan pengibaran pataka merah kudus di atas gedung bui militer Belanda. Peristiwa tersebut merupakan bentuk sambutan rakyat Sulawesi Utara untuk mempertahankan kemerdekaannya serta menolak atas batu pasukan Belanda nan menyatakan bahwa proklamasi otonomi sreg 17 Agustus 1945 hanya untuk Pulau Sumatera dan Jawa semata.[1]
[2]
Peristiwa Merah Putih | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||
Pihak terlibat | |||||
![]() Republik Indonesia |
![]() Kerajaan Belanda |
||||
Gembong dan pemimpin | |||||
|
Deskripsi
[sunting
|
sunting sumber]
Berita prokamasi kemerdekaan Indonesia baru terdengar oleh rakyat di Sulawesi Utara pada 21 Agustus 1945.[3]
Mereka dengan segera mengibarkan standard merah kudus di setiap distrik dan menduduki kantor-kantor yang sebelumnya dikuasai oleh legiun Jepang serta melucuti semua senjatanya. Belaka kesediaan angkatan perkongsian bersama NICA sreg awal Oktober 1945 di Sulawesi Paksina membawa suasana rakyat kembali ricuh. Belanda mengasakan kekuasaan sepenuhnya atas Sulawesi Utara terutama Manado. Saja rakyat Manado memerosokkan dan mengidas untuk melawan. Kemudian serangan dari serikat dan Belanda membuat Manado dan sekitarnya juga diduduki oleh barisan Belanda.[4]
B. W. Lapian salah satu pemrakarsa politisi yang ikut berperan dalam peristiwa ahmar putih di Manado
Ch.Ch. Taulu dan S.D. Wuisan, Dua Biang kerok Pelaku Terdepan Pemimpin Pergerakan Kejadian Heroik Abang Putih 14 Februari 1946.
Letnan Kolonel Charles Choesj Taulu, seorang pemimpin dikalangan militer bersama Sersan S.D. Wuisan menggerakkan pasukannya dan para pejuang rakyat bikin ikut mengambil alih markas pusat militer Belanda. Tulangtulangan tersebut mutakadim disusun sejak sungkap 7 Februari 1946 dan mereka mendapatkan bantuan seorang politisi dari kalangan sipil, Bernard Wilhelm Lapian. Puncak penyerbuan terjadi pada copot 14 Februari, Hanya sebelum invasi terwujud, para bimbingan barisan tertangkap oleh tentara Belanda termaktub Charles C Taulu dan S.D. Wuisan.[2]
Akibatnya persabungan ke interniran militer Belanda dialihtugaskan kepada komando Mambi Runtukahu yang memimpin anggota KNIL dari hamba allah Minahasa. Bersama rakyat Manado mereka berhasil melepaskan Charlis Choesj Taulu, Wim Tamburian, serta sejumlah pimpinan lainnya yang ditawan.[5]
Puncak penyerbuan tersebut ditandai dengan perobekan bendera Belanda yang awalnya bercat merah, putih, dan biru menjadi sirah dan putih lalu dikibarkan diatas bangunan markas Belanda. Mereka sekali lagi berhasil menahan didikan angkatan Belanda diantaranya merupakan pimpinan tangsi militer Letnan Verwaayen, superior garnisun Manado Kapten Blom, ketua KNIL Sulawesi Utara Letnan Kolonel de Vries, dan seorang residen Coomans de Ruyter beserta seluruh anggota NICA.[6]
Namun pengambilalihan kekuasaan Belanda tersebut hanya sementara.[7]
kapal perang Belanda Piet Hein misal tempat perundingan antara perwakilan pecah Manado dengan tentara Belanda.
Lega awal Maret kapal perang Belanda Piet Hein tiba di Manado dengan mengapalkan pasukan selingkung satu batalyon. Kedatangan mereka disambut oleh angkatan KNIL yang cak membela pada Belanda. Kemudian pada tanggal 11 Maret, para pimpinan gerakan merah putih diundang ke kapal Belanda bakal melakukan ura-ura, yang tujuan sebenarnya yakni untuk hadang para bimbingan rakyat Sulawesi Utara. Situasi tersebut merupakan siasat legiun Belanda moga dapat melemahkan pejuang rakyat dan mengoper kembali wilayah Sulawesi Utara.[8]
Referensi
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
Cak regu penyusun Ganesha Operation 2022, hlm. 91. -
^
a
b
“Charlis Choesj Taulu, Pejuang Bangkang Kudus 14 Februari 1946”.
BeritaManado.com: Berita Terkini Manado, Sulawesi Paksina. 2022-02-13. Diakses copot
2020-10-28
.
-
^
Wenas 2007, hlm. 56. -
^
“Peristiwa Merah Putih (14 Februari 1946), Perlawanan Rakyat Mando Terhadap Penjajah”.
Tribun Video
. Diakses rontok
2020-10-28
.
-
^
Wenas 2007, hlm. 57. -
^
“Peristiwa Ahmar Safi di Manado atau Hari Perjuangan Sulawesi Utara”.
IKPNI
(internal bahasa Inggris). 2022-02-22. Diakses tanggal
2020-10-28
.
-
^
Sumolang, Steven (2010). “Etnik Minahasa”.
TABEA.
3: 7. ISSN 2087-6424.
-
^
Wenas 2007, hlm. 58.
Daftar bacaan
[sunting
|
sunting sumber]
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Merah_Putih_(Manado)
Posted by: gamadelic.com