Cara Mandi Besar Menurut Islam

Tidak ada perbedaan antara tata cara mandi wajib untuk laki-laki dan perempuan muslim. Hanya saja, terdapat anjuran khusus dalam mandi wajib untuk laki-laki.
Ilustrasi. Tata pendirian mandi teristiadat untuk laki-laki. (Foto: istockphoto/Shaf Bdn)

Jakarta, CNN Indonesia

Menjernihkan diri dari

hadas besar


merupakan syarat mutlak ketika bersuci. Setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan, yang sedang berhadas samudra teristiadat hukumnya untuk mandi wajib.

Sepantasnya tidak suka-suka perbedaan antara tata cara

mandi terlazim


kerjakan junjungan-junjungan dan gadis. Hanya saja, terwalak anjuran khusus tentang niat dan tata cara mandi wajib untuk laki-junjungan.


Dalam titah riwayat At-Tirmidzi disebutkan bahwa junjungan-laki dianjurkan untuk menyela asal rambut saat mandi wajib, sedangkan wanita tak teradat melakukannya.

“Aku bertanya, duhai Rasulullah, sepantasnya aku ini perempuan nan sangat kuat koneksi rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya detik mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, ‘Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu tiga mana tahu guyuran’.”

Terletak sejumlah kondisi yang membuat laki-laki Mukminat privat hal junub sehingga perlu melakukan bersiram terlazim, di antaranya:

  • mimpi basah bagi laki-juga yang masuk balig
  • keluar air mani maupun ejakulasi dengan syahwat, baik dalam keadaan sadar maupun tidur
  • berhubungan suami-istri.

Seperti intern Q.S. An-Nisa ayat 43 sudah lalu tertulis adapun perintah untuk membeningkan diri terutama dari hadas besar tersebut dengan cara bersiram teradat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَقْرَبُواْ الصَّلاَةَ وَأَنتُمْ سُكَارَى حَتَّىَ تَعْلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلاَ جُنُباً إِلاَّ عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىَ تَغْتَسِلُواْ

Artinya:
“Hai turunan-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu internal keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang anda ucapkan (jangan kembali hampiri masjid), sedang anda internal peristiwa junub, terkecuali sekadar berputih saja sehingga kamu mandi.”

Manajemen Mandu Bersiram Terlazim untuk Laki Suami

Dirangkum dari lama
NU,
terdapat dua versi teks niat bersiram wajib untuk laki-laki. Semata-mata, kehendak mandi junub tersebut setara-ekuivalen sahih untuk dibacakan.

1. Mengaji niat bersiram besar. Di bawah ini terdapat dua versi niat mandi hadas yang baku untuk dipilih.

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari fardhan lillahi ta’ala.

Artinya:
“Dengan menyapa nama Allah, aku niat mandi buat menghilangkan hadas besar, fardu karena Yang mahakuasa ta’ala.”

نَوَيْتُ الغُسْلَ لِرَفْعِ الجِنَابَةِ

Nawaitul ghusla lirafil janabati.

Artinya:
“Saya berniat bersiram buat menghilangkan junub.”

2. Mencuci kedua telapak tangan, mulai berpunca ajudan lalu ke tangan kiri.

3. Membasuh kewedanan alat kelamin.

4. Berwudu sebagaimana wudu sebelum menunaikan salat.

5. Memasukkan jari-jarinya ke kerumahtanggaan air bergerak kemudian menyela alias menggosokkannya ke pembesar setakat pelana-sela rambut.

6. Menyiram kepala sebanyak tiga mana tahu.

7. Siram seluruh tubuh, berangkat berusul sisi kanan ke sisi kidal, dan mencuci kedua kaki.

Anjuran mengguyur air ke seluruh badan dari sisi kanan setelah itu sisi kidal ini sesuai dengan hadis ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sama dengan yang dicontohkan Nabi. Kamu berfirman,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ

Artinya:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mendahulukan nan kanan ketika mempekerjakan sendal, ketika bersisir, ketika bersuci dan kerumahtanggaan setiap perkara (nan baik-baik).” (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268).

Itulah wacana niat mandi wajib kerjakan maskulin dan manajemen caranya yang bisa diterapkan sesuai wangsit Islam.

(avd/fef)




Source: https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221102101841-569-868409/tata-cara-mandi-wajib-untuk-laki-laki-yang-benar-dalam-islam

Posted by: gamadelic.com