Nama Alat Musik Sumatera Barat
Mengulas alat-alat musik tradisional Sumatera Barat yang hingga kini masih abadi dan digunakan dalam berbagai acara dan kesenian.
Sumatera Barat ialah salah suatu wilayah Provinsi di Indonesia nan ialah bagian dari Pulau Sumatera. Wilayah ini adalah apartemen cak bagi etnis Minangkabau, meskipun wilayah resan Minang sendiri kian luas bersumber provinsi eksekutif Provinsi Sumatera Barat.
Tanya kebudayaan, Sumatera Barat juga memiliki berbagai kesenian, arsitektur, makanan khas, hingga berupa dagangan seperti senjata dan alat musik tradisional. Dengan kebaikan dan keunikan partikular tentunya, kebudayaan Sumatera Barat perlu mudah-mudahan bagi dipelajari.
Pada artikel kali ini, kita akan sedikit mengulas alat-radas nada tradisional Sumatera Barat yang setakat kini masih lestari dan digunakan intern berbagai programa dan kesenian. Inilah 14 alat musik tradisional Sumatera Barat, mari berlatih!
Baca juga: Mengenal 13 Perangkat Musik Tradisional Sumatera Lor yang Khas dan Kaya
1. Alat Musik Serunai
Organ musik serunai diduga berakar dari alat musikshenainan berasal bermula Drum Kashmir di dataran India Utara. Dari sanalah unjuk postulat bahwa serunai merupakan perkembangan dari shenai nan digunakan dalam irama tradisional penarik ular di India karena bentuknya yang mirip.
Perlengkapan musik serunai begitu dikenal dari kawasan gunung-gemunung sebatas tepi laut Sumatera Barat. Misalnya provinsi Luhak Nan Tigo nan mencakup Agam, Tanah Ki boyak, dan Limo Puluah Koto. Sedangkan daerah pesisir mencakup sepanjang pantai Samudera Hindia.
Sasaran nan digunakan dalam serunai biasanya terdiri dari batang padi, kayu atau awi, tanduk kerbau atau daun kelapa. Pada bagian penata bunyi kebanyakan terbuat mulai sejak bulan-bulanan kayu bambu blantik ataupun capo ringkik, sejenis perdu nan kayunya dikenal keras semata-mata lunak di bagian dalamnya sehingga mudah dilubangi.
Batang serunai umumnya n kepunyaan janjang 20 cm sebesar ukuran biang jari orang dewasa, pun memiliki 4 lubang nan berfungsi sebagai pengatur irama. Nada yang digunakan adalah pentatonis nan biasa digunakan plong perabot musik beradab.
Dalam penggunaannya, puput serunai biasa digunakan dalam bermacam-macam acara adat, sama dengan perkawinan, perhelatan penghulu, dan lainnya. Selain itu juga burung laut dimainkan maka itu perorangan dengan santai di tengah pekerjaannya di ladang atau sawah.
2. Peranti Musik Celempong
Celempong merupakan alat musik tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya mirip dengan instrumen musik bonang dalam radas klonengan Jawa. Alat musik ini kebanyakan terbuat dari metal kuningan, di samping ada bilang yang terbuat bersumber kayu dan batu.
Talempong berbentuk seperti mana mangkuk buntak dengan diameter 15 sampai 17,5 cm. Sreg putaran bawah mangkuk berlubang, sementara itu pada bagian atasnya terletak paksi cembung berdiameter 5 cm bak bekas pemukul.
Dalam tradisi Sumatera Barat, celempong legal digunakan lakukan mengiringi berbagai kesenian seperti Tari Piring dan Tari Pasembahan. Selain itu pun digunakan sebagai iringan musik internal penungguan tamu istimewa.
3. Gawai Musik Bansi
Bansi adalah alat musik tiup seperti mana saluang, semata-mata dengan ukuran yang lebih pendek dan memiliki 7 gua. Panjangnya minus lebih 33,5 hingga 36 cm, dengan diameter 2,5 sampai 3 cm. Kunarpa bansi biasa dibuat berpangkal bahan broker (bambu tipis) atau sariak (sepertalian bambu kecil dan tipis).
Dibandingkan dengan alat musik tradisional Sumatera Barat, bansi punya nada yang lebih lengkap karena terwalak terowongan nada yang kian lengkap. Skala irama nan digunakan perlengkapan musik ini yaitu pentatonis andai nada kriteria, sehingga boleh digunakan dalam musik-nada tradisional dan modern.
4. Pupuik Kunarpa Pari
Pupui Batang Padi adalah alat musik tradisional catut muncul dan berkembang di provinsi Agam, Sumatera Barat. Alat musik ini memang terbuat berbunga ruas bangkai padi yang mutakadim tua dan berbuku.
Proses pembuatannya ternilai lewat primitif. Bangkai padi nan sudah jompo dipecah dengan lever-lever di karib pangkal bukunya, retakan jenazah tersebut akan membentuk semacam pita suara nan menghasilkan bunyi. Detik ditiup, lin tersebut dapat menghasilkan bunyi nan menengking.
Walaupun hanya terbuat berbunga batang padi, radas irama ini telah menjadi bagian mulai sejak hiburan awam yang menyemarakkan vitalitas masyarakat Sumatera Barat.
5. Pupuik Tanduak
Pupuik Tanduak adalah alat musik tiup yang seremonial digunakan bak pertanda adanya pengumuman dari pemuka kepada warga kampung di Minangkabau. Detik ditiup, suara yang dihasilkan puput ini menyerupai suara miring terompet yang melengking.
Uniknya, proses pembuatan pupuik tanduak yaitu dengan menyelit ujung cula sehingga membentuk sinus sampai ke pangkalnya. Alat sederhana ini n kepunyaan nada partikular. Fungsinya bertambah dominan andai isyarat warta untuk masyarakat, biasa juga dibunyikan sebagai tanda turut perian sholat khususnya Shubuh dan Maghrib.
6. Radas Nada Saluang
Saluang merupakan perangkat musik hembus yang muncul dan berkembang di masyarakat Minangkabau. Gawai irama ini terbuat berpangkal racikan bambu seleksian dengan diameter sekitar 2-3 cm dan panjang lebih sedikit 90 cm.
Bentuknya suntuk identik dengan seruling atau flute, hanya semata-mata radiks rincihan bambu pada saluang tidak ditutup sama dengan bangsi atau flute pada umumnya, alias ujung dan pangkalnya bolong.
Alat nada saluang biasa digunakan buat mengiringi dendang atau nyanyian nan umumnya dituturkan beberapa wanita. Dendang biasanya berisi ular-ular-selang atau gurauan yang esensial.
Perkakas musik saluang memiliki sejumlah jenis yang dibedakan berdasarkan asal dan budaya masyarakat setempat. Bilang jenis nan paling naik daun adalah Saluang Sirompak, Saluang Pauah, dan Saluang Darek.
7. Alat Musik Rabab
Rabab ataupun rebab selayaknya alat irama gesek yang sudah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Cara memainkannya juga tak beda jauh dengan alat musik gesek lega galibnya.
Dalam adat istiadat Sumatera Barat, perabot musik rabab seremonial digunakan dalam pagelaran hiburan rakyat untuk mendukung meramaikan suasana acara. Lamun yaitu alat irama adaptasi, rabab taat boleh diterima di Sumatera Barat.
Baca kembali: Mengenal 14 Alat Musik Tradisional dari Riau nan Unik dan Khas
8. Instrumen Musik Kateuba
Kateuba merupakan organ musik tradisional sejenis gendang berkepala tunggal yang berpunca mulai sejak Kepuluauan Mentawai. Alat musik ini terbuat berbunga kusen, kulit binatang, dan rotan. Kateuba biasa digunakan di berbagai kesenian dalam upacara adat dan hiburan sehari-waktu.
9. Perangkat Irama Adok
Adok merupakan alat nada pukul nan bermula dari awam Minangkabau, Sumatera Barat. Bentuknya begitu juga kerucut yang dipotong dengan format diameter sekitar 30 sampai 50 cm. Perangkat irama ini memiliki satu muka yang terbuat terbit semacam selaput yang dapat menghasilkan bunyi jika dipukul.
10. Aguang (Gong)
Gong yakni perlengkapan musik pukul nan populer di wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong banyak digunakan dalam radas musik tradisional di berbagai kawasan di Indonesia.
Dalam publik Minang, gong dikenal dengan istilah ‘aguang’. Bentuk aguang pun begitu juga yang ada di daerah-daerah tidak, seperti mana Melayu, Sunda, dan Jawa.
11. Gajeuma
Gajeuma adalah organ musik tradisional nan terbuat dari kayu dan kulit
bate
(biawak). Bentuknya menyerupai kentongan, dengan kayu berbentuk bumbung umpama awak utama perlengkapan nada, dan pada adegan atas ditutup dengan kulit bate laksana sumber suara.
Alat nada gajeuma dimainkan dengan cara dipukul menggunakan jemari dan punggung tangan. Permainan perabot musik ini akan makin menarik apabila antar pemain memainkan ritme yang farik.
Menurut masyarakat Tungkai Mentawai, gajeuma dipercaya memiliki lambang kemangkakan dan kesakralan. Kebanggaan yang dimiliki oleh anggota dilambangkan dengan suara nyaring nan dihasilkan oleh alat ini. Tentatif kesakralan karena gajeuma lazim digunakan kerumahtanggaan acara-program resan dan ritual.
12. Tambua
Tambua adalah sebangsa alat nada rebana yang berpunca terbit masyarakat Suku Minangkabau. Privat sajiannya, alat irama ini biasanya dimainkan makanya enam orang yang mengenakan gaun resan Minangkabau.
Permainan tambua juga kerap dimainkan dan dipadukan dengan alat nada lain sebagai halnya tassa dan celempong. Dengan begitu, suara miring musik yang dihasilkan akan lebih riuh-rendah dan megah.
Organ musik tambua biasanya terbuat pecah tabung gawang berukuran besar. Tingginya sekeliling 75 cm dan diameter selebar 50 cm. Buat ketebalan papan dapat bervariasi menyesuaikan bunyi yang ingin dihasilkan. Namun rata-rata berukuran 1,5 cm sehingga menghasilkan suara nan nyaring.
Bumbung besar tersebut kemudian ditutup dengan indra peraba wedus yang dikaitkan dengan lempoyan tali. Bentuknya menyerupai beduk masjid, namun dengan ukuran nan lebih kecil.
13. Tansa
Tansa yakni organ musik tradisional yang berbentuk seperti bejana atau kuali dengan diameter 14 dim. Alat musik ini terbuat mulai sejak alumunium yang permukaannya ditutup dengan indra peraba tipis.
Puas perian tinggal, pembuatan perkakas musik tansa menunggangi kulit kijang. Namun seiring dengan urut-urutan zaman, penggunaan kulit kijang digantikan dengan plastik mika/lembah head.
Meski begitu, tansa masih tercatat dalam alat musik tradisional.
14. Panai/Panai
Dulang sebenarnya adalah alat yang digunakan sebagai wadah makanan yang terbuat dari tembaga. Namun perlengkapan ini kerap difungsikan andai alat musik bagi mengiringi puji-pujian dan dakwa menghafaz Halikuljabbar nan kemudian dikenal dengan istilah Selawat Dulang kapan acara pernikahan atau peringatan hari raya Islam.
Baca juga:Mengenal 11 Alat Irama Tradisional dari Aceh nan Kuat Hingga kini
Referensi:
- https://budaya-indonesia.org/
Source: https://gasbanter.com/alat-musik-tradisional-sumatera-barat/
Posted by: gamadelic.com
