Penulisan Kata Baku Yang Benar
Kata baku dan tidak formal
harus dipahami betul oleh penulis. Sebab ini berkaitan dengan garitan nan ada di pokok Engkau. Memahami prolog baku ini dapat memperlainkan mana tulisan baku dan recup formal. Untuk itu sebagai perekam Anda harus dapat membedakan antara kedua pembukaan ini.
Secara masyarakat, kata n domestik Bahasa Indonesia ada dua yaitu kata lumrah dan enggak baku. Pemanfaatan kata ini dibedakan beralaskan jenis surat atau laporan nan dibuat selain itu perbedaanya juga dapat dilihat pada saat berkomunikasi kepada pembesar maupun berada dalam sebuah forum resmi nan menggunakan perkenalan awal baku mudahmudahan terlihat bertambah bersusila. Padahal intern vitalitas sehari-hari hendaknya lebih mudah berkomunikasi merupakan memperalat kata tidak lumrah.
Pengenalan sah rata-rata dipakai plong mileu formal seperti sekolah, wadah kerja, instansi tadbir. Berbeda dengan kata lain seremonial yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari seperti berujar dengan teman, chatting di sosial media, dan lain-bukan.
Namun masih terdapat kesalahan saat menunggangi kedua diversifikasi kata ini. Kesalahan nan terjadi bukan hanya dalam situasi berkomunikasi saja melainkan menuliskan sebuah kalimat plong akta atau deklarasi.
Jika terdapat kesalahan momen menggunakannya pada waktu berbicara mungkin bukan terlalu terlihat, sekadar berbeda halnya puas masa menuliskan sebuah dokumen resmi atau publikasi. Kejadian tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang buruk seperti merusak citra seseorang dan terlihat sangat tak sopan.
Pentingnya Memahami Kata Sahih dan Tidak Konvensional
Mengerti kata baku dan tidak sah beserta artinya menjadi terdahulu, karena faktanya, terdapat banyak digresi nan besar perut terjadi privat sifat baku tersebut.
Kejadian ini tak lepas berpokok adanya pengaruh lingkungan, di mana setiap distrik di Indonesia memiliki logat maupun dialek yang farik. Perbedaan inilah yang mewujudkan penyebutan alas kata lumrah kaprikornus bertele-tele. Prolog-kata nan berleleran ini formal disebut dengan kata yang lain baku.
Secara fungsinya, kata resmi memiliki beberapa fungsi krusial bak satu ciri khas bangsa. Fungsi tersebut diantaranya:
1. Sebagai Pemersatu
Khasiat pengusahaan kata lazim bagi publik Indonesia adalah kerjakan menghubungkan semua penutur berusul berbagai rupa bahasa negeri yang berbeda-beda. Sudahlah, dengan penggunaan prolog legal, bahasa baku bisa dijadikan pemersatu mahajana-masyarakat daerah menjadi satu bangsa.
2. Bak Pemberi Kekhasan
Indonesia mengharuskan setiap wilayah daerahnya menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Nah, melalui fungsi itu, maka bahasa standar dapat mempererat rasa nasionalisme masyarakat distrik yang berkepentingan.
3. Pengusung Wibawa
Bahasa protokoler juga ikut serta membawa wibawa atau prestise seseorang. Keistimewaan pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha seseorang dalam mencapai kesederajatan dengan peradaban nan dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku sendiri.

Selain fungsi di atas, kata baku di Indonesia sudah menjadi satu rasam dalam penulisan sertifikat atau goresan normal. Arketipe pendayagunaan prolog baku:
- Membuat surtat dinas, surat edaran dan surat resmi lainnya.
- Menciptakan menjadikan kabar
- Menciptakan menjadikan karya ilmiah
- Membuat nota dinas
- Membuat surat lamaran pekerjaan
- Saat pembicaraan maupun sumbang saran
- Saat berpidato dan berdekatan dinas
- Pertinggal menyurat antar organisasi, instansi atau lembaga, dan tidak sebagainya.
Ya, cak bagi seorang pencerita atau pembicara yang mahir berajar Indonesia yang baik dan benar di suatu awam akan memperoleh perbawa di mata publik tersebut.
Sahaja sayangnya di tengah komunikasi awam, penggunaan prolog tidak legal malah lebih tersohor. Sedangkan kata baku, lebih majuh digunakan untuk program dan komunikasi formal, kuliah, maupun internal tulisan sastra dan penelitian. Lantas
apa sih perbedaan antara kata lazim dan lain seremonial?
Pengertian Perkenalan awal Seremonial
Kata legal adalah alas kata yang penggunaanya sudah sesuai dengan pendirian atau pedoman bahasa Indonesia yang sudah ditentukan. Konotasi lain bermula kata lumrah yaitu sebagai kata nan sudah benar dari segi aturan ataupun ejaan kaidah bahasa Indonesia.
Kaidah Bahasa Indonesia ini dikenal perumpamaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau gramatika halal. Perkenalan awal sahih biasanya sering digunakan pada kalimat yang lazim, baik itu dalam suatu tulisan alias dalam ekspose kata-introduksi.
Biasanya, alas kata baku digunakan untuk penulisan ataupun pengungkapan introduksi-kata yang bertabiat resmi baik privat satu goresan ataupun internal penelanjangan introduksi. Penggunaan alas kata baku ini merepresentasi bahwa Anda menghargai dan memuliakan seseorang yang kedudukannya diatas Ia
Baca Juga:
Perbedaan Singkatan dan Singkatan
Penggunaan Aksara Perot yang Baik dan Bersusila
Eksploitasi Huruf Kapital yang Baik dan Benar
Pemanfaatan Kata Di nan Baik dan Benar
Pengertian Pengenalan Lazim Menurut Para Ahli
Berikut pengertian kata baku menurut para ahli:
1. Kosasih dan Hermawan
Pendapat pertama yang membagi definisi plong alas kata baku dikemukakan maka dari itu Kosasih dan Hermawan. Menurut keduanya, pembukaan protokoler yakni kata yang prinsip penuturan maupun penulisannya sesuai dengan kaidah-pendirian yang dibakukan.
Mengenai cara standar yang dibakukan disini adalah untuk menamakan EYD (Ejaan yang Disempurnakan), penyelenggaraan bahasa standar, dan juga kamus umum. Selama prolog nan digunakan telah sesuai dengan keseleo satu ataupun ketiganya, maka mutakadim mengaryakan kata baku.
2. Yus Rusyana
Pendapat nan kedua disampaikan maka itu Yus Rusyana nan tertuang di dalam siasat bertajuk
Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Melampaui kunci tersebut, Rusyana menjelaskan definisi perkenalan awal halal menurut pendapatnya.
Rusyana menjelaskan, kata lazim yakni satu bahasa yang dikodifikasikan, masin lidah, dan dijadikan komplet makanya masyarakat bahasa yang kian luas. Kata konvensional disebut juga dengan istilah bahasa standar dan bahasa standar.
3. Gorys Keraf
Gorys Keraf juga mendefinisi kata baku, dimana menurutnya kata sahih ialah bahasa yang dianggap dan masin lidah sebagai patokan umum bikin seluruh pendongeng bahasa itu. Alas kata yang tidak umum kemudian tidak bisa disebut bagaikan introduksi lazim.
4. Ernawati Waridah
Pendapat selanjutnya disampaikan oleh Ernawati Waridah, dalam bukunya yang berjudul
Pedoman Pengenalan Absah dan Tidak Baku. Ernawati menjelaskan kata resmi adalah ragam bahasa yang cara pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah-pendirian tolok.
Adapun standar yang dimaksudkan oleh Ernawati disini adalah mengacu pada qada dan qadar PUEBI (Pedoman Awam Ejaan Bahasa Indonesia), tata bahasa baku, dan lagi kamus masyarakat begitu juga KBBI.
5. Mulyono
Pendapat berikutnya adalah dari Mulyono, yang mengklarifikasi kata lumrah sebagai ragam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tentang ilmu pengetahuan. Polah bahasa baku kemudian menjadi ulah bahasa yang umum digunakan oleh masyarakat luas.
6. B. Havranek dan Vilem Mathesius
Oleh B. Havranek dan Vilem Mathesius juga menyampaikan pendapatnya dalam mendefinisikan kata baku, Keduanya menjelaskan alas kata resmi andai bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau teoretis oleh awam secara luas.
7. Dittmar
Melalui buku berjudul
Sociolinguistics A Critical Survey of Theory and Application, Dittmar menguraikan definisi kata biasa. Menurutnya, kata legal adalah kelakuan bahasa dari satu masyarakat bahasa yang disahkan sebagai norma keharusan bagi hubungan sosial atas dasar guna berbunga pihak-pihak dominan di internal masyarakat itu.
Pengabsahan terhadap kata lumrah disesuaikan dengan hasil pertimbangan pada aspek sosial dan politik. Sehingga didapatkan polah kata yang boleh dipahami dan digunakan dalam keseharian maka itu masyarakat luas.
8. Richard, Jhon dan Heidi
Pendapat berikutnya disampaikan oleh Richard, John, dan lagi Heidi melalui daya mereka yang berjudul
Logman Dictionary of Applied Linguistics. Ketiganya menjelaskan kata formal adalah ragam bahasa nan berstatus tahapan di intern suatu publik atau bangsa dan biasa didasarkan penutur asli nan bersopan santun di kerumahtanggaan bersabda dan menulis.
Melampaui sejumlah pendapat para ahli tersebut, maka pengertian prolog absah bisa disimpulkan perumpamaan ragam kata alias bahasa yang sudah sesuai dengan patokan masyarakat dan kemudian boleh digunakan dalam keseharian.
Baca Juga:
Kesalahan Pendayagunaan Ejaan
Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
Kesalahan Eksploitasi Kalimat Efektif
Kesalahan Pemanfaatan Fonem Benyot
Kesalahan Pendayagunaan Fonem Kapital
Rapi maupun Rapih?
Signifikasi Kata Tidak Biasa Menurut Para Ahli
Berikut pengertian prolog bukan absah dari para pakar:
1. Suharianto
Pendapat yang pertama disampaikan makanya Suharianto, yang menguraikan alas kata tidak halal adalah riuk satu variasi bahasa yang setia hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, adalah intern pemakaian bahasa tidak formal.
2. Alwasilah
Berikutnya ialah definisi yang disampaikan oleh Alwasilah, dimana kata tidak baku diartikan perumpamaan rancangan bahasa yang stereotip memakai kata-prolog atau kata majemuk, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan nan tidak resmi dipakai oleh mereka yang berpendidikan.
3. Crystal
Pendapat juru seterusnya adalah dari Crystal, yang mendefinisikan pembukaan bukan lazim sebagai gambar-bentuk bahasa nan tak menepati norma resmi, yang dikelompokkan sebagai sub lumrah atau nonbaku.
4. Richard, Jhon, dan Heidi
Richard, Jhon, dan kembali Heidi mengklarifikasi bahwa kata tidak lazim adalah bahasa nan digunakan n domestik berbicara dan menulis yang berlainan pengujaran, tatabahasa, dan kosakata dari bahasa standar berpunca suatu bahasa.
Kata enggak protokoler secara masyarakat kemudian bisa didefinisikan sebagai polah perkenalan awal maupun bahasa yang penulisan dan pengucapannya tak mengikuti sifat atau standar yang telah ditetapkan.
Dalam bahasa Indonesia, alas kata tidak baku ini tidak sesuai dengan EYD, PUEBI, atau KBBI. Tetapi, keberadaannya tetap ada dan menjadi bahasa tak formal yang bisa digunakan dalam keseharian kerjakan komunikasi non formal dan komunikasi di daerah.
Ciri-Ciri Kata Formal
Cak bagi mengerti lebih lanjut mengenai kata baku, maka Anda juga harus mengarifi bagaimana ciri-ciri kata baku. Ciri dari kata baku sangat berbeda bahkan dapat ditebak sekiranya suatu kata merupakan perkenalan awal baku. Berikut beberapa ciri-cirinya :
- Kata baku tidak dapat berubah setiap saat
- Bukan yakni bahasa percakapan sehari-musim
- Tidak terpengaruh bahasa asing
- Tidak terpengaruh bahasa distrik
- Memiliki minimum subjek dan predikat.
- Penggunaan perkenalan awal baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat
- Kata baku tidak mengandung faedah pleonasme (makin terbit apa yang diperlukan)
- Perkenalan awal baku punya keefektifan yang pasti tidak rancu
Pengertian Kata Tidak Protokoler
Kata tidak konvensional adalah alas kata nan digunakan enggak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa sudah ditentukan.
Umumnya perkenalan awal tak baku sering digunakan saat percakapan sehari-masa atau intern bahasa tutur. Bikin varietas prolog yang satu ini ternyata bisa muncul karena penggunaan bahasa yang salah dan terus diulang. Beberapa orang tidak dapat melepaskan nan mana kata resmi alias tidak.
Bahkan, beberapa khalayak keliru menganggap introduksi yang comar dipakai olehnya merupakan kata baku yang sesuai kaidah bahasa Indonesia. Peristiwa ini boleh menjadi kebiasaan nan buruk jika menggunakan kata-pengenalan secara tidak tepat. Terdapat faktor lain yang boleh membentangkan alas kata-pengenalan tidak baku yaitu :
- Menggunakan bahasa tidak memaklumi bentuk penulisan bermula perkenalan awal yang anda harapan.
- Menggunakan bahasa tidak menyunting kesalahan dari penggunaan suatu kata, itulah yang menyebabkan kata bukan baku caruk suka-suka.
- Ki terdorong oleh anak adam-orang bukan.
- Terbiasa / kebiasaan.
Baca juga :
Jangan Pangkal Ketik, Ini 5 Tips Mengidas Alas kata Saat Menulis Muslihat
100+ Contoh Nomina Lengkap dengan Klasifikasinya
110+ Contoh Verba Imperatif yang Baik dan Ter-hormat
21 Contoh Kalimat Tidak Efektif dan Perbedaannya dengan Kalimat Efektif
Ciri-Ciri Kata Tak Seremonial
Disini akan dijelaskan bagaimana ciri-ciri alas kata bukan baku seyogiannya dapat membedakan keduanya. Perbedaan berasal kedua alas kata tersebut dapat dilihat pada ciri-cirinya juga. Berikut adalah ciri-cirinya :
- Tidak mempunyai subjek atau predikat atau keduanya.
- Menggunakan kata-alas kata, frasa atau rancangan tak yang lain wajib.
- Dapat tergerak bahasa kewedanan atau bahasa asing
- Tergoyahkan maka itu jalan zaman
- Digunakan dalam pembicaraan leha-leha sehari-tahun
- Boleh dibuat maka dari itu siapa belaka sesuai keinginannya
- Ejaan yang digunakan tidak tepat atau tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
- Berwatak ambigu sehingga majuh terjadi salah penafsiran.
- Preposisi tidak digunakan dengan tepat.
Contoh Kata Stereotip dan Tidak Sah
Kerjakan ki mengasah juga perhatian terkait kedua jenis kata ini, berikut 300+ kata baku dan tidak biasa yang majuh dipakai dan mengalami kesalahan dalam praktiknya, prolog dibawah ini kami lansir dari situs lumrah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kbbi.web.id:
No. | Kata Protokoler | Kata Tak Resmi |
---|---|---|
1 | abc ✓ | abjat |
2 | advokat✓ | adpokat |
3 | adhesi ✓ | adesi |
4 | afdal ✓ | afdol |
5 | aktif ✓ | aktip |
6 | aktivitas ✓ | aktifitas |
7 | akuatik ✓ | aquatik |
8 | ambeien ✓ | ambeyen |
9 | alarm ✓ | alaram |
10 | ambulans ✓ | ambulan |
11 | amendemen ✓ | amandemen |
12 | amfibi ✓ | ampibi |
13 | amonia ✓ | amoniak |
14 | analisis ✓ | analisa |
15 | andal ✓ | handal |
16 | antre ✓ | antri |
17 | apotek ✓ | apotik |
18 | artefak ✓ | artifak |
19 | asas ✓ | azas |
20 | astronout ✓ | astronot |
21 | asyik ✓ | asik |
22 | ateis ✓ | atheis |
23 | ateisme ✓ | atheisme |
24 | atlet ✓ | atlit |
25 | angkasa luar ✓ | atmosfir |
26 | autentik ✓ | otentik |
27 | azan ✓ | adzan |
28 | balig ✓ | baligh |
29 | balsam ✓ | balsem |
30 | baterai ✓ | baterei |
31 | berandal ✓ | brandal |
32 | berantas ✓ | brantas |
33 | berengsek ✓ | brengsek |
34 | nanang ✓ | berfikir |
35 | berkewajiban ✓ | bertanggungjawab |
36 | bolpoin ✓ | bolpen |
37 | brankas ✓ | berankas |
38 | bujet ✓ | budget |
39 | boling ✓ | bowling |
40 | boraks ✓ | borax |
41 | bus ✓ | bis |
42 | cabai ✓ | cabe |
43 | gapai ✓ | capek |
44 | cecak ✓ | cicak |
45 | cedera ✓ | cidera |
46 | cendekia ✓ | cendikia |
47 | jauhari ✓ | cendikiawan |
48 | cendera alat penglihatan ✓ | cenderamata |
49 | cengkerama ✓ | cengkrama |
50 | cengkih ✓ | cengkeh |
51 | cokelat ✓ | coklat |
52 | daftar ✓ | daptar |
53 | dahsyat ✓ | dasyat |
54 | terlampau ✓ | suntuk |
55 | darmasiswa ✓ | darma pelajar |
56 | darmawisata ✓ | darma wisata |
57 | dasbor ✓ | dasbord |
58 | debitur ✓ | debitor |
59 | detail ✓ | detil |
60 | detergen ✓ | deterjen |
61 | digit ✓ | dijit |
62 | diagnosis ✓ | diagnosa |
63 | diferensial ✓ | differensial |
64 | dolar ✓ | dollar |
65 | doping ✓ | dopping |
66 | dram / lembah ✓ | drem |
67 | durian ✓ | duren |
68 | efektif ✓ | efektip |
69 | eksplisit ✓ | explisit |
70 | eksponen ✓ | eksponent |
71 | ekspor ✓ | eksport |
72 | ekspres ✓ | expres |
73 | ekstra ✓ | extra |
74 | radikal ✓ | ekstrim |
75 | ekuivalen ✓ | ekuifalen |
76 | elite ✓ | elit |
77 | embus ✓ | tiup |
78 | esai ✓ | esei |
79 | faksimile ✓ | faksimili |
80 | februari ✓ | pebruari |
81 | figur ✓ | figure |
82 | fondasi ✓ | pondasi |
83 | konvensional ✓ | formil |
84 | fosfor ✓ | pospor |
85 | foto ✓ | photo |
86 | fotokopi ✓ | photokopi |
87 | fotosintesis ✓ | fotosintesa |
88 | fotomodel ✓ | foto-sempurna |
89 | fraksinasi ✓ | fraksinase |
90 | frasa ✓ | frase |
91 | frekuensi ✓ | frekwensi |
92 | gaib ✓ | ghaib / ghoib |
93 | gangster ✓ | gengster |
94 | galang ✓ | ganjel |
95 | jelingah ✓ | gatel |
96 | gelora ✓ | glora |
97 | geladi ✓ | gladi |
98 | genius ✓ | jenius |
99 | gereget ✓ | greget |
100 | gizi ✓ | giji |
101 | gua ✓ | goa |
102 | gubuk ✓ | gubug |
103 | gudeg✓ | gudek |
104 | perkataan nabi✓ | hadist |
105 | hafal ✓ | hapal |
106 | hakikat ✓ | hakekat |
107 | hangus ✓ | angus |
108 | hektare ✓ | hektar |
109 | herpes ✓ | herves |
110 | heterografi ✓ | hetrografi |
111 | hipotesis ✓ | hipotesa |
112 | histori ✓ | history |
113 | idiil ✓ | idil |
114 | ihram ✓ | ikhram |
115 | ijazah ✓ | ijasah |
116 | ikhlas ✓ | iklas / ihlas |
117 | imbau ✓ | himbau |
118 | impor ✓ | import |
119 | indra ✓ | indera |
120 | jera ✓ | insyaf |
121 | intens ✓ | inten |
122 | inti pati ✓ | intisari |
123 | seropot ✓ | hisap |
124 | isra ✓ | isra’ |
125 | istigfar ✓ | istighfar |
126 | candik ✓ | isteri |
127 | intermeso ✓ | intemezo |
128 | izin ✓ | ijin |
129 | jadwal ✓ | jadual |
130 | jagat ✓ | dunia semesta |
131 | jaiz ✓ | jais |
132 | jasad ✓ | jasat |
133 | jemaah ✓ | jamaah |
134 | jenazah ✓ | jenasah |
135 | jenderal ✓ | jendral |
136 | judo ✓ | yudo |
137 | jumat ✓ | jum’at |
138 | junior ✓ | bau kencur |
139 | juri ✓ | yuri |
140 | kaidah ✓ | kaedah |
141 | kiblat ✓ | kaabah / ka’bah |
142 | kanker ✓ | kangker |
143 | karena ✓ | karna |
144 | pegangan ✓ | karir |
145 | karisma ✓ | kharisma |
146 | pawai ✓ | karnafal |
147 | kasrah ✓ | kasroh |
148 | katalisis ✓ | katalisa |
149 | katapel ✓ | ketapel |
150 | kategori ✓ | katagori |
151 | kebun ✓ | kebon |
152 | kedaluwarsa ✓ | kadaluarsa / kadaluwarsa |
153 | polong ✓ | kedelei |
154 | kelengkeng ✓ | klengkeng |
155 | kendur ✓ | kendor |
156 | khatam ✓ | katam / hatam |
157 | buncah ✓ | kuatir |
158 | ceramah ✓ | khutbah |
159 | buya ✓ | kyai |
160 | klien ✓ | client |
161 | kliping ✓ | keliping |
162 | kloter ✓ | keloter |
163 | koboi ✓ | koboy |
164 | membahu ✓ | komersil |
165 | kompleks ✓ | komplek |
166 | komplet ✓ | komplit |
167 | senat ✓ | konggres |
168 | konsumtif ✓ | konsumtip |
169 | pengharmonisan ✓ | koordinir |
170 | korsleting ✓ | konsleting |
171 | kosa kata ✓ | khazanah kata |
172 | kreatif ✓ | kreatip |
173 | kreativitas ✓ | kreatifitas |
174 | kreditur ✓ | kreditor |
175 | kualifikasi ✓ | kwalifikasi |
176 | kualitas ✓ | kwalitas |
177 | kuantitatif ✓ | kwantitatif |
178 | kuitansi ✓ | kwitansi |
179 | cap ✓ | lebel |
180 | lafal ✓ | lapal |
181 | legalisasi ✓ | legalisir |
182 | lembab ✓ | lembek |
183 | litosfer ✓ | litosfir |
184 | gaung ✓ | lobang |
185 | lepas ✓ | maap |
186 | diversifikasi ✓ | macem |
187 | magrib ✓ | maghrib |
188 | maksimum ✓ | maximum |
189 | mangkuk ✓ | mangkok |
190 | mantra ✓ | mantera |
191 | massal ✓ | masal |
192 | masjid ✓ | mesjid |
193 | memengaruhi ✓ | mempengaruhi |
194 | mengonsumsi ✓ | mengkonsumsi |
195 | mengubah ✓ | merubah |
196 | menteri ✓ | mentri |
197 | menyontek ✓ | mencontek |
198 | merek ✓ | merk |
199 | mesosfer ✓ | mesosfir |
200 | meterai ✓ | materai |
201 | metode ✓ | metoda |
202 | mikraj ✓ | mi’raj |
203 | misi ✓ | missi |
204 | miliar ✓ | miliyar |
205 | mulia ✓ | mulya |
206 | juragan kapal ✓ | nahkoda |
207 | napas ✓ | nafas |
208 | narasumber ✓ | nara sumber |
209 | ular-ular ✓ | nasehat |
210 | daerah ✓ | negri |
211 | neto ✓ | netto |
212 | nomor ✓ | nomer |
213 | nonblok ✓ | non-blok |
214 | nonmiliter ✓ | non militer |
215 | notula ✓ | notulen |
216 | november ✓ | nopember |
217 | objek ✓ | obyek |
218 | objektif ✓ | obyektif |
219 | oke ✓ | ok |
220 | omzet ✓ | omset |
221 | organisasi ✓ | organisir |
222 | orisinal ✓ | orisinil |
223 | paham ✓ | faham |
224 | pahit ✓ | pait |
225 | palem ✓ | palm |
226 | pancuran ✓ | pancoran |
227 | ketidaktetapan ✓ | paradox |
228 | pascapanen ✓ | pasca penuaian |
229 | pascaperang ✓ | pasca perang |
230 | pascasarjana ✓ | pasca intelektual |
231 | paspor ✓ | pasport |
232 | pedas ✓ | pedes |
233 | permak✓ | vermak |
234 | pensil ✓ | pinsil |
235 | persepsi ✓ | presepsi |
236 | perspektif ✓ | perespektif |
237 | pikir ✓ | fikir |
238 | prancis ✓ | perancis |
239 | presidensial ✓ | presidental |
240 | produktif ✓ | produktip |
241 | kapasitas ✓ | produktifitas |
242 | antaran ✓ | projek |
243 | provinsi ✓ | propinsi |
244 | putra ✓ | putera |
245 | putri ✓ | puteri |
246 | alquran ✓ | qur’an |
247 | ramai ✓ | rame |
248 | beres ✓ | rapih |
249 | rapor ✓ | raport |
250 | reaumur ✓ | reamur |
251 | respons ✓ | respon |
252 | resistans ✓ | tahan |
253 | reumatik ✓ | rematik |
254 | perut ✓ | rejeki |
255 | rezim ✓ | resim |
256 | risiko ✓ | resiko |
257 | roboh ✓ | rubuh |
258 | roh ✓ | ruh |
259 | halal ✓ | sohih |
260 | saksama ✓ | seksama |
261 | sambal ✓ | sambel |
262 | sanksi ✓ | skeptis |
263 | satra ✓ | sastera |
264 | satai ✓ | sate |
265 | cakap angin ✓ | saos |
266 | sekadar ✓ | sekedar |
267 | sekretaris ✓ | sekertaris |
268 | taplak ✓ | seprei |
269 | setrika ✓ | seterika / strika |
270 | sintesis ✓ | sintesa |
271 | sopir ✓ | supir |
272 | penyeragaman ✓ | standarisasi |
273 | statosfer ✓ | statosfir |
274 | subjek ✓ | subyek |
275 | angket ✓ | survey |
276 | tali ✓ | sutera |
277 | swiss ✓ | swis |
278 | saksi ✓ | sahid |
279 | syawal ✓ | sawal |
280 | teknik ✓ | tehnik |
281 | teladan ✓ | tauladan |
282 | telepon ✓ | telpon |
283 | tenteram ✓ | tentram |
284 | termosfer ✓ | termosfir |
285 | kapok ✓ | taubat |
286 | transpor ✓ | transport |
287 | triliun ✓ | triliyun |
288 | tripleks ✓ | triplek |
289 | piala ✓ | tropi |
290 | umrah ✓ | umroh |
291 | onta ✓ | onta |
292 | urgen ✓ | urgent |
293 | kemih ✓ | urin |
294 | ustaz ✓ | ustadz |
295 | tunggakan ✓ | hutang |
296 | tipe ✓ | varietes / varitas |
297 | wali kota ✓ | walikota |
298 | yogyakarta ✓ | jogjakarta |
299 | yudikatif ✓ | judikatif |
300 | zaman ✓ | jaman |
301 | zamrud ✓ | jamrud |
302 | zamzam ✓ | zam-zam |
Sehabis mempelajari peristiwa di atas, diharapkan Kamu dapat menentukan penggunaan alas kata legal dan kata tidak halal secara tepat. Beliau harus tahu, memperalat kata apa detik berurusan dengan sesuatu yang lumrah. Dan saat sifatnya non sahih atau pribadi harus menggunakan barang apa, itu harus Anda pahami baik-baik.
Selanjutnya, Ia dapat mempelajari kalimat efektif dan tak efektif, karena akan sangat erat kaitannya dengan kata baku dan bukan legal. Semoga ulasan ini bermanfaat!
Baca lagi artikel yang lain :
Cara Cek Kesalahan Prolog (Typo & Kata Seremonial) Melangkahi Google Doc
Penggunaan Alas kata Di Yang Benar
Pembukaan Majemuk: Signifikansi, Ciri-Ciri, dan Pola Lengkapnya
Tata Mandu Penulisan Huruf Yang Baik dan Sopan
6 Jenis Gugus kalimat yang Terbiasa Diketahui
Pengertian Akronim, Jenis-Jenis dan Contoh Cermin
Signifikansi Kata Ganti, Jenis-Jenis, Contohnya
Pengertian Konjungsi, Fungsi, Macam-Macamnya
Pengertian Kata ganti, Jenis-Jenis, dan Contohnya
Denotasi Kata Serapan dan Contoh Lengkapnya
Pengertian Kata Basyar dan Contoh Lengkapnya
Konotasi Introduksi Majemuk dan Ideal Lengkapnya
Macam-Variasi Kata kerja dan Sempurna Lengkapnya
Source: https://penerbitdeepublish.com/kata-baku-dan-tidak-baku/
Posted by: gamadelic.com