Jalur Masuk Jepang Ke Indonesia

https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016970256/sejarah-masuknya-irama-jepang-ke-indonesia-jrock-jpop-masuk

Sejarah masuknya musik Jepang ke Indonesia JRock JPop ikut 🙂

WELCOME KASKUSER


Spoiler for
baca lagi gan:

================================

DI INDUSTRI MUSIK, penyerbuan aliran musik dari Jepang bisa dibilang cukup langgeng di Asia. Padahal kalau dirunut dari rekaman musikalnya, industri musik modern di Jepang terkirakan baru eksis dan berkembang di era 80-an. Tapi pengaruhnya cepat hambur. Nggak heran kalau saat ini kita bisa mendengar aliran musik yang diembel-embeli Jepang di depannya, seperti mana J [Japan] – Rock maupun J [Japan]- Pop.

Memang, kalau menyimak fakta memori dan data-data nan tercecer di beberapa literature, nada modern yang masuk ke Jepang dibawa oleh anak adam-orang Amerika. Mereka –orang Amerika itu—awalnya memopulerkan musik jazz. Kabarnya, jazzlah akar dari J-Pop yang kita kenal sekarang.

Akar dari J-Pop berawal dari musik Jazz nan populer pada sediakala era Showa. Awal Era Showa dimulai puas hari 1926 oleh Aji Hirohito setakat dengan masa Perang Manjapada II 1945. Musik Jazz memperkenalkan berbagai macam diversifikasi alat irama nan sebelumnya hanya dipergunakan untuk musik klasik dan dalam militer, dalam bervariasi bar dan klub seperti “Ongaku Kissa” yang merupakan salah suatu ajang pertunjukkan Jazz yang naik daun.

Namun privat masa Perang Dunia II, musik jazz sempat terhenti akibat tekanan dari tentara kerajaan Jepang. Setelah periode perang berakhir, Tentara Amerika Serikat memperkenalkan kepada Jepang variasi musik khas Amerika seperti boogie-woogie, mambo, blues dan country. Jenis-varietas musik tersebut dipertunjukkan maka dari itu para musisi Jepang kepada pasukan tentara Amerika nan menempati markas AS di Jepang. Lagu seperti “Tokyo Boogie-Woogie” yang dinyanyikan oleh Sizuko Kasaoki (1948), “Tennesse Waltz” oleh Eri Chiemi (1951), “Omatsuri Mambo” oleh Misora Hibari dan “Omoide no Waltz” makanya Izumi Yukimura menjadi populer di Jepang.

Malar-malar musisi asing seperti Jazz At The Philharmonic dan Louis Armstrong pertautan mengunjungi Jepang bikin berbuat pertunjukkan. Tahun 1952 merupakan tahun dimana musik Jazz membooming. Sekadar, Jazz bukanlah jenis musik yang mudah dipelajari sehingga sebagian samudra musisi amatir Jepang mempelajari musik country yang dianggap minimum mudah dipelajari.

Demam Rock and Roll start melanda Jepang sreg tahun 1956 maka dari itu sebuah grup nada country, Kosaka Kazuya and Gerbong Masters yang merilis album “Heartbreak Hotel”, nan aslinya dibawakan oleh sang emir Elvis Presley. Pandemi rock and roll ini mencapai tutul puncaknya sreg tahun 1959 dengan munculnya sebuah bioskop nan memfokuskan ada pertunjukan grup rock and roll Jepang. Turunnya pamor rock and roll di Amerika Persekutuan dagang diikuti oleh Jepang seiring dengan banyaknya grup di Jepang nan tak lain hanya meniru Rock and Roll Amerika.

Oh ya, J-Pop yang kita kenal masa ini sebenarnya adalah istilah umum nan mengandung banyak jenis (genre) irama Jepang sama dengan pop, rock, dance, rap dan soul. Di Jepang, istilah J-Pop digunakan untuk melepaskan gaya musik modern dengan musik klasik Jepang yang disebut dengan Enka alias bentuk ballad berpunca Jepang tradisional. Sering juga kita mendengar istilah seperti J-Rock, Visual Kei dan J-Rap, hanya semua istilah tersebut rani di kerumahtanggaan naungan J-Pop.

Istilah J-Pop seorang sepantasnya tidak plus dikenal di harta benda musik di Jepang, sampai kesudahannya istilah J-pop digaungkan maka dari itu satu stasiun radio bernama “J-WAVE” cak bagi menunjukkan jenis musik yang berbeda dari irama rakyat. Disadari atau lain, J-Pop rendah banyak memang dipengaruhi maka dari itu American-style yang menjadi kontrol terkuat perkembangan irama di Jepang.

Transendental minimal popular adalah penyanyi Jepang populer Utara Hikaru. Penyanyi perawan ini menjadi populer dengan gaya urban hip-hop dengan pengaruh Amerika yang kental. Gayanya berlainan di Jepang karena bertambah mirip ataupun hampir sebagai halnya hip-hop Amerika. Itu lagi disebabkan karena Utada Hikaru lahir dan besar di New York. Kendati warna Jepang yang ditonjolkannya juga masih terasa kental.

Nada J-Pop merupakan bagian dari kultur terkenal Jepang. Dan sudah digunakan dimana-mana begitu juga anime, iklan, bioskop, programa radio dan televisi, dan video game. Bahkan beberapa programa berita di televisi menggunakan lagu J-pop misal penutup acara.

Laju pertumbuhan J-Pop asing lumrah tingginya. Dalam anime dan acara televisi lainnya, terutama sandiwara radio, lagu J-pop yang digunakan bagaikan soundtrack membidik berubah setiap musim (season) sampai catur siapa dalam setahun. Bila dihitung lagu pembuka (OP) dan penutup (ED) dan acara berlangsung sepanjang satu tahun, maka paling kecil tidak memiliki delapan lagu sebagai episode pecah programa tersebut.

Di Indonesia, demam J-Pop dimulai ketika lagu Ko Ko Ro No Tomo meledak di musim 80-an. Kira unik sebenarnya, saat lagu-lagu pop gembeng begitu merajalela, Mayumi Itsuwa, tiba-tiba masuk dan menerimakan sebuah perbedaan. Ketika itu, semua penggemar musik pop berangkat-tiba dapat berbahasa Jepang.

Berawal terbit J-pop nan dipengaruhi musik luar, dan kesudahannya pun menggebrak dengan ekspansi sebatas ke asing Jepang. Artis-artis J-Pop mulai melakukan pertunjukan ke luar Jepang dimulai dari seputar negara-negara di Asia, kemudian meluas ke Australia, Amerika, sampai-sampai Eropa. Bahkan J-pop mulai dijadikan inspirasi musik di beberapa negara seperti Indonesia dengan grup-grup yang terinspirasi oleh artis Jepang minimal pasaran di Indonesia, L`arc en Ciel. Kemudian menyusul gaya fashion mereka yang ditiru.

J-ROCK Kembali MENGGEBRAK
Enggak Cuma genre pop, J-Rock pun menjadi pelecok satu wabah di negara-negara Asia. Kecondongan rock ala Jepang banyak ditiru dan mejadi trend bermusik di banyak negara termasuk Indonesia.
Akar tunggang lahirnya J-Rock pun sebenarnya tak berbeda dengan J-Pop. Sejarah J-Rock dimulai hari 1957 dengan dikenalnya musik rock di Jepang bersamaan dengan puncak kepopuleran rockabilly nan merupakan salah satu kecondongan rock ‘ufuk’ roll.

Rockabilly nan dimulai di berbagai kelab jazz melahirkan pendendang rockabilly seperti Mickey Curtis, Masaaki Hirao, dan Keijir? Yamashita. Pada wulan Februari 1958, ketiganya tampil privat konser Westan K?nibaru I (Western Carnival I) di gedung pertunjukan bernama Nihon Gekij?, Tokyo.

Di intiha dekade 1950-an, kepopuleran rockabilly yang mulai surut digantikan era Kab? Popsu (cover pops) yang terdiri berpangkal berbagai jenis musik. Di antara tokoh cover pops terdapat musisi seperti Y?ya Uchida dan Isao Bit? yang berserat pada genre rockabilly. Selain itu, cover pops dengan gaya Liverpool Sound lahir mengikuti kepopuleran grup-grup musik seperti The Beatles di selingkung tahun 1963.

Gitar listrik komoditas kerumahtanggaan negeri nan bisa dibeli dengan harga murah membantu terciptanya demam Ereki (nada rock dengan gitar elektrik). Istilah “Ereki” yakni singkatan berusul kata erekigit? (gitar listrik). Penggemar irama rock di Jepang banyak yang menoleh identitas dari pendengar tetap menjadi musisi rock.

Musik rock di Jepang makin menggila ketika band rock kaki langitÂ’ roll asal Inggris, The Beatles. Tahun 1965, cak semau band tempatan bernama Tokyo Beatles merilis piringan hitam digdaya lagu-lagu The Beatles dengan lirik bahasa Jepang. Selain itu, Tokyo Beatles sekali lagi mengeluarkan PH pintar lagu-lagu yang perhubungan dibawakan grup nada Inggris nan memainkan Liverpool Sound.

Momen the Beatles serius menggelar konsernya di Jepang, menciptakan menjadikan grup-grup irama Ereki menengok warna musik mudah-mudahan ikut bisa bergaya British Invasion. Di antara peneroka British Invasion di Jepang terletak grup musik seperti Jackey Yoshikawa and his Blue Comets dan The Spiders.

Sejak penutup dasawarsa 1970-an, grup nada berpokok label rekaman Indies terus populer, sehingga terjadi “Band Boom” di Jepang pada paruh kedua dekade 1980-an. Pada masa itu terdapat banyak sekali grup-grup irama nan tersohor. Princess Princess, Unicorn, Jun Sky Walker(s), Bakufu-Slump, dan Pink Sapphire ialah nama-nama grup nada pencetak banyak sekali lagu hit di pertengahan tahun 1980-an. Di jalur heavy metal, Seikima II merupakan band yang paling populer dan kerap tampil di televise.

Di tadinya tahun 2000-an start terdapat kecenderungan Seishun Punk yang dimulai makanya Stance punks, Gagaga SP, dan Going Steady. Saat itu terkenal grup nada seperti Bump of Chicken, Asian Kung-Fu Generation, dan Acidman yang tergolong genre Shimokita Kei.

Lanjutannya dibawah gan
disini~

Album masuknya irama Jepang ke Indonesia JRock JPop masuk 🙂

ane simak dlu gan ntr komennya….emoticon-Matabelo

Sejarah masuknya musik Jepang ke Indonesia JRock JPop masuk :)




emoticon-Cendol (S)Jasa ISI Popularitas Kaskus
emoticon-Cendol (S)

emoticon-Cek PM (S)
Jasa Pasang Iklan via VM
emoticon-Cek PM (S)


Solusi buat Kamu yang berjualan agar lapaknya rame,

terutama buat seller baru yang mengepas jualan di kaskus


Silahkan hubungi YM kami di
Sejarah masuknya musik Jepang ke Indonesia JRock JPop masuk :)

[email protected]



Fast Response

08988143788 SMS ONLY

FACEBOOK ane !

Quote:

Quote:

Quote:

———Harga ID tua bangka———-
-ID Kaskus musim 2002 harga Rp. 250.000
-ID Kaskus tahun 2003 harga Rp. 200.000
-ID Kaskus tahun 2004 harga Rp. 150.000
-ID Kaskus waktu 2005 harga Rp. 100.000
-ID Kaskus tahun 2006 harga Rp. 75.000
-ID Kaskus periode 2007 harga Rp. 50.000

-ID ISO kaskus harga Mulai 75rb / ID

-HARGA BUMP/SUNDUL LAPAK SMS ane ya gan
emoticon-Cek PM (S)

*Harga boleh nego

Quote:

Quote:

Quote:

Sejarah masuknya musik Jepang ke Indonesia JRock JPop masuk :)

Lanjutan gan ~

Sejak pertengahan tahun 2000-an terdapat banyak sekali grup bergenre Melodic Hardcore dan Emocore seperti Ellegarden dan Berbahagia Kung-Fu Generation. Musisi yang berarti di periode kejayaan Melodic Hardcore tahun 1990-an juga timbrung kambuh pula, misalnya: eks anggota Hi-Standar nan bernama Ken Yokoyama berkarier tersendiri, Ultra Brain, dan Snail Ramp.

Di Indonesia, urut-urutan J-Rock juga layak popular. Berterimakasihlah kepada anime Jepang. Soundtrack anime banyak dinyanyikan musisi papan atasJepang. Tutur saja, LÂ’ arc en ciel (dikenal juga umpama Laruku), nan mengidungkan soundtrack serial Samurai X. Ada T.M. Network nan mengisi soundtrack-nya City Hunter dan Gundam. Selain itu, cak semau lagi Mitsuko Horie, penyanyi singularis yang menunjukkan kemampuan vokalnya lewatsoundtrack serial Saint Seiya dan Candy-Candy. Musik inilah yang kemudian disebut laksana Japanese Rock (J-Rock). Tapi jangan salah, musik J-Rock tak belaka sebatas soundtrack anime doang. Semua musik bergenre rock nan dimainkan band alias penyanyi asal Jepang yang bisa dikategorikan J-Rock.

Yang terkenal karuan hanya band nan menamakan dirinya J-Rock. Awalnya mereka adalah copy-cat fashion dan musikalitas Japannesse Rock. Meksi ini sudha menyelip dan melebur masuk internal pabrik pop. Malah J-Rock baru saja mendapat kesempatan untuk merekam bilang lagunya di Abbey Road, kancah rekeman legendaries di Inggris. Gelanggang nan telah beranak beberapa band osean, termasuk The Beatles.

Lantaran obsesif dengan lagu soundtrack, banyak yang tertarik mendirikan band khusus memainkan musik ini. Lagu-lagu yang dimainkan tak jauh-jauh dari lagu tema anime. Wasabi dan Japanese Heroes adalah pelopor band J-Rock di sini. Kehadiran Wasabi dan Japanese Heroes menembakkan munculnya band-band pengusung J-Rock baru sama dengan J-Rocks, Jetto, dan Leto di Jakarta alias Sound Wave dan Lucifer di Bandung. Serunya, band J-Rock generasi baru ini memainkan lain namun soundtrack cuma. Tapi jugasingel-singel band J-Rock enggak seperti X-Japan, Luna Sea, Dir and Grey serta Asian Kung Fu Generation.

Kemudian terserah nama Amakuza, band heavy-metal berpangkal Jakarta yang lahir karena sebagian samudra personilnya sempat kuliah di Sastra Jepang. Mereka memilih dolan metal zakiah Jepang, dengan ornament irama klask Jepang. Malah Amakuza dan beberapa band besi pengiring Japannesse Metal, sempat merilis himpunan indie, beberapa periode tinggal di Jakarta.

Musik Indonesia di Jepang
Di Jepang, nada terbit Indonesia memang belum menjad trend yang mewabah. Tapi bukan berarti tidak ada musisi Indonesia yang dikenal di Jepang. Harus dibedakan antara dikenal oleh masyarakat Jepang, disukai dan kemudian kaprikornus trend, dengan dikenal di Jepang, tapi lain bersisa popular di awam Jepang itu sendiri.

Bagi yang pertama, kita harus menyapa keunggulan maestro keroncong Gesang. Meski usianya mutakadim menembus 90-an, tapi Gesang adalah ‘keroncong-star’ di Jepang. Pencipta lagu ‘Bengawan Solo’ ini lebih dikenal dibanding Samsons, Peterpan atau Rindu Band misalnya.

Dalam IndonesianJapan Expo [IJE] 2008, Komponis Gesang Martohartono (91) dianggap bagaikan bunyi bahasa budaya dan makao merah nan mengaplus hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang. Hubungan itu digambarkan pesam dan rapat persaudaraan seperti hubungan persaudaraan. Logo Gesang yakni password bakal menyebut Indonesia dimata orang Jepang.

Berkeyakinan maupun tidak, di Jepang sampa dibentuk Yayasan Peduli Gesang [YGP] yang selalu merayakan ulangtahun sang maestro dengan banya kegiatan. Sebagian berasal mereka merupakan orang Jepang yang berusia di atas 80 tahun, karena plong masa perang silam sudah mengherani lagu Batang air Solo. Mereka datang beramai-ramai mulai sejak Jepang-radiks Tokyo, Pulau Shikoku, Yokohama-dan tiba sehari sebelumnya. Setiap perian anggota kontingen gonta-ganti, dan sebagian anggota tetap.

Beberapa tera lain juga adv pernah berkolaborasi dengan musisi Jepang, seperti misalnya Angklung dari Jawa Barat. Nama alat musik asli Indonesia ini cukup terkenal di Jepang detik sempat berkongsi dengan alat irama bamboo Jepang.

Cuma itu? Karuan sekadar bukan. Jangan terkejut sekiranya saat in isudah start muncul segala apa yang disebut J-dangdut [Japannesse Dangdut]. Benarkah? Agak mengejutkan memang, karena nada dangdut ternyata mulai dikembangkan di Jepang. Ada suatu keunggulan ngetop bernama Orkes Jawi [OM] Ranema, kependekan mulai sejak Rakyat Area Matahari. Mereka awalnya bernama Om Eksis dan memang memainkan dangdut dalam arti sememangnya. Percaya ataupun tidak, lagu SMS yang ngetop lewat Trio Harimau, di Jepang pun cukup popular, tentunya dengan bahasa Jepang.

Kemudian ada tera grup dangdut bukan yang memadai beken bernama Mamak Hati93 Dangduters. Band ini pernah menjadi pembuka dari pertunjukkan Pakcik Ranema. Oh ya, Paman Ranema itu personilnya semua adalah musisi dari Jepang, tanpa bani adam Indonesia sesekali. Kabarnya kembali, nama Rhoma Musik juga menjadi kakbah dari dangdut yang dimainkan hamba allah Jepang, selain merek-cap Elvi Sukaesih, Endang Wijayanti, Rita Sugiarto, Herlina Effendy, dan Ken Luak Group. Keeratan dangdut Indonesia di Jepang kabarnya karena ada salah satu musik asli bernama enka yang secara musical, penuh tetabuhan begitu juga dangdut.

Kemudian nama Slank juga berkibar. Terlebih seetelah memori terakhirnya berkolaborasi dengan band rock tepi langitÂ’ roll Jepang, The Big Hip. Justru band asal Gang Potlot Jakarta ini sempat membaut lagu beradat Jepang. Tanda-merek band Indonesia yang senggang terdengar dan mengadakan konser ataupun show di Jepang juga layak banyak sebagai halnya Samsons, Sheila On 7 atau Cokelat. ( kita harus bangga gan kaprikornus orang indonesia nan punya band-band subur mereka .. )

IndonesiaJapan Expo [IJE] 2008 yang akan digelar 1-9 November 2008 di Palagan PRJ Kemayoran, salah satu kegiatan nan lakukan mengganjur perhatian merupakan festival musik Indie Jepang. Festival ini diadakan saban hari dan final akan digagas di penghabisan event, sungkap 9 November mendatang. Kalau memang beliau terbujuk untuk menonton penampillan band-band ala Jepang tampil, pastinya tak akan melewatkan kesempatan seru ini.

wahh keren gann..
arketipe sejarahnyaaa..
ceritain scene indie nya lagi dong..
bisa sampe ke alat pendengar kita nih para pendengar musik jepang di indonesia
emoticon-Kiss

Shibuya-Kei [ Scene Indie musik Jepang]

Shibuya-kei

Tidak diragunakan lagi sekiranya musik indie jepang yaitu musik indie nomer satu di dunia. Karena Scane music Indie jepang memeberi getaran pula energi nan ki akbar keseluruh marcapada. scene Indie mungkin sudah lalu pudar di jepang akan komersialitas musik itu sendiri (pay to play). Kendatipun Scene irama indie jepang pudar dinegaranya tapi tidak di negara tak yang masih menikmati betapa berwarnanya indie jepang. Definisi Musik indie di jepang sungguh utopian yaitu Anti-Major Label . Dengan menciptakan Nada nan original tanpa aspirasi jual beli. YA….sebenarnya indie adalah sebuah attitude dimana ini yaitu sagur yang dipilih maka dari itu musisi tersebut, bukan sekedar memilih kempang indie dan jika sudah memiliki fan bases nan cukup solid baru masuk major keunggulan. Jongkong indie yang sesungguhnya jauh dari kata-perkenalan awal fan bases, Berlainan sekali dengan attitude indie klasik yang makin berfokus untuk memberi inovasi artistik lega musik mereka dan pun memeberi kritik yang pada fenomenal bukan sekedar meredam emosi fan bases mereka.

Jika memanjang bilang tahun pada periode-hari dimana pergerakan Shibuya-kei bergaung di jepang. Dimana Scene musik indie yang justru mempengaruhi scene major label koteng. Momen Irama indie (Shibuya-kei) terjual habis , menjadi soundtrack gambar hidup/TV, menjadi fasion trend setter, punya majalah mereka koteng dan benar bersusila disebut “SCENE”.

ini merupakan sebuah fenomena bermusik para musisi jepang sreg waktu 90-an scane musiknya galibnya terpengaruh dari gaya bossa nova (brazil) lounge dan Jazz… fenomena shibuya-kei merupakan fenomena yang global karena enggak terjadi di jepang hanya tapi juga menular ke inggris, prancis dan amerika. Dan sejumlah sanggar rekeman diluar jepang tersebut telah melabeli irama mereka dengan Shibuya-kei. Dan bisa dibilang Pop culture dijepang baru diakui dunia karena pengaruh peran musikus shibuya-kei ini mata dunia menginjak terpesona dengan pop culture di jepang,..

shibuya kei dimulai plong tahun 80-an…oleh para musikus underground yang disebut salon music yang kemudian membentuk Flipper’s Guitar yang katanya adalah prototype dari shibuya-kei. dan media pun menyabarkan boomingnya band shibuya-kei nan lainya sebagaimana Pizzicato Five… scane musik shibuya-kei disebut sebagi indiepop, anorak pop, neo-acoustic…setelah saat itu band shibuya-kei makin kompak dan lebih memilih jalur anti-mainstream (Indie)

beberapa pengemar shibuya-kei udah banyak yang mengistilahkan musik shibuya-kei sekarang mutakadim mati ataupun shibuya-kei sudah banyak berubah. mode irama shibuya-kei waktu ini berganti menjadi Neo-Shibuya-kei atau musik revival dari shibuya-kei. Maupun bilang menjuluki Akiba-kei adalah pelecok satunya. tapi akiba-kei ini menjadi perdebatan para mustami shibuya-kei, seperti Neo-shibuya-kei ini yang masih sulit diterima pendengar shibuya-kei. sehingga sejumlah dari mereka membedakan shibuya-kei yang sebelumnya dengan Classic-Shibuya-kei.

isu yang terdengar Neo-Shibuya-kei hanya sebagai imitasi Classic-Shibuya-kei dan semata-mata bagi mengenang keikhlasan Shibuya-kei sebelumnya, Scane Music Neo-Shibuya-kei kebanyakan menjadi Picopop, Tri-hop ataupun Tweepop. selain itu jiwa “anti-major merek” yang diajarkan oleh Flipper’s Guitar telah hilang. Meskipun demikian masih terserah secercah harapan cak bagi menyaingi shibuya-kei juga kenikmatan inovasi musik mereka.

Scane music dari band-band Classic-shibuya-kei lebih terdengar Retroful seperti California ’60s, soft rock, French Ye-Ye, Chicago house, East Coast hip-hop sampling (Pizzicato Five), German krautrock (Buffalo Daughter, Takako Minekawa), Scottish anorak pop, Madchester club beats (Flipper’s Guitar), Brazilian bossa nova, Italian sinema soundtracks (Fantastic Plastic Machine) and any and all other internationalist, retro-futurist genres.
Pizzicato Five dengan Musik Jazz Club

Flipper’s Guitar Band shibuya-kei yang pertama terdidik

Artist yang berpayungkan Classic-Shibuya-kei sekarang lebih bergerak ke arah irama eksperimental dan lebih matang privat segi musikalitasnya, seperti Cornelius dan Buffalo Daughter nan memberi innovasi plonco dalam musik mereka. artis-artis shibuya-kei ini kini lebih aktif diluar jepang sebagaimana Shugo Tokumaru yang disebut bagaikan Mesiah indie jepang, yang sudah mendapat pengakuaan asing biasa di mata nada indie internasional dan memberi scane tersendiri bagaimana scene musik indie jepang kini ini.

Sendang

Quote:

ane suka band Bump of Chicken gan
emoticon-2 Jempol

terutama yg judulnya namida no furusato.. yg di PV modelnya Horikita Maki
emoticon-Kiss

Quote:

whehehe ane lebih ke laruku gan
emoticon-Smilie
bantuin naekin nih trit dong :3

Quote:

emoticon-Blue Guy Smile (S)
emoticon-Blue Guy Smile (S)



ijin nyimak dahulu ane gan
emoticon-Bingung

Best Regards,
WSSChanger


ane blm prnh dngerin j rock gan.ntar ane coba d youtube kykny keren tuh

kalo waktu ini yang nge trend ma k pop gan
emoticon-Ngakak

mantap gan
emoticon-Angkat Beer

[QUOTE=NasrulFatah [$];5089289d1fd719b15e000003]mantap gan
emoticon-Angkat Beer[/QUOTE]

yoooo gan

Quote:

apanya yg bener gan
emoticon-Bingung (S)

Quote:

iye gan ane gak senang Kpop

[QUOTE=blackberrysolo [$];50867c212c75b46820000006]ane blm prnh dngerin j rock gan.ntar ane coba d youtube kykny keren tuh[/QUOTE]

JRock itu genre nya gan

Quote:

ente dopost di thread ane gan

[QUOTE=wsschanger [$];50863f64e374b4e27b000002]

ijin nyimak dulu ane gan
emoticon-Bingung

Best Regards,
WSSChanger

[/QUOTE]

yoooo gan silahkan ~

banyak yang terkenal tuh gan rani laruku separas akb48

Quote:

laruku keren gan
emoticon-Ngakak

nais inpoh gan!

Source: https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016970256/sejarah-masuknya-musik-jepang-ke-indonesia-jrock-jpop-masuk/

Posted by: gamadelic.com