Menstruasi Terjadi Karena Menurunnya Hormon
Rentang siklus menstruasi wanita dapat farik-beda. Ada yang rutin haid setiap 21—35 hari sekali, hanya ada pula yang lebih cepat atau lambat daripada itu. Sepanjang siklus tersebut, ada proses yang terjadi secara bertahap di dalam rahim. Inilah yang kemudian disebut dengan fase menstruasi. Apa doang fase atau tahap intern siklus menstruasi?
Fase menstruasi yang terjadi pada setiap siklus
Lega dasarnya, dalam suatu siklus menstruasi (haid) tiap bulan, tubuh wanita mempersiapkan dirinya untuk menghadapi prospek kehamilan.
Setiap bulan, ovarium akan mengasingkan bui telur privat proses nan disebut ovulasi. Pada ketika nan sepadan, transisi hormon akan membantu mempersiapkan rahim sebagai bibit buwit tempat buat bayi bersemi dan berkembang.
Jika kurungan telur mutakadim lepas dan lain ronda dibuahi, lapisan makanan yang tadinya dipersiapkan bikin kehamilan akan luruh. Meluruhnya saduran rahim melalui vagina inilah nan disebut dengan menstruasi.
Selama proses tersebut, terserah 4 pangkat atau fase menstruasi nan umum terjadi. Memafhumi fase-fase ini boleh kondusif Sira memprediksi pada saat haid pun sreg rembulan berikutnya.
Cak bagi Anda yang cak hendak memiliki anak, memahaminya boleh kondusif Anda mengetahui tahun minimum subur lakukan mulai merencanakan kehamilan.
Meski begitu, panjang setiap fase alias tingkatan haid bisa berbeda antara satu wanita dengan yang lainnya. Panjangnya fase menstruasi lega satu wanita juga bisa berubah seiring berjalannya waktu.
Berikut adalah 4 tahap atau fase menstruasi yang umum terjadi pada wanita setiap bulannya.
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi dimulai ketika sel telur yang dikeluarkan ovarium berbunga siklus sebelumnya tidak dibuahi. Keadaan ini membuat garis hidup estrogen dan progesteron jebluk.
Lapisan rahim yang menguat dan sudah dipersiapkan bakal kondusif kehamilan pun bukan lagi dibutuhkan.
Akibatnya, lapisan peranakan ini luruh dan keluar internal bentuk talenta yang disebut dengan menstruasi. Selain pembawaan, vagina lagi akan membebaskan lendir dan jaringan lambung.
Lega tahap ini, Kamu juga akan mengalami bermacam-macam gejala menstruasi nan bisa dirasakan berbeda oleh tiap wanita, seperti berikut ini.
- Spasmus tembolok.
- Payudara terasa kencang dan gempa bumi.
- Perut rangkiang.
-
Mood
atau suasana hati mudah berubah. - Mengidam rezeki.
- Jerawat.
Dalam suatu siklus, menstruasi galibnya berlangsung selama 3—7 musim. Namun, sebagian wanita pun bisa mengalami haid kian berpangkal 7 hari.
2. Fase folikuler (pra-ovulasi)
Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai pada masa mula-mula menstruasi. Pada hari permulaan Engkau haid alias menstruasi, hormon perangsang folikel (FSH) mulai meningkat.
Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari dan melepas zat kimia nan disebut dengan hormon pelepas gonadotropin (GnRH).
GnRH mendorong pelepasan hormon LH dan FSH. Hormon FSH yang dilepas pada fase ini bertugas merangsang indung telur menghasilkan 5—20 kantong boncel nan disebut folikel.
Setiap folikel mengandung sel telur yang belum menguning. Internal prosesnya, hanya satu folikel yang akan menguning menjadi telur, padahal nan lainnya mati.
Proses ini umumnya terjadi pada hari ke-10 berpunca 28 hari siklus menstruasi Engkau. Namun, wanita lain dapat mengalaminya lebih cepat atau lambat hingga hari ke-14.
Folikel yang masak kemudian akan memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan rahim seumpama persiapan kehamilan.
3. Fase ovulasi
Meningkatnya kadar hormon estrogen sejauh fase folikel memicu pelampiasan hormon luteinizing (LH). Peningkatan kadar LH inilah nan kemudian merangsang terjadinya ovulasi.
Adapun ovulasi galibnya terjadi di medio siklus, yaitu pada hari ke-14 dari siklus menstruasi 28 tahun.
Sel telur nan dilepas pada proses ovulasi kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim kerjakan dibuahi maka itu mani.
Tahun spirit hotel prodeo telur ini umumnya doang sekitar 24 jam untuk hingga berbenturan sperma. Setelah 24 jam, ovum yang enggak berlanggar sperma akan mati.
Inilah mengapa fase ovulasi ialah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang siklus menstruasi untuk Engkau berkesempatan hamil.
Ketika ovulasi, wanita lazimnya mengalami bermacam ragam label atau gejala, sebagai halnya keputihan yang kental dan bening serta suhu tubuh nan sedikit meningkat.
4. Fase luteal (pramenstruasi)
Saat folikel menyingkirkan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen.
Kenaikan hormon pada fase ke-4 menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan kas dapur taat menebal dan siap bagi ditanamkan telur nan sudah lalu dibuahi.
Jika aktual hamil, jasmani akan menghasilkan
human chorionic gonadotropin
(hCG). Hormon inilah nan terdeteksi n domestik tes air kencing kehamilan untuk dinyatakan positif hamil.
Sahaja, jikalau Engkau tidak hamil, korpus luteum akan berkurang dan antap. Kadar estrogen dan progesteron pun perlahan menurun sehingga membuat lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh.
Apabila tidak hamil, puas fase ini Dia akan mengalami sindrom pramenstruasi (PMS) dengan gejala, seperti lindu atasan, perubahan
mood,
atau perut kembung.
Fase luteal biasanya berlangsung pada sekitar hari ke-15 menjejak-28 dari siklus menstruasi normal Anda.
Hormon yang berperan pada fase siklus menstruasi
Pada setiap fase siklus menstruasi di atas, hormon-hormon internal awak memainkan peran berfaedah privat mengaturnya. Barang apa sahaja hormon-hormon tersebut?
Berikut merupakan hormon-hormon yang dolan mengatur fase menstruasi wanita.
1. Estrogen
Hormon estrogen bertugas mematangkan kerangkeng telur sebelum ovulasi serta bermain intern pertumbuhan lapisan rahim manfaat mempersiapkan peluang kehamilan.
Mengabarkan Cleveland Clinic, kadar estrogen akan melandai drastis ketika kehamilan tidak terjadi (sel telur enggak dibuahi), nan kemudian terjadi menstruasi.
Hanya, jika hotel prodeo telur dibuahi dan kehamilan terjadi, estrogen bekerja seperti mana progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan.
2. Progesteron
Hormon progesteron memicu salutan rahim bikin menguat dan mencegah otot rahim berkontraksi agar bisa menerima interniran telur yang telah dibuahi dan kehamilan bisa terjadi.
Ketika hamil, progesteron akan menggiurkan tubuh bikin menciptakan pembuluh darah di lapisan rahim. Tujuannya untuk memberi makan janin yang akan merecup nantinya.
Sekiranya wanita tak hamil, korpus luteum yang menempel akan rusak, sehingga menurunkan takdir progesteron di dalam fisik. Perubahan hormon ini yang kemudian memicu menstruasi.
3. Hormon luteinizing (LH)
Hormon ini berlaku seksi ovarium untuk menghasilkan estrogen. Intern fase menstruasi, lonjakan hormon LH menyebabkan ovarium melepaskan ovum selama ovulasi.
Jika pembuahan terjadi, hormon luteinizing akan merangsang korpus luteum untuk menghasilkan progesteron guna mempertahankan kehamilan.
4. Hormon perangsang folikel (FSH)
FSH yaitu hormon pada siklus menstruasi yang kondusif pertumbuhan folikel di ovarium yang main-main lega produksi kurungan telur.
Folikel menghasilkan estrogen dan progesteron dalam ovarium untuk menjaga siklus haid tetap koheren.
5. Hormon pelepas gonadotropin (GnRh)
Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) adalah hormon yang mengamankan dan merangsang pelepasan LH dan FSH.
Hormon ini diproduksi mulai sejak lokap-sel di hipotalamus dalam otak. Lewat, dilepaskan ke pembuluh talenta boncel yang membawa hormon ke kelenjar pituitari untuk menghasilkan LH dan FSH.
Itulah penjelasan mengenai rangkaian fase menstruasi beserta hormon-hormon yang terlibat. Semoga informasi ini bermanfaat dan meninggi pengetahuan Sira.
Source: https://hellosehat.com/wanita/menstruasi/siklus-fase-menstruasi/
Posted by: gamadelic.com