Berkebun, hobi yang kelihatannya membantu Anda hidup sampai usia 100

  • Jamie Feldmar
  • BBC Capital

Berkebun

Sumber gambar,

Ben McCanna/Portland Press Herald via Getty Image

Sebagian segara mulai sejak khalayak-orang tertua dunia yang berusia 100 tahun punya satu hobi yang sama: bertegal. Bisakah Engkau memperpanjang atma dan menurunkan stres dengan melakukan hobi ini?

Dan Buettner meneliti panca medan di seluruh dunia di mana warganya tenar berusia jenjang. Okinawa di Jepang, Nicoya di Kosta Rika, Icaria di Yunani, dan Loma Linda di California serta Sardinia di Italia.

Individu-orang yang adv amat di “zona biru” ini memiliki faktor yang sebanding — jejaring dukungan sosial, kebiasaan berolahraga saban hari, dan diet berbasis tumbuhan. Tapi mereka juga memiliki aturan lain yang setolok. Di setiap komunitas ini, orang-hamba allah berkebun sampai usia tua — kehidupan 80an, 90an, dan lebih lagi.

Apakah hobi ini bisa kondusif Anda hidup setakat atma 100?

Menghilangkan manah

Tren hidup di luar ulas dengan aktivitas fisik majuh dihubungkan dengan vitalitas yang panjang, dan bercocok tanam merupakan cara mudah bikin mencapainya.

Lewatkan Artikel-kata sandang yang direkomendasikan dan terus membaca




Kata sandang-artikel yang direkomendasikan


Pengunci dari Artikel-artikel nan direkomendasikan

“Sekiranya Dia berbendang, Anda berbuat aktivitas fisik dengan kebulatan hati rendah setiap hari, dan Anda bekerja secara rutin,” kata Buettner..

Menurutnya, ada bukti bahwa makhluk yang berkebun akan berumur lebih lama dengan tingkat stres yang lebih rendah. Banyak studi nan membuktikannya, dan menyoroti aspek jasad serta kesehatan mental yang didapat berpangkal bercocok tanam.

Sumur gambar,

Getty Images

Keterangan kerangka,

Okinawa di Jepang yaitu riuk suatu tempat di dunia dengan konsentrasi orang usia 100 tahun terbanyak di dunia.

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Podcast

Akhir bermula Podcast

Dalam investigasi Belanda terbaru, peneliti meminta responden cak bagi menyelesaikan serangkaian tugas yang menimbulkan stres, dulu membagi mereka dalam dua kelompok.

Satu kelompok mendaras di dalam ruang dan kerubungan kedua tani di luar sepanjang 30 menit. Keramaian nan membaca dilaporkan mood-nya “mengalami penurunan lebih lanjut”, sementara mereka nan berkebun enggak sekadar memiliki hormon stres kortisol yang lebih cacat, tapi mereka juga “pulih sepenuhnya” dan moodnya kaprikornus bagus.

Peneliti Australia yang mengamati laki-laki dan perempuan di kehidupan 60an pun menemukan bahwa mereka yang secara rutin berkebun juga punya risiko mengalami dementia 36% lebih rendah tinimbang rekan-rekan mereka yang enggak bertanam.

Dan laporan penelitian awal di lingkaran orang-hamba allah usia senior nan mengalami masalah kognitif (seperti dementia dan Alzheimer’s) menyatakan keuntungan mulai sejak terapi berkebun dan hortikultur.

Semarak matahari dan peledak fit bisa membantu ayah bunda yang gugup bakal merasa lebih tenang, sementara corak dan tekstur banyak tanaman serta sayuran bisa meningkatkan kemampuan optis serta rasa pada seseorang.

Enggak ada pemohon yang dapat melawan penuaan, belaka mantra manifesto menyatakan bahwa berkebun tampaknya dapat meningkatkan kualitas hidup kita momen umur bertambah.

Biarkan standard merawat

A
nda

Dan ini enggak semata-mata tanya surat berharga kesehatan saja: keuntungan sosial dari berkebun juga bisa memperpanjang vitalitas. Dr Bradley Wilcox dari University of Hawaii meneliti turunan-orang usia seratus tahunan di Okinawa, yang n kepunyaan rasio bani adam usia seratus periode terbanyak di marcapada, yaitu 50 masing-masing 100.000 basyar. Banyak warga yang n kepunyaan ladang pribadi kecil sampai usia tua.

Sumur gambar,

Artyom Geodakyan\TASS via Getty Images

Keterangan kerangka,

Beberapa pengkajian, tertera nan dilakukan di Prancis, menunjukkan bahwa petani bertambah sehat dari mereka nan tidak bertani.

Menurutnya, bercocok tanam membantu faktor esensial lain, meski dampaknya sangka samar, dalam memperpanjang atma.

“Di Okinawa, cak semau ungkapan, bahwa siapapun yang bertambah semangat dengan bugar butuh ikigai, atau alasan umur. Berkebun memberi alasan lakukan bangun setiap paginya.”

Selain itu, menurut Willcox, warga Okinawa menghargai konsep yuimaru, atau keterhubungan sosial dalam tingkat yang hierarki.

“Berkumpul di pasar tradisional, membawa sayur-sayuran yang Beliau tanam dan berbagi rakitan terbaru dari huma adalah aktivitas sosial yang penting,” katanya. “Ini membantu orang merasa terhubung dan antap.”

Rasa keterhubungan dengan makhluk lain memang penting, tapi juga hubungan cucu adam dengan alam. Suatu eksplorasi dari Universitas Harvard menunjukkan bahwa orang-khalayak yang dikelilingi oleh tanaman hijau usianya lebih panjang, dan memiliki peluang kian rendah rantus tumor ganas atau penyakit asimilasi.

Mantri-dokter di Skotlandia masa ini bisa meresepkan berjalan-jalan di kalimantang bagi berbagai ki aib, tercatat menaruh tekanan darah dan kegalauan, dan untuk meningkatkan kegembiraan. Berkebun — justru dalam area sempit di daerah urban — adalah cara sederhana untuk memasukkan atom duaja intern spirit sehari-hari kita.

Selain itu, suka-suka sekali lagi komponen diet n domestik memanjangkan atma yang bisa dibantu oleh berkebun. Pemeriksa telah menunjukkan koalisi antara “diet Mediterania” — yang kaya sayuran, buah, sorgum, kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun — dengan perlambatan penuaan.

Willcox mengatakan bahwa prinsip radiks dari makan banyak sayuran segar, idealnya dari pasar tradisional, adalah keadaan terdahulu cak bagi kehidupan, apakah diet itu Mediterania alias tidak. Contohnya di Okinawa, sebagian besar sosok menguburkan sayur seperti peria dan singkong di tipar mereka.

“Momen Anda bersantap sayur yang Beliau tanam koteng, itu memungkirkan semuanya — rasanya menjadi lebih lezat, dan ter-hormat-benar menidakkan kualitas kesehatan (vitamin, mineral, zat fitoaktif, dll) dari rahim,” kata Willcox.

Buettner, tukang “zona dramatis” merekomendasikan diet “90% tanaman, terutama sayuran dan kacang”, dan menyoroti fakta tercecer: mereka yang berhuma akan memakamkan apa nan kepingin mereka bersantap.

Bertani menciptakan menjadikan panjang nyawa?

Jika berkebun yakni hal yang faktual, apakah bertani akan lebih baik lagi? Banyak dari faktor kecenderungan hidup yang disebut terhubung dengan usia yang panjang – seperti tinggal di pedesaan dan banyak beraktivitas raga – pun berlaku sreg pembajak.

Ada beberapa laporan yang membuktikan bahwa bertani adalah pekerjaan paling sehat. Satu investigasi di Australia membuktikan bahwa peluang peladang menderita penyakit kronis berkurang sepertiga, dan 40% lebih jarang memusat medikus daripada pegiat non-petani.

Peneliti terbit AS lagi membandingkan tingkat kematian di kalangan petani dibandingkan insan biasa dan mendapati bahwa para petani minimum peluangnya terkena kanker, keburukan jantung atau kencing manis. Dan penelitian di Swedia serta Prancis juga membuktikan bahwa para petani lebih bugar daripada non-pembajak.

Dr Masahiko Gemma berpokok Perserikatan Waseda di Tokyo meneliti para pekebun objektif di provinsi Saitama, mereka memiliki usia harapan hidup nan makin pangkat daripada mereka nan bukan bertani, dan para pembajak ini berkreasi hingga usia bertongkat sendok. Banyak dari responden Gemma yang orang tani paruh waktu atau purnawirawan, dan sebagian besar tanggung jawab mereka “setimpal seperti mana kerja mengelola kebun”.

“Pertanian ukuran kecil peruntungan anak bini banyak ditemukan di sektor persawahan Jepang,” prolog Gemma. Dia menjelaskan bahwa survey ini tidak melibatkan petani nan bekerja di perkebunan korporat perimbangan besar.

Dia menemukan bahwa petani yang bekerja sendiri mengalami hal yang berguna secara perangkaan dan mengalami perubahan konkret dalam kondisi psikologis dan fisik sebelum dan sesudah aktivitas bertani ringan. “Kami mengira bahwa pekerjaan pertanian ini berdampak pada perawatan kesehatan dan jiwa,” katanya.

Cek fakta

Meski temuan Gemma melegakan, sahaja tak semua pola perladangan serupa dengan cermin tradisional dan sebagai halnya di Jepang. Di sebagian besar mayapada Barat, pertanian yaitu industri, dan petambak bisa menghadapi pengalaman sulit atau kondisi pekerjaan yang berbahaya, selain juga terjerat ketinggalan nan tinggi dan proses kerja mereka yang semakin pek-automatisasi.

“Kenyataannya, pertanian, atau setidaknya pertanian di Amerika, adalah memelototi komputer seperti halnya banyak hamba allah tak, menjelankan sistem fasilitas rumah broiler atau peternakan, atau duduk di ulas ber-AC sambil menonton video sambil mengawasi petak yang diawasi GPS,” alas kata Thomas Forester, konsultan kebijakan pangan yang berbasis di New York dan berkreasi untuk organisasi eksplorasi serta badan PBB.

Jika caranya begitu, maka sulit melihat pertanian ibarat cara ajaib mengimbangi penuaan.

Hanya bertani dan bertanam tak langsung menjamin usia yang lebih panjang. Cuma beberapa gaya hayat yang terhubung dengan dua aktivitas itu – seperti mana berada di luar rumah, melakukan aktivitas fisik nan ringan dan makan diet fit sayur-sayuran – mungkin bisa kondusif.

Kesannya, ini adalah soal keseimbangan.

“Saya menggunakan analogi kursi,” perkenalan awal Willcox. “Diet, aktivitas fisik dan mental serta keterhubungan sosial merupakan empat pilar pendukung. Takdirnya tidak suka-suka salah satunya, maka Anda tidak akan seimbang, dan itu dapat memperpendek usia harapan hidup. Pahit darah tak hanya pertanyaan satu faktor saja – ini tak soal mengejarkan satu keadaan belaka, tapi berbagi tugas.”