Lawan Dari Sifat Wujud Adalah
Allah SWT punya sifat-sifat mesti yang seharusnya diketahui makanya setiap Muslim. Di jihat enggak, cak semau juga kebiasaan tidak-tidak Halikuljabbar yang sepatutnya dimengerti dengan baik.
Sifat terlazim Allah menurut guna-guna tauhid adalah sifat-resan nan dimiliki oleh-Nya dan dapat menjelaskan semua hal yang menjadi kemuliaan-Nya. Sebaliknya, sifat mustahil bagi Allah merupakan kebalikan terbit setiap sifat-sifat mesti tersebut.
Sifat Mustahil Allah SWT
1. Lanang (Tiada)
Adam adalah resan tidak-tidak Tuhan SWT yang purwa, artinya yaitu tiada. Resan ini jodoh dari resan Wujud Halikuljabbar SWT. Hal ini sesuai dengan dalil berikut.
“Allah-lah nan meninggikan langit tanpa tiang yang beliau lihat, kemudian Dia bermukim di atas Arasy dan menundukkan rawi dan bulan. Saban beredar hingga waktu yang ditentukan. Tuhan mengatur urusan, menjelaskan pertanda, biar dia memercayai pertemuan dengan Tuhanmu.” (QS Ar-Ra’d : 2).
Kata sandang Terkait: 6 Resan Utusan tuhan Muhammad yang Patut Diteladani dan Diajarkan pada Anak
2. Huduts (Ada yang Mendahului)
Sifat mustahil Allah yang kedua ialah huduts atau suka-suka yang mengarak. Sifat ini adalah kebalikan berusul resan Qidam, sesuai dengan dalil Al-Alquran berikut.
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
3. Fana (Musnah)
Fana artinya ialah musnah, menjadi salah satu kebiasaan bukan-bukan Halikuljabbar SWT, karena Sira tidak akan kelihatannya musnah. Berikut dalil yang menjelaskan, terdapat dalam surat Ar-Rahman ayat 26-27.
“Semua nan ada di manjapada itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang punya ketinggian dan kemuliaan.”
4. Mumatsalatu Lil Hawaditsi (Cak semau yang Menyamai)
Allah SWT adalah Dzat yang Maha Kuasa, enggak ada nan mengganjar. Sehingga, kebiasaan mustahil ini bentrok dengan sifat-Nya. Hal ini diterangkan lega tindasan Asy-Syura ayat 11.
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.”
5. Ta’adud (Berbilang)
Halikuljabbar SWT adalah Yang Maha Esa, sama dengan diterangkan internal surat Al-Baqarah ayat 163 yang berbunyi:
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (nan berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha Pemurah sekali lagi Maha Penyayang.”
Artikel Terkait: 20 Sifat Teradat Allah Beserta Maknanya untuk Diajarkan kepada Anak
6. Ajzun (Lemah)
Almalik SWT kembali bukan Dzat yang bersifat loyo, karena Ia ialah Nan Maha Kuasa. Dalil naqli yang menjelaskannya antara lain:
“Hampir-hampir cahaya itu menyambar penglihatan mereka. Sebentar-sebentar binar itu menyigi mereka, mereka melanglang di dasar sinar itu, dan bila palsu menimpa mereka, mereka memangkal. Jikalau Yang mahakuasa menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Senyatanya Allah berhak atas apa sesuatu.” (QS Al Baqarah, ayat 20)
7. Ihtiyaju Lighairihi (Memerlukan yang Lain)
Laksana Dzat Nan Maha Kaya, Allah SWT tidak membutuhkan bantuan untuk menciptakan segala sesuatunya. Seperti keterangan kerumahtanggaan dokumen Al Ankabut ayat 6.
8. Karahah (Terpaksa)
Kebiasaan tidak-tidak lainnya ialah karahah, sebab Allah SWT adalah Yang Maha Kuasa atas apa sesuatu dan tidak suka-suka yang menandinginya. Seperti penjelasan dalil Al-Quran berikut.
“Selayaknya situasi-Nya apabila Dia memaui sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah anda.” (QS Yasiin: 82)
9. Jahlun (Bodoh)
Allah SWT mustahil berkarakter jahlun atau pilon sebab ia yaitu Dzat nan Maha Mencerna dan Maha Kaya. Hal ini berkebalikan dengan sifat Allah yang cerdas.
Artikel Terkait: 4 Resan Mesti Utusan tuhan nan Patut Diketahui dan Dicontoh Biji kemaluan Lever Parents
10. Mautun (Mati)
Allah SWT memiliki kebiasaan kekal, maka mustahil bagi Allah bagi berperangai sunyi. Hal ini dijelaskan pada surat Al-Baqarah ayat 255 yang berbunyi:
“Allah, bukan ada Tuhan (yang berwenang disembah) melainkan Kamu Yang Hidup kekal kembali terus menerus mengurus (cucu adam-Nya). Tidak menyundul dan tidak tidur. Hoki-Nya segala apa yang di langit dan di bumi.
Bukan ada yang dapat memberi syafa’at di arah Sang pencipta minus izin-Nya. Allah mengetahui barang apa-apa yang di aribaan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka lain mengarifi apa-segala apa dari ilmu Allah melainkan apa nan dikehendaki-Nya. Singgasana Allah meliputi langit dan mayapada dan Allah tidak merasa rumit memelihara keduanya, dan Allah Maha Pangkat pun Maha Besar.”
11. Shamamun (Tuli)
Sifat mustahil Yang mahakuasa SWT seterusnya adalah shamamun. Shamamun artinya tuli. Allah SWT mendengar setiap doa orang-orang beriman walaupun hanya berupa godaan dalam hati. Hal tersebut karena Almalik SWT mempunyai sifat maha mendengar dan maha mengetahui. Maka, sangat mustahil jika Allah bersifat shamamun ataupun tuli. Rasam mustahil bakal Allah SWT yang satu ini tertera plong Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 256 yang berbunyi sebagai berikut.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang etis daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka senyatanya ia telah berdasar kepada buhul benang yang amat kuat dan bukan akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Memahami.”
12. Ama (Buta)
Ama merupakan sebuah perkenalan awal dari bahasa Arab yang memiliki arti buta. Kebiasaan tidak-tidak nan suatu ini mempunyai makna bahwa Tuhan SWT bukan kali buta atau tidak bisa mematamatai segala apa-apa nan terjadi. Aturan ama ini adalah kebalikannya pecah kebiasaan Allah SWT yang disebut basar maupun maha melihat dengan segala kekuasaannya. Pada Al-Qur’an Manuskrip Al-Hujurat ayat 18 terdapat penjelasan mengenai sifat mustahil Yang mahakuasa SWT yang suatu ini. Ayat tersebut berbunyi:
“Sesungguhnya Almalik memahami apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha melihat apa yang beliau kerjakan.”
13. Bakamun (Bisu)
Bakamun memiliki arti bisu. Adat mustahil bakamun ini berarti Allah SWT tidak akan gagu alias diam, karena Allah SWT memiliki aturan kalam atau berucap bagi keselamatan hidup khalayak. Mustahil bagi Allah SWT bakal tidak berkata-kata atas segala yang terjadi dan tercipta atas semua kekuasannya. Sifam mustahil untuk Almalik SWT bakauman ini tercantum n domestik Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 143 yang berbunyi:
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada tahun yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah bersuara (langsung) kepadanya.”
14. Kaunuhu Ajizan (Zat yang Lemas)
Sifat tidak-tidak kerjakan Allah SWT lainnya yakni Kaunuhu Ajizan nan artinya zat yang langlai. Allah SWT tidak mungkin memiliki kelemahan karena Yang mahakuasa punya arti dan kekuasaan yang ideal bagi alam semesta dan isinya. Resan ini ialah p versus dari sifat qadiran nan artinya berkuasa atas segala alam seberinda dam ciptaannya. Sifat bukan-bukan ini tercantum dalah Al Qur’an Sahifah Al-Baqarah ayat 20 nan berbunyi sama dengan berikut:
“Nyaris-nyaris kilauan itu mmenyambar penglihatan mereka. Kerap kali kilat itu mencahayai mereka, mereka berjalan di bawah kirana itu, dan bila terlarang menghinggapi mereka, mereka nangkring. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pengendara dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berwajib atas segala sesuatu.”
15. Kaunuhu Murikhan (Zat nan Terpaksa)
Kaunuhu murikhan ialah zat nan terpaksa. Rasam ini n kepunyaan arti bahwa Allah SWT sangat tidak-tidak tertekan atas barang apa ciptaannya, karena Allah SWT memiliki supremsi dan berkehendak atas barang apa sesuatu. Enggak ada satupun yang dapat menghentikan niat Allah SWT. Sifat tidak-tidak kaunuhu murikhan ini terdapat dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 107 yang berbunyi:
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali takdirnya Tuhanmu menghendaki (yang bukan). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa nan Dia kehendaki.”
16. Kaunuhu Jahilun (Zat nan Bodoh)
Kaunuhu Jahilun merupakan fifat tidak-tidak bagi Yang mahakuasa SWT yang berarti zat yang bodoh. Allah SWT tidak kali tidak berpengetahuan. Pengetahuan dan semua mantra di dunia ini adalah ciptaan Allah SWT, maka tinggal mustahil bila Halikuljabbar SWT memiliki adat yang kaunuhu Jahilun. Resan bukan-bukan ini terletak puas Al-Qur’an Piagam An-Nisa ayat 176 nan berbunyi:
“Mereka mempersunting fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: “Halikuljabbar memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): seandainya seorang meninggal bumi, dan ia tidak memiliki momongan dan memiliki saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang kuntum itu seperdua pecah harta yang ditinggalkannya, dan saudara laki-suami mempusakai (seluruh harta saudara amoi), seandainya beliau tidak mempunyai anak; tetapi jika tali pusar pemudi itu dua individu, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (pakar waris) itu terdiri dari saudara lelaki dan perempuan, maka bagian seorang tali pusar lelaki sebanyak bagian dua orang plasenta perawan. Allah membeningkan (hukum ini) kepadamu supaya kamu tidak sesat. Dan Yang mahakuasa Maha Mengetahui segala apa sesuatu.”
17. Kaunuhu Mayyitan (Zat Antap)
Kaunuhu Mayyitan adalah zat sirep. Allah SWT tidak mungkin sirep, binasa dan tergantikan maka itu apapun, karena Almalik memiliki sifat yang kekal atau hayyan. Aturan mustahil ini tertulis privat Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat 58 yang berbunyi:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang sukma (kekal), yang tidak antap dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan sudahlah Anda Maha Memahami dosa hamba-hamba Nya.”
18. Kaunuhu Ashamma (Zat yang Enggak Bisa Mendengar)
Sifat mustahil Halikuljabbar SWT nan enggak adalah Kaunuhu Ashmma ataupun zat yang tidak bisa mendengar. Allah SWT sangat tidak-tidak jikalau tidak mendengar apapun. Bahkan, Allah SWT yaitu maha mendengar segalanya. Baik yang tampak maupun yang tiidak tampak. Maka, itulah sebabnya Allah SWT sangat mustahil punya sifat yang suatu ini. Aturan bukan-bukan Kaunuhu Ashamma terdapat dalam Al-Qur’an Sertifikat Al-Baqarah ayat 256 berikut:
“Lain ada paksaan kerjakan (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas perkembangan nan sopan daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan berketentuan kepada Tuhan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul makao yang amat kuat dan lain akan terputus. Dan Yang mahakuasa Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
19. Kaunuhu Ama (Zat yang Tidak Boleh Meluluk)
Kaunuhu Ama adalah kebiasaan tidak-tidak Allah SWT nan punya arti zat yang bukan bisa melihat. Allah SWT tidak mungkin tak mengintai apa yang dilakukan makhluknya di dunia. Tidak ada yang dapat mewatasi penglihatan Allah SWT untuk mematamatai para makhluknya. Kebiasaan ini dijelaskan pada Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 18, yang berbunyi:
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha menyibuk apa yang engkau untuk.”
20. Kaunuhu Abkama (Zat yang Lain Bisa Berbicara)
Adat mustahil Halikuljabbar SWT yang bungsu adalah kaunuhu abkama. Kaunuhu abkama penting zat nan tidak bisa berbicara. Sifat ini merupakan kebalikan berasal aturan maha berkata alias berfirman. Penjelasan tentang resan mustahil kaunuhu abkama terdapat pada Al-Qur’an Manuskrip An-Nisa ayat 164 yang berbunyi:
“Dan (Kami mengutus) rasul-rasul yang sungguh sudah lalu Kamu kisahkan mengenai mereka kepadamu silam, dan nabi-rasul nan tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Almalik sudah merenjeng lidah kepada Musa dengan langsung.”
Manfaat Mengetahui Adat Bukan-bukan Allah
Sejak kerdil kita sudah diajarkan untuk mengenal 20 sifat bukan-bukan bagi Allah baik di rumah, sekolah, atau Tempat Pembelajaran Al Quran. Sebenarnya segala manfaat dari mengetahui kebiasaan-sifat Almalik tersebut?
- Mengenali nama beserta sifat-adat Allah yakni ilmu nan luhur, utama, tinggi martabat, dan mulia. Tiada ilmu yang agung melebihi ilmu mengenai Allah, nama-Nya, kebiasaan yang termaktub, beserta Sunnah Rasul-Nya.
- Mengenal Allah dan mempelajari ilmu-Nya boleh mendorong seseorang lebih memanjakan, lebih bertakwa, memuliakan, memiliki rasa kabur, penyongsongan, dan beramal hanya kepada-Nya semata. Tiap kali bertambahnya kabar ini lega seorang hamba, akan bertambah pun antusiasnya kepada Allah, menjalani perintah-Nya, syariat, dan menjauhi pantangan-Nya.
- Allah menyukai segel dan sifat-Nya, dan menaksir jika logo dan resan-Nya tercermin pada turunan-Nya. Ini tercantum bentuk kesempurnaan-Nya. Yang mahakuasa itu
witrun, mengesir yang ganjil. Halikuljabbar itu
jamil, cinta akan keindahan. Allah itu ‘saleh, menyulai ulama nan berilmu. Halikuljabbar itu
jawad, menyukai orang yang murah hati. Almalik itu
qawiy, suka hamba yang awet imannya. Halikuljabbar itu
hayyiyun, cinta terhadap orang nan punya kebiasaan sipu.
- Sang pencipta sebagai kreator orang, mewujudkan yang sebelumnya tak ada, serta menundukkan semua yang suka-suka di langit dan bumi supaya mereka mengenal dan menyembah-Nya. Tuhan SWT bertutur,
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan begitu juga itu pula dunia. Perintah Halikuljabbar bertindak padanya. Hendaknya kalian memaklumi bahwa Tuhan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesunguhnya ilmu Sang pencipta meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 12)
- Iman kepada Sang pencipta adalah salah satu rukun iman nan keenam. Sehingga, salah suatu bentuk berkeyakinan kepada Sang pencipta adalah dengan mengenal-Nya beserta adat-sifat hingga derajat yang yakin. Makin ampuh tentang-Nya, kian awet pula imannya dan begitupun sebaliknya.
Itulah 20 sifat bukan-bukan Allah SWT yang sebaiknya diketahui setiap Mukminat. Semoga bermanfaat.
****
Baca Lagi:
Serigala Anak Belajar Ketabahan dan Perdurhakaan Hidup Adv amat Kisah Nabi Muhammad SAW
13 Nama-segel Istri Nabi Muhammad SAW nan Perlu Parents Ketahui
Meneladani 6 Resan Mulia Siti Khadijah, Istri Pertama Rasulullah SAW
Source: https://id.theasianparent.com/sifat-mustahil-allah
Posted by: gamadelic.com