Nama Penjahit Bendera Merah Putih

Lampusatu.com
– Fatmawati Soekarno. Nama Istri presiden permulaan RI ini lain bisa dilepaskan rekata kita mengingat perjuangan tadinya kemerdekaan Indonesia plong 1945.

Sreg masa ini, Indonesia akan merayakan HUT ke-75 pada Senin (17/8/2020).

Umbul-umbul Merah Safi pun start berkibar di seluruh penjuru area.

Yakni Fatmawati, ulam-ulam Presiden Soekarno, orang di pencong standard Biram Nirmala yang berkibar saat kabar kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Fatmawati dilahirkan pada 5 Februari 1923 di Bengkulu.

Ketika ia lahir, ada dua nama yang akan diberikan kepadanya, yaitu Fatimah nan berarti bunga teratai dan Siti Djabaidah, yang diambil dari jenama salah satu gula-gula Nabu Muhammad SAW.

Kedua nama itu ditulis pada dua carik kertas kemudian digulung dan diundi.

Seleksian pun drop kepada label Fatimah, logo yang kita kenal sampai momen ini.

Buku harian Kompas, 16 Mei 1980 memberitakan, Fatmawati pertama barangkali antuk dengan Bung Karno pada 1938.

Detik itu, ia diajak oleh ayahnya Hassan Din untuk menemui Bung Karno yang tengah dibuang ke Bengkulu.

“Cinta puas penglihatan purwa” mungkin ungkapan nan tepat untuk menguraikan awal munculnya semen burung laut di antara Bung Karno dan Ibu Fatmawati.

“Masih kuingat aku mengenakan baju kurung merah hati dan tutup kepala voile kuning dibordir,” kata Fatmawati detik menyantirkan pertemuan pertamanya itu kerumahtanggaan siasat yang ditulisnya, Karangan Katai Bersama Bung Karno (1970).

Persuaan itu menggetarkan hati Bung Karno dan ingin menikahi Fatmawati.

Hal tersebut disampaikan sederum maka dari itu Bung Karno dua tahun kemudian, ketika Fatmawati meminta nasihatnya sehubungan dengan adanya seseorang nan meminangnya.

Fatmawati pula akhirnya menikah dengan Bung Karno pada Juli 1943.

Pengibaran bendera ahmar putih pertama waktu 1945 .

Kisah menjahit bendera

Setahun setelah pernikahannya itu, Jepang menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia.

Duaja Abang Putih juga bisa dikibarkan dan lagu kewarganegaraan Indonesia Raya diizinkan berkumandang.

Fatmawati kemudian berpikir bahwa memerlukan bendera Merah Putih untuk dikibarkan di Pegangsaan 56.

Presiden Soekarno dan Ibu Fatmawati
“Pada perian itu tidak mudah untuk mendapatkan tiras merah dan nirmala di luar,” tulis Chaerul Basri privat artikelnya “Merah Putih, Ibu Fatmawati, dan Bangunan Embaran” yang dimuat di Harian Kompas, 16 Agustus 2001.

“Produk-barang lepasan impor semuanya berada di tangan Jepang, dan kalau lagi ada di luar, untuk mendapatkannya harus dengan berbisik-bisik,” tulisnya.

Berkat bantuan Shimizu, orang nan ditunjuk oleh Pemerintah Jepang sebagai pialang intern perundingan Jepang-Indonesia, Fatmawati akhirnya mendapatkan perca merah dan tulen.

Shimizu mengusahakannya dulu seorang majikan Jepang, yang mengepalai gudang di Gerbang Air di depan keluaran Film Capitol.

Kalimantang itulah yang berkibar di Pegangsaan Timur saat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

“Ibu Fatmawati menjelaskan kepada Shimizu bahwa pan-ji-panji Merah Putih nan mula-mula kali dikibarkan di Gedung Pegangsaan Timur kainnya berasal dari Shimizu. Dan satu-satunya cemping Biram Putih yang diberikan Shimizu kepada Ibu Fatmawati adalah bendera yang berasal bermula Gedung Pintu Air itu,” catat Chaerul.

Bondan Winarno internal “Berkibarlah Benderaku, Tradisi Pengibaran Bendera Peninggalan” (2003), menuliskan,

Fatmawati menghabiskan waktunya untuk tisik bendera itu dalam kondisi fisik yang sepan rentan.

Pasalnya, Fatmawati saat itu sedang hamil tua dan sudah waktunya untuk melahirkan putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.

Tidak jarang, ia melimpahkan air mata kala menjahit liwa itu.

“Berulangkali saya mengucurkan air netra di atas bendera nan medium saya jahit itu,” pengenalan Fatmawati internal buku itu.

“Menjelang kelahiran Guntur, saat kehidupan makanan telah mencukupi bulannya, saya paksakan diri tisik umbul-umbul Merah putih. Saya jahit berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan dengan tangan saja. Sebab sinse melarang saya menggunakan kaki bakal menggerakkan mesin jahit,” sambungnya.

Meninggal dunia

Fatmawati meninggal dunia puas sukma 57 tahun di Ambang Lunau saat dalam perjalanan pulang dari setelah melangsungkan ibadah umrah pada 1980 akibat serangan jantung.

Fatmawati mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintah plong tahun 2000, dua puluh tahun setelah wafatnya.

Pemberian gelar pahlawan itu beralaskan Keputusan Presiden Nomor 118/TK/2000.

Mengutip Harian Kompas, 9 November 2000, gadis Fatmawati, Sukmawati Soekarnoputri, menilai, hadiah gelar pahlawan kebangsaan kepada ibunya termasuk primitif.

Sumber : Sosok.id.

Source: https://www.lampusatu.com/headline/ibu-negara-pertama-republik-indonesia-penjahit-bendera-sang-saka-merah-putih-sebelum-proklamasi-kemerdekaan/

Posted by: gamadelic.com