Bunga Bangkai Terbesar Di Dunia

Masyarakat Bengkulu dan sekitarnya puas pekan lalu kembali dapat menikmati keunikan anak uang raflesia yang mekar di Desa Ulak Bandung, Kabupaten Kaur, Bengkulu. Bunga ini mekar teladan sejak Selasa (11/01). Berpangkal desa terdekat, bani adam memadai menempuh jarak 200 meter untuk sampai di kawasan perlindungan gelanggang puspa terik ini mekar.

Rafflesia bengkuluensis, bunga yang baru saja mekar itu memiliki diameter 50 cm, setiap helai kelopaknya berukuran 15-19 cm. Berwarna merah jingga bertongkat sendok maupun merah bata dengan bercak tahir. Raflesia jenis ini purwa kali ditemukan di Bengkulu tahun 2005 di Desa Padang Bocong, Kabupaten Kaur, oleh peneliti raflesia sekaligus akademisi berasal Jamiah Bengkulu, Agus Susetya, bersama dua rekannya Arianto dan Mat Saleh dari Sekolah tinggi Kewarganegaraan Malaysia.

“Masih terserah 5 bongkol pun nan akan mekar n domestik masa suatu bulan ke depan,” ucap Antony, anggota Kekerabatan Peduli Puspa Selit belit (KPPL), kepada DW Indonesia.

Tak cak semau tarif khusus cak bagi mengunjungi lokasi konservasi. Patut membayar sukarela, pelawat boleh berfoto sepuasnya dengan bunga ini. Sumbangan yang terpumpun akan digunakan oleh KPPL setempat untuk konservasi.

“Yang signifikan pengunjung lain destruktif bunga, tak menginjak atau mencorat-gores karena rente ini rentan,” Antony mengingatkan.

Benalu sempurna

Area Bengkulu memiliki kondisi alam dengan hutan nan relatif lembab dan basah. Tutupan tanah dengan pohon-pohon besar menjadikan hutan daerah ini berhawa sejuk. Ini membuat Bengkulu endemik anak uang raflesia.

Sejauh ini diketahui ada 27 diversifikasi raflesia di seluruh manjapada, 5 di antaranya ditemukan di Bengkulu. Yakni,
Rafflesia arnoldii, Rafflesia gadutensis, Rafflesia haseltii, Rafflesia bengkuluensis
dan
Rafflesia kemumu.

Kepada DW Indonesia, Agus Susetya yang ialah penemu salah satu jenis raflesia mengatakan bahwa anakan ini ialah parasit sempurna. Raflesia tidak mempunyai daun, batang, maupun akar. Jadi kehidupannya mengelepai lega nutrisi nan diserap berbunga inang, atau tempat bersanding kredit bunga tersebut.

Rente raflesia memiliki apa yang disebut haustorium yang berfungsi mirip akar untuk menghisap sari rahim dari inang. Biasanya yang menjadi inang lakukan bunga ini adalah tanaman-tanaman berukuran besar.

“Siklus dari biji menempel ke inang setakat mekar sempurna itu bisa membutuhkan masa 2,5 sampai 3 waktu. Proses bunga mekar sempurna semata-mata 7 hari. Setelahnya bunga memburuk,” kata Agus.

Bau, tapi bukan bunga buntang

Bunga raflesia mekar lain mengenal musim. Setiap wulan cinta saja ada raflesia nan mekar di wilayah berbeda. Selama proses mekar kamil, raflesia akan membebaskan bau yang mengantup, busuk. Bau inilah yang menyebabkan serangga sebagaimana lalat mendekat.

Jenis kelamin bunga raflesia dibedakan menjadi dua, bahadur dan betina. Ini ditunjukan dengan ada tidaknya buah ketika rente tersebut membusuk dan mati. Anak uang jantan lain meninggalkan buah, sedangkan anakan betina meninggalkan buah seukuran bogem mentah manusia.

“Buah ini umumnya dimakan oleh sato, sebagaimana tupai atau kancil. Kemudian hewan tersebut tokak inang, dan menyingkir nilai. Ini menjadi hipotesis kita terkait proses pendakyahan bunga raflesia, karena sampai masa ini masih belum cak semau penelitian yang boleh menjawabnya,” terang Agus.

Bunga raflesia pertama kali ditemukan lega tahun 1818 oleh ahli botani dari Inggris Dr. Joseph Arnold. Momen itu, Dr. Arnold yang paruh melakukan bestel ke jenggala Sumatera bersama Gubernur Bengkulu kala itu, Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan anakan raksasa berwarna merah dengan diameter 110 cm di Desa Pulo Tumpul pisau di Kabupaten Bengkulu Selatan. Temuan tersebut hasilnya diabadikan dengan nama
Rafflesia arnoldii.

Bunga ini kembali ditetapkan misal puspa rumpil sesuai Keppres RI No 4 Tahun 1993, tentang Satwa dan Bunga Kewarganegaraan. Bunga ini juga dilindungi UU RI No 5 Hari 1990 tentang Perawatan Sumber Taktik alam Hayati dan Ekosistem.

Rafflesia arnoldii
ini nan terbesar, diameternya menginjak berasal 80-110 cm, semakin tawar rasa lokasi tumbuhnya, diameternya akan semakin osean. Di Bengkulu,
Rafflesia arnoldii
ini banyak di negeri gunung-gemunung, dengan sengkang mencapai 100 cm,” Agus bercerita kepada DW Indonesia.

Apalagi dihindari masyarakat kebiasaan setempat

Bagi sejumlah tungkai di Bengkulu, rente raflesia dikenal mengandung atom mistis. Masyarakat kian melembarkan untuk menjauhi bunga tersebut bila ditemukan mekar di privat hutan. Suku Rejang misalnya, suku yang mendiami daerah perbukitan menginjak dari Kabupaten Bengkulu Tengah, Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong, menyebutkan bunga ini sebagai
bungei sekedei
atau bunga bokor setan. Bentuk rente yang mirip tempat sirih atau bokor, diyakini menjadi kancah sirihnya para penunggu wana, sebagai halnya makhluk memasap atau harimau. Ada pula yang menyebutnya
Ibeun Sekedei
atau Cawan Hantu.

Pengunjung memotret keindahan bunga raflesia di Bengkulu
Anakan raflesia tumbuh di kawasan rimba yang berhawa sejuk. Karena itu, pemanasan menyeluruh menjadi ancaman bagi puspa yang mutakadim rumit ini.Foto: Sofian

Tak jauh berbeda dengan Tungkai Serawai, yang mendiami kawasan selatan Negeri Bengkulu. Bunga raflesia kerap disebut
begiang simpai
atau bunga monyet. Pengusulan tersebut merujuk pada keganjilan bunga nan tumbuh sonder mengenal musim serta lain punya akar tunggang dan daun. Sebagian menyimpulkan bunga raflesia muncul dari sisa kandungan kera.

“Baik Suku Rejang dan Serawai, beriktikad bunga ini akan menimbulkan bala, tidak membawa keberuntungan karena ada elemen mistisnya, sehingga masyarakat memilih menghindarinya,” ungkap Sofian, Pemimpin Kekerabatan Peduli Puspa Elusif (KPPL).

Terancam punah

Agus Susetya mengatakan bunga raflesia terancam punah. Hingga detik ini belum terserah penekanan nan bisa menjawab bagaimana proses reproduksi bunga ini. Untuk bereproduksi, bunga raflesia memerlukan bunga jantan dan anakan lebah ratulebah dalam proses pembenihan. Belaka menurut penyelidik raflesia Agus Susetya, kebanyakan bunga mekar adalah bunga jantan bila dibandingkan dengan betina. Perbandingannya boleh 9:1. Artinya, dari 10 bunga nan mekar, 9 yakni bunga berani dan satu bunga lebah ratulebah.

“Ini masih memerlukan penelitian pula, bagaimana proses inokulasinya,” pengenalan Agus.

Konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian juga menjadi ancaman terbesar bagi habitat anakan raflesia. Ditambah lagi perubahan iklim. Bilang arena yang dulunya kerap didapati bunga raflesia mekar ketika ini mulai enggak ditemukan sekali lagi.

“Konservasi insitu (di tempat,
red.) ini menjadi solusi. Melakukan pembuktian rutin lokasi-lokasi yang sering ditemukan bongkol raflesia. Ketika terserah, refleks dijaga, jangan sampai dirusak,” demikian ucap Agus. (ae)

Source: https://www.dw.com/id/mengenal-kembali-raflesia-bunga-terbesar-di-dunia/a-60449425

Posted by: gamadelic.com