Ciri Ciri Cerpen Dan Contohnya
Pada bab ini akan membicarakan mengenai pengertian cerpen? Bagaimana ki kenangan cerpen? Apa ciri-ciri cerpen? Unsur-unsur yang ada dalam cerpen? Pembagian Cerpen Segala tujuan pengarang batik cerpen? Khasiat menulis cerpen Pendirian atau Anju-langkah batik cerpen?
Signifikasi Cerpen
Cerpen, nan dimana sebagaimana kita ketahui bahwa cerpen atau narasi pendek merupakan jenis karya sastra nan dijelaskan dalam rangka goresan yang berwujud sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, serta ringkas. Selain itu cerpen kembali dapat disebut dengan sebuah prosa fiksi yang isinya akan halnya pembayangan yang cuma terfokus pada satu konflik alias permasalahan. Lakukan bertambah singkatnya cerpen adalah cerita singkat yang cuma verpusat plong satu konflik saja, tetapi ternyata masih ada opini enggak yang mengenai cerpen yakni pengertian cerpen menurut para ahli, sudahlah untuk lebih jelasnya simak sekadar uraian dibawah ini.
Cerpen adalah singkatan berusul cerita sumir. Cerpen merupakan salah satu ragam dari spesies prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang nisbi pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk bisa diartikan sebagai mencerna isi pula. Artinya, pada saat itu isi cerpen dapat kita pahami.
Cerpen terdiri dari bermacam-macam kisah, sepero kisahan percintaan (cahaya muka), kasih belalah, banyol, dll. Cerpen biasanya mengandung pesan/deklarasi yang sangat mudah dipahami, sehingga sangat cocok dibaca oleh gudi apapun.
Ada beberapa pengertian cerpen menurut para ahli nan diantaranya yaitu:
Cerpen yakni kisahan cerita ringkas berangkat dari 5000 kata-prolog atau memperkirakan 17 pp kuarto spasi ganda dan berpusat pada dirinya sendiri.
Cerita pendek merupakan sebuah cerita pendek yang kebal narasi tungal.
Cerpen yaitu cerita yang condong dan kosentrasi yang berpusat pada satu peristiwa merupakan peristiwa yang memaksimalkan peristiwa itu koteng.
Fiksi cerita pendek atau tidak moralistis-benar terjadi tetapi bisa terjadi kapan saja dan dimana saja dimana kisahan ini relatif singkat.
Cerita pendek berasal bersumber dua kata nan berarti syarah nan adalah cerita tentang bagaimana dan cerita sumir berarti pendek “tidak kian bermula 10.000 kata” yang memberikan kesan dominan dan berkonsentrasi hanya pada suatu penggagas saja n domestik narasi, menurut dia enggak ada cerita pendek hingga 100 halaman.
Narasi pendek diartikan sebagai pustaka singkat yang dapat dibaca sekali duduk intern waktu setengah sampai dua jam, genrenya n kepunyaan efek distingtif, karakter, plot dan setting yang minus, enggak beraneka rupa dan tidak kompleks “pengarang cerpen tidak melukiskan seluk beluk jiwa tokohnya secara menyeluruh, melainkan doang menampilkan bagian-putaran utama kehidupan tokoh yang berfungsi bagi mendukung cerita tersebut yang juga bertujuan lakukan menghemat penulisan cerita karena terbatasnya ruang yang cak semau.
Cerpen yang merupakan salah satu cerita sumir yang ditulis maka itu fiksi alias fantasi disebut dengan naratif prosa pendek.
Mengatakan bahwa cerita singkat ialah sebuah cerita pendek nan harus memiliki bagian yang paling penting dari pendahuluan dan penyelesaian sengketa.
Cerpen merupakan cerita pendek fiksi atau bukan benar-bersusila terjadi, tetapi bisa terjadi bilamana saja dan dimana sekadar dimana cerita ini nisbi sumir.
Kisah pendek kerangka karya sastra naratif yang menampilkan gambaran sebuah adegan dalam kehidupan seorang pentolan.
Menurutnya bahwa cerpen maupun disebut juga dengan cerita singkat seharusnya dilihat dari kuantitas, besaran kata yang digunakan antara 500 sebatas 20.000 prolog adanya plot, adanya suatu karakter dan adanya kesan.
Ciri – Ciri Cerpen
Menurut Surana (2001:45), ciri-ciri cerpen merupakan sebagai berikut:
- Puas lazimnya kisah itu pendek
- Yang ditampilkan dalam cerpen hanya hal-kejadian yang penting benar dan berarti
- Isinya ringkas lagi padat
- Menggambarkan pemrakarsa kisah menghadapi suatu silang sengketa (konflik) dan bikin menyelesaikannya
- Sanggup meninggalkan satu kesan privat hati pembaca
Ciri-ciri cerpen menurut Lubis (dalam Tarigan, 1985:177), diantaranya merupakan laksana berikut:
- Cerita pendek harus ampuh interpretasip pengarang adapun konsepsinya adapun kehidupan baik secara sekalian maupun tidak langsung
- Dalam sebuah cerpen, koteng insiden harus memintasi perkembangan cerita
- Cerpen harus memiliki seorang nan harus menjadi pelaku atau inisiator terdepan
- Cerpen harus mempunyai satu efek atauu kesan nan menarik
Unsur – Zarah Cerpen
Cerpen dilengkapi oleh unsur-atom penting yang membangunnya. Molekul itu terdiri berasal unsur intinsik dan ekstrinsik. Anasir intrinsik antara lain, tema, alur, setting/parasan/masa, penokohan, watak, dan pengumuman. Seperti novel, cerpen juga dibentuk atas unsure ekstrinsik dan intrinsik.
Sungguhpun bentuknya pendek, bahkan cak semau. Yang tetapi 1 halaman, di dalamnya terletak unsur-unsur intrinsik secara teladan, yaitu tema,amanat,tokoh, alur, bidang, sudut padang pengarang,dan dialog.
7 Unsur Intrinsik Cerpen
Molekul intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Zarah-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsure-zarah yang secara faktual dapat dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik intern karya sastra, khususnya cerpen, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), mode bahasa, sudut pandang, latar (setting), tema, dan amanat. Berikut penjelasan mengenai unsur intrinsik.
-
1. Tokoh dan Kepribadian Pentolan
Istilah motor menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan, ataupun karakter menunjuk sreg sifat dan sikap para tokoh nan menayangkan kualitas pribadi seorang tokoh. Motor kisahan menempati posisi diplomatis misal pembawa dan penyampai pesan, amanat, ataupun sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Secara mahajana kita mengenal pemrakarsa protagonis dan antagonis.
Tokoh aditokoh adalah induk bala yang kita kagumi, tokoh yang merupakan penampakan norma-norma, nilai-nilai yang sempurna bagi kita. Motor tokoh utama mengemukakan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan maksud pembaca. Adapun dalang antagonis merupakan tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Pelopor antagonis merupakan penentang tokoh protagonis.Ada beberapa cara pelukisan karakter pentolan dalam cerpen, di antaranya laksana berikut.
Melalui apa nan diperbuat inisiator. Hal ini berkaitan dengan bagaimana sang tokoh berpose dalam situasi ketika dedengkot harus mengambil keputusan.
Hipotetis:
Dengan terburu-kejar Wei menyingkir kota, dan peristiwa itu tak lama kemudian sudah terlupakan. Dia lantas pergi ke barat, ke ibu kota, dan karena dikecewakan oleh pinangan terakhir yang gagal itu, beliau mengetepikan pikirannya berpokok hal perkawinan. Tiga tahun kemudian, ia berhasil meminta seorang gadis dari keluarga Tan yang terkenal kebaikannya di dalam umum.
Sumber: Cerpen “Sekar dan Gadisnya”, Ryke L.Melalui congor-bacot dalang. Dari apa yang diucapkan pemrakarsa kita dapat mengetahui karakternya.
Lengkap:
Sumur: Dokumentasi Pribadi Buku kumpulan cerpen Malaikat Tak Cak bertengger Malam Hari karya Joni Ariadinata.
-
2. Permukaan (Setting)
Latar dalam sebuah cerita menunjuk lega pengertian wadah, kekeluargaan waktu, dan mileu sosial panggung terjadinya peristiwaperistiwa nan diceritakan. Latar memberikan tumpu cerita secara berupa dan jelas. Hal ini terdahulu lakukan memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah alangkah-bukan main ada dan terjadi. Zarah latar dapat dibedakan ke n domestik tiga zarah pokok, ialah sebagai berikut.
- a. Meres Arena
Meres tempat merujuk plong lokasi terjadinya peristiwa. Unsur wadah nan dipergunakan siapa berupa gelanggang-wadah dengan cap tertentu.
- b. Rataan Hari
Latar waktu berhubungan dengan “bilamana” terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.
- c. Rataan Sosial
Latar sosial merujuk plong keadaan-hal nan berhubungan dengan perilaku atma dosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat berupa rasam hidup, istiadat, tradisi, keimanan, pandangan hidup, pernalaran dan bergaya, serta hal-hal lainnya.
-
3. Silsilah (Plot)
Silsilah adalah elus kejadian yang berdasarkan syariat sebab akibat. Galur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan semata-mata menjelaskan mengapa peristiwa ini terjadi. Eksistensi galur dapat menciptakan menjadikan kisah membenang. Oleh karena itu, galur biasa disebut juga susunan kisahan atau perkembangan cerita.
Suka-suka dua cara yang bisa digunakan dalam menyusun bagianbagian narasi, yakni umpama berikut. Pengarang memformulasikan peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai berbunga taaruf setakat penyelesaian. Aliansi yang demikian disebut alur maju. Urutan peristiwa tersebut meliputi:
- mulai menayangkan keadaan (situation);
- peristiwa-peristiwa tiba bersirkulasi (generating circumtanses);
- keadaan menginjak memuncak (rising action);
- mengaras tutul puncak (klimaks)
- penceraian masalah/ penyelesaian (denouement)
Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang bisa memulainya terbit peristiwa terakhir maupun situasi yang suka-suka di tengah, kemudian ki beralih sekali lagi pada peristiwaperistiwa yang mendahuluinya. Perikatan yang demikian disebut alur panah genyot (flashback).
Selain itu, ada juga istilah alur karib dan alur longgar. Alur erat adalah gayutan hal nan sangat padu sehingga apabila riuk satu hal ditiadakan maka dapat mengganggu keutuhan kisahan. Adapun silsilah longgar merupakan perantaraan keadaan yang lain serupa itu padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan tidak akan mengganggu jalan cerita.
-
4. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah visi pengarang intern memandang suatu peristiwa dalam cerita. Buat mengetahui tesmak pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah nan menceritakan narasi tersebut? Cak semau beberapa jenis sudut pandang, di antaranya sudut pandang orang pertama (gaya mengarang dengan sudut pandang “aku”), sudut pandang peninjau (manusia ketiga), dan sudut pandang campuran.
-
5. Gaya Bahasa
Tren bahasa adalah pendirian khas penyusunan dan presentasi kerumahtanggaan buram goresan dan lisan. Ira lingkup dalam tulisan meliputi pengusahaan kalimat, pemilihan diksi, penggunaan majas,dan penghematan kata. Kaprikornus, gaya merupakan seni penyingkapan seorang pengarang terhadap karyanya.
-
6. Tema
Tema adalah permasalahan pokok sebuah cerita. Tema disebut sekali lagi ide cerita. Tema bisa berupa pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam vitalitas ini. Kita dapat memaklumi tema sebuah cerita kalau sudah mengaji kisah tersebut secara keseluruhan.
-
7. Makrifat
Melalui permakluman, pengarang dapat menyodorkan sesuatu, baik hal yang bertabiat positif ataupun subversif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang riil penceraian maupun jalan keluar terhadap persoalan nan ada privat cerita. Mengenai elemen ekstrinsik adalah unsur-molekul yang bernas di asing karya sastra, sahaja secara bukan langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya. Yang termaktub unsur ekstrinsik karya sastra antara bukan bak berikut.
-
Kejadian subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup.
-
Psikologi pengarang (nan mencengap proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan penerapan prinsip-mandu psikologi dalam sastra.
-
Kejadian di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.
-
Sikap hidup suatu bangsa dan plural karya seni yang lainnya.
UNSUR EKSTRINSIK Cerpen
-
Nilai moral :
Intern cerpen tersebut terwalak peranakan skor etik yaitu seseorang haruslah bersikap huznudzon terhadap sesama manusia, karena husnudzon mencerminkan akhlak serta kepribadian pekerti yang baik.
-
Nilai Sosial-budaya :
kisahan pada cerpen tadi mempunyai pengait yang adv amat dempet dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahwa lazimnya orang yaitu wanita pergi merantau ke provinsi individu demi membantu perekonomian keluarga sebagai halnya menjadi TKW, sedangkan suaminya menunggu dirumah, lakukan dikirimi uang dari istrinya tanpa berpikir , susahnya mengejar tip dinegeri orang, padahal dia seorang tak bekerja. Cuma, kejadian ini bertolakbelakang dengan budaya serta tradisi, bahwa nan wajib mencari nafkah untuk keluarganya yakni junjungan. Karena laki ialah majikan n domestik kondominium tinggi, jadi ia harus bertanggungjawab terhadap keluarganya. Doang, keadaan ini rupanya sudah banyak terjadi di masyarakat, sehingga tidak pelik kembali orang-hamba allah yang menangkap basah hal tersebut.
-
Nilai Agama
Angka agama yaitu poin-nilai privat kisah nan berkaitan dengan aturan/ramalan nan berpokok dari agama tertentu.
Sastra pada umumnya bertalian dengan religiusitas individu dan humanisme. Manusia pan-ji-panji dan religiusitas membentuk sistem vitalitas. Privat teori klasik, alamlah yang menerimakan inspirasi memprakarsai lever dan tangan manusia internal invensi sesuatu seperti halnya menciptakan satu karya nan bisa disebut karya sastra (Jarkasi, 2002:1).
Dari pengertian di atas bisa penulis pangsa, bahwa kredit religius itu enggak perikatan terlepas mulai sejak basyar dan awam yang menciptakan menjadikan seuatu kehidupan. Pula yang weduk inspirasi memprakarsai hati dan tangan basyar utnuk menciptakan sesuatu kronologi yang bertambah baik.
Tipe Keberagaman Cerpen
Bersendikan jumlah katanya, cerpen dipatok sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi dengan jumlah prolog berkisar antara 750-10.000 perkenalan awal. Berdasarkan kuantitas katanya, cerpen dapat dibedakan menjadi 3 spesies, yakni.
- Cerpen mini (flash), cerpen dengan kuantitas kata antara 750-1.000 buah.
- Cerpen nan ideal, cerpen dengan besaran kata antara 3.000-4000 buah.
- Cerpen strata, cerpen yang kuantitas katanya mencapai angka 10.000 biji pelir. Cerpen. Jenis ini banyak ditulis oleh cerpenis Amerika Maskapai, Amerika Latin, dan Eropa pada kurun masa 1940-1960 (Pranoto, 2007:13-14).
- Cerpen acuan (well made short-story).
Cerpen yang terfokus sreg satu tema dengan plot nan tinggal jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen tipe ini pada umumnya bersifat konvensional dan berdasar lega realitas (fakta). Cerpen jenis ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami isinya. Pembaca awam boleh membacanya n domestik tempo invalid dari satu jam.
- Cerpen enggak utuh (slice of life short-story).
Cerpen yang tidak terfokus pada suatu tema (temanya terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terkonsolidasi, dan adakalanya dibuat mengambang makanya cerpenisnya. Cerpen jenis ini puas biasanya berkarakter kontemporer, dan ditulis berdasarkan ide-ide maupun gagasan-gagasan yang orisinal, sehingga lajim disebut umpama cerpen ide (cerpen gagasan). Cerpen jenis ini sulit sekali dipahami oleh para pembaca masyarakat sastra, harus dibaca berulang kali baru dapat dipahami seperti mana mestinya. Sidang pembaca publik sastra menyebutnya cerpen kental atau cerpen berat.
Tahap penulisan cerpen menurut Sumardjo (2001:70), yakni perumpamaan berikut.
- Tahap persiapan
- Tahap inskubasi
- Tahap inspirasi
- Tahap penulisan
Berasal pendapat ahli di atas, penyadur dapat mengulas bahwa dalam tahap penulisan cerpen koteng harus mematuhi tahap-tahap nan telah disediakan merupakan persiapan, tahap inkubasi, tahap enspirasi dan lebih lanjut tahap penulisan. Dilakuknnya strata-panjang ini supaya pengarang mudah dalam mengerjakan penulisan.
Tujuan menulis cerpen menurut seorang ahli adalah misal berikut:
- Memberikan informasi
- Mencerahkan spirit
- Ekspresi diri
- Mengedepankan idealisme
- Menyorongkan opini
- Menghibur
Berbunga intensi menggambar cerpen di atas, dapat penulis ulas bahwa tujuan menggambar cerpen adalah cak bagi memberikan iformasi kepada pembaca, mencerahkan sukma pengarang dan pembacanya, mengekspresikan diri pengarang, membentangkan idealisme pengarang, mengemukakan opini, dan menghilangkan pengarang atau menghibut pembaca.
Kurnia batik cerpen menurut Yunus (2002:4) dalam Nugroho (2009), adalah bak berikut:
- Meningkatkan kecerdasan
- Meningkatkan kiat inisiatif dan fertil
- Mengoptimalkan keberanian
- Mendorong keinginan
Berasal faedah menulis di atas, penulis dapat mengulas bahwa kemujaraban dari menggambar adalah bakal meningkatkan kecerdasan, meningkatkan kemampuan privat berkreasi, memaksimalkan kebernian cak bagi membedakan ekspresi dirinya, dan sekali lagi dapat mendorong kerinduan seseorang utnuk melakuan penulisan.
Cara atau Langkah-langkah Membuat Cerpen
Berikut ini adalah tahap-tahap penulisan cerpen:
- Menentukan tema cerpen.
Tema merupakan permasalahan dasar nan menjadi pusat perasaan dan akan diuraikan agar menjadi jelas. Tema sangat berkaitan dengan amanat/ pesan/ tujuan yang hendak disampaikan kepada diri pembaca.
- Mengumpulkan data-data.
Mencari keterangan, informasi, dokumen yang terkait dengan peristiwa/ pengalaman yang menjadi sumber inspirasi cerita.
- Menentukan garis segara alur alias plot narasi.
Secara bersamaan dengan tahap ini, menciptakan tokoh dan menentukan latar kisahan.
- Menetapkan titik pusat kisahan atau kacamata pandang pengarang.
- Meluaskan garis ki akbar cerita menjadi kisahan utuh.
- Memeriksa ejaan, diksi, dan unsur-unsur kebahsaan lain serta memperbaikinya jika terdapat salah paham.
Genre Cerpen
Kisahan pendek plong umumnya adalah suatu rang catatan fiksi, dan nan minimal banyak diterbitkan merupakan fiksi sebagaimana fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain. Cerita ringkas kini juga mencangam bentuk nonfiksi seperti karangan perjalanan, prosa liris dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fikto-kritis atau kewartawanan yunior.
Contoh Cerpen
Terbaik Beserta Strukturnya
Luka Oden
Wiwin pArlina
“Suatu, dua, tiga.”
Congor boncel Oden menghitung paisan besi yang perlahan dimasukannya ke dalam celengan tanah miliknya.
“Tiga dupa!” Oden sumringah, dielusnya comar celengannya. Kemudian dengan perlahan dimasukannya ke n domestik kotak berkas yang dipungutnya di tempat sampah, hati-hati seklai seperti membelai jabang bayi.
Saat Oden membuaikan kotak lulusan itu, maka suara miring keping logam yang beradu menjadi sumur kritik di dalam saung itu, dan untuk Oden suara-suara itu adalah suara paling sani melebihi suara penyanyi dangdut yang lewat pernah didengarnya.
Momen itu menjadi kegembiraan Oden. Cuma saat berikutnya kesenangan itu terganggu, bocah itu merasa ada sesuatu yang jatuh dikepalanya. Diusapnya basah, ini artinya air, hujan!
Oden segera mengambil beberapa kangsa lepasan pewarna yang biasa disusun semacam pyramid, bersusila-etis kaleng multidungsi!
Dengan cetakan diletakannya kaleng itu puas tutul-titik rawan gubuknya. Setelah selesai, Oden duduk diatas tikar tidurnya sambil mengaibkan air yang runtuh ke kaleng, bunyi jatuhnya nyaring mengganggu sekali, mala mini sepertnya ia tidak bisa tidur.
Hujan, sebenarnya Oden benci hujan. Keadaani ni akan membuatnya kelaparan invalid lebih lama, karena bibinya pasti tidak akan sudi susah-rumpil menyambanginya saat hujan abu. Sejak mulanya Oden sudah lalu diperlakukan berbeda, gubuk yang ditempatinya sengaja dibangun cak bagi mengatak jarak dengan keluarganya. Masih diingatnya dengan sangat jelas suara minor-suara miring yang mengingingkannya dirinya menjarang.
“Anak haram membawa sial, empat desimal rumah pecah sini!”
“Anak jadah pembawa petaka”
“Anak gemblong pembawa onar”
“Momongan jadah…”
“Anak bawah tangan..”
“Dosa…”
“Petaka…”
“Sial…”Entah apalagi yang mereka katakan, karena semakin Oden melangkah meninggalkan, suara minor-celaan itu kian sayup. Bila disuruh memilih, Oden lebih baik dipukul ibunya dan ditendang ayahnya. Setidaknya, artinya bila itu terjadi ia mempunyai orang tua. Oden berjanji tidak seperti malin kundang nan durhakan pada ibunya. Bocah berusia 6 musim itu mempunyai seribu taki puas Tuhan apabila ia bertemu dengan ibunya. Tapi seribu sayang, tak ada satupun kisahan ibunya nan sesuai dengan alat pendengar kecilnya.
Oden layaknya selebritis, terkenal di kalangan ibu-ibu penggosip, namun lain kalah tenar di warung-warung pinggri desa, banyak nan Oden dengar mengenai ibunya, versi tentang sejarah kelahiranya pun berjenis-jenis, kata orang-insan, ibunya itu maniak yang bunting diperkosa turunan mabuk, tapi beredar juga berita bahwa ibunya orang gila yang dijadikan bulan-bulanan oleh besar kalang kampong. Bahkan, ada nan mengatakan laki-laki yang mengembat ibunya masih anggota keluarga.
Bermartabat-bersusila bahara mental bagi pikiran sederhana anak segenerasi Oden. Dibesarkan dalam mileu di mana manusia-orang selalu mencibirnya,, membuat Oden spirit n domestik urat kayu imajinasinya seorang, benar-bersusila sendiri. Ini lebih menyakitkan dibanding remai dan cacatnya tubuh, lebih menyakitkan disbanding perlakuan kasar pada fisik.
Anak itu risi melihat ibu-ibu penggosip, mereka seperti belatung-larva nan berpesta di atas bangkai tikus, kotor dan menjijikan!
Tetapi suatu manifesto bagus nan menyentuh kompang telinganya, merembes ke pembuluh darah rapat persaudaraan hati, hangat, meningkatkan adrenalin. Angin sehat, ini bermoral-etis angin segar untuk Oden. Sekarang, kamu tahu kehadiran ibunya. Yang sejak itu mencitacitakan buaiannya, merindukan putting susunya.
Inilah impian Oden, Selagalas, tempat yang dianggap harapan hidupnya, tempat yang dilihat misal suatu istana dalam imajinasinya, harapan dari barang apa usahanya. Menghafaz itu, oden sperti mendengar suara kepingan besi, nan beradu, syahdu dan benar-benar nikmat.
Bila uang dalam celengannya itu telah cukup ia akan langsung memencilkan ke tempat impiannya itu, Selagalas.
Tiba-tiba Oden meringis, perutnya merasa memilin, padahal hujan abu di luar semakin baplang, Oden tersenyum penggentar, suara air yang jatuh ke internal kaleng juga telah lain sesak nyaring, rupanya kuningan-perunggu itu sudah munjung, air mulai merembes ke lantai tanah dan gubuk Oden becek.
Oden semakin mendempetkan tubuhnya, bodi kurus itu geletar, Oden menekuk tubuhnya dan sedikit menekan perutnya nan makin sakit, perlahan Oden tertidur, ia start pangling akan hujan abu, tengung-tenging, pangling…
Dalam tidurnya Oden tersenyum, sneyum hangat layaknya anak dalam buaian ibu. Anda seperti mendengar alunan bidadari, lembut begitu subtil. Ah, … Oden, mimpi. Memang terkadang mimpi itu indah. Tapi, bersiaplah untuk terjaga….
SELESAI
Unsur-Unsur Intrinsik:
Merupakan unsur-unsur nan terletak di internal karya sastra.
Tema : Kerasnya Hayat
Silsilah : Maju
Dalang : Oden, Bibi, Keluarga, Setangga.
Perwatakan Tokoh : Oden : tegar, pelaku keras, pemimpi. (Protagonis)
Bibi, keluarga, jiran : Tidak bijaksana, enggak baik. (Antitesis)
Latar : Bekas : Gubuk, pedesaan.
Periode : Lilin lebah hari ketika hujan
Suasana : Dingin, meresahkan, mencekam, memprihatinkan.
Tesmak Pandang : Orang ketiga
Tendensi Bahasa : Baku
Amanat :
-
Seburuk apapun keadaan kita, tetaplah bermimpi, tetaplah berusaha!
-
Bagaimanapun keadaan ayah bunda kita, tetaplah berbakti kepada mereka. Karena bagaimanapun juga, mereka tegar ayah bunda kita.
-
Tetaplah tegar, tetaplah menjadi positif kendatipun tidak ada orang yang mendukungmu!
-
Jangan berbicara sembarangan, karena bisa bintang sartan segala yang kita bicarakan itu belum benar serta menyakiti perasaan orang bukan.
-
Apa yang anda buat sekarang akan berbuntut pada hayat momongan cucu anda nanti. Maka berbuat baiklah!
Daftar pustaka
Djuri, Ozon. Setawan. 2005.Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya.
Adul, J. S. 1985.Bahasa Indonesia Baku. Jakarta: PT Gramedia.
Nafiah, A. Hadi. 1981.Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Kampanye Nasional.
Tarigan, Djago. 1981.Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Angasa.
http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/partikel-elemen-intrinsik-dalam-prosa/
http://duniabaca.com/signifikansi-menulis-menurut-para-ahli.html
Source: https://www.gurupendidikan.co.id/cerpen/
Posted by: gamadelic.com