Bacaan Tahiyat Akhir Sholat Subuh
Assalamu ‘alaikum Ustad,
Alhamdulillah semoga kita semua umat mukminat selalu ada dalam limpahan Ridho Tuhan SWT
Sewaktu aja pa Ustad, Saya kepingin tanya tanya
bacaan-bacaan solat
yang sesuai sunnah mulai bermula referensi Iftitah sampai Tahiyat Akhir nan sesuai dengan Sunnah Rasul SAW.
Satu lagi Ustad apakah
do’a pasca- solat Tahajjud
ada yang disunnahkan alias bisa berdo’a biasa belaka? (kalau ada sokong disertakan)
atas jawabanya saya ucapkan peroleh rahmat. Wassalam.
Jawaban
Waalaikumussalam Wr Wb
Uri Rian yang dimuliakan Sang pencipta swt
Bikin menjawab pertanyaan beliau, saya menyedang mengurutkannya sesuai dengan berbaik-rukun shalat—menurut jumhur cerdik pandai—sekaligus saya sisipkan beberapa sunnah-sunnah dan bacaan-bacaannya sesuai dengan hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut :
1. Niat
Seperti mana diriwayatkan oleh Bukhari dan Mukmin dari Umar bin Khattab dia bertutur, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Selayaknya amal itu terampai dengan niatnya, dan senyatanya anda akan mendapatkan sesuatu yang diniatkannya.”
2. Takbirotul Ihram
Disunnahkan pada momen takbirotul ihram seharusnya menggotong kedua tangan selevel pundak atau sejajar kedua telinga kontan mengucapkan : اللَّهُ أَكْبَرُ (ALLAHU AKBAR).
Setelah itu disunnahkan baginya membaca doa istiftah. Ada sejumlah macam doa-tahmid istiftah ini didalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya :
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
Begitu juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Zur’ah terbit Duli Hurairah kamu berkata; Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir ketika shalat, maka kamu diam sekilas sebelum mengaji Al Fatihah, lalu aku bertanya; “Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku, barang apa yang dia baca ketika engkau diam antara takbir dan membaca Al Fatihah?” beliau menjawab: “ALLAAHUMMA BAA’ID BAINII WABAINA KHATHAYAAYA KAMAA BAA’ADTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIB, ALLAAHUMMA NAQQINII MIN KHOTHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANASI, ALLAAHUMMAGH SIL NII MIN KHATHAAYAAYA BITSTSALJI WALMAA’I WALBARAD (Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Dia jauhkan antara timur dan barat, Ya Sang pencipta, bersihkanlah aku berusul kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari feses, Ya Allah, cucilah aku dari kesalahanku dengan es, air dan nyamur).”
3. Merembah bakal yang berbenda
Imam Bukhari meriwayatkan bermula ‘Imran bin Hushain berkata: “Satu kali aku menderita gempa bumi ambeien lampau aku tanyakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai cara shalat. Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Shalatlah dengan seram, jika anda tak sanggup lakukanlah dengan duduk dan bila tidak sanggup pula lakukanlah dengan tiduran lega salah satu sisi awak”.
4. Membaca Al Fatihah
Diriwayatkan Oleh Imam Bukhari dari ‘Ubadah kedelai Ash Shamit, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak cak semau shalat bikin yang lain membaca Faatihatul Kitab (Al Fatihah).”
Disunnahkan selepas itu mengaji surat sebagaimana diriwayatkan oleh Rohaniwan Bukhari dari Duli Hurairah berpunca Rasululah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Jika kalian enggak tambah selain Al Fatihah, makanya sudah cukup. Namun bila kalian tambah setelahnya itu bertambah baik.”
5. Ruku’
Diwajibkan mengucapkan tasbih disaat ruku’ sebanyak satu mungkin dan disunnahkan tiga kali. Suka-suka beberapa varietas tasbih ruku’ didalam sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya ucapan :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ
Sebagai halnya diriwayatkan maka dari itu Pastor Mukminat dari Hudzaifah, bahwa anda pernah shalat bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan momen ruku’ beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL ‘AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung).”
6. I’tidal (Bangun dari Ruku)
Disunnahkan tatkala siuman dari ruku mengucapkan tasmi’ dan ketika meleleh tegak mengaji takbir.
Ucapan
tasmi‘ adalah
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Diriwayatkan oleh Duli Daud dari Debu Hurairah Sesudah itu mengucapkan Allahu Akbar, kemudian ruku’ setakat nyenyat semua persendiannya, tinggal mengucapkan ” SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH ” sampai berdiri lurus
Sementara itu bacaan tahmid adalah رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
Diriwayatkan oleh Bukhari pecah Abu Hurairah berkata, “Jika Utusan tuhan shallallahu ‘alaihi wasallam mengaji: ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (Semoga Allah mendengar pujian bani adam yang memuji-Nya) ‘, maka beliau menyinambungkan dengan: ‘RABBANAA WA LAKAL HAMDU (Wahai Rabb kami, bagi-Mu lah barang apa apresiasi) ‘. Seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam rukuk dan mengangkat kepalanya (dari sujud), engkau bertakbir, dan jika kambuh dari dua sungkem (dua rakaat), beliau mengucapkan ‘Allahu Akbar’.”
Sehabis membaca puji-pujian, disunnahkan kerjakan membaca dzikir :
مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Seperti mana disebutkan didalam riwayat Abu Daud dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam apabila i’tidal maka beliau mengucapkan; “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANAA WALAKAL HAMDU MIL`US SAMAAWAATI WAL ARDLI WA MIL`U MAA BAINAHUMAA WAMIL`U MAA SYI`TA MIN SYAI`IN BA’DU (Maha Mendengar Allah terhadap barangkali saja yang memuji-Nya, Wahai Rabb kami, sahaja bagi Sira jua barang apa pujian, sepenuh langit, bumi, dan sepenuh isi langit dan mayapada dan sepenuh segala yang Engkau kehendaki setelah itu).”
7. Sungkem
Diwajibkan menitahkan tasbih disaat sujud sebanyak suatu kali dan disunnahkan tiga bisa jadi. Terserah bilang macam tasbih sujud didalam sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya perkataan :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
Diriwayatkan oleh Mukmin berpokok Hudzaifah, bahwa ia pernah shalat bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika sujud beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL A’LAA (Maha Suci Tuhanku Nan Maha Tinggi).”
8. Duduk di Antara Dua Sujud
Terdapat beberapa variasi teks disaat duduk diantara dua sujud yang disebutkan didalam sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa wallam, diantaranya :
رَبِّ اغْفِرْ لِي رَبِّ اغْفِرْ لِي
Diriwayatkan Imam an Nasai dari Hudzaifah bahwa ia pernah shalat bersama Utusan tuhan saat berada diantara dua sujud beliau mendaras, ” ROBBIGHFIRLI, ROBBIGHFIRLI (Duhai Rabbku ampunilah aku, wahai Rabbku ampunilah aku).”
Alias bisa juga engkau mengaji :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَعَافِنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي
Diriwayatkan Bubuk Daud dari Ibnu Abbas bahwa Utusan tuhan shallallahu ‘alaihi wasallam menitahkan diantara dua sujudnya “ALLAHUMMA GHFIR LI WARHAMNI WA’AFINI WAHDINI WARZUQNI” (ya Halikuljabbar anugerahkanlah untukku ampunan, rahmat, kesejahteraan, petunjuk dan rizki).”
Dan di rakaat kedua lega shalat yang empat atau tiga rakaat disunnahkan cak bagi duduk tasyahud awal dengan mengaji wacana tasyahud dan shalawat atas Rasul, diantara teks tasyahud yang disunnahkan adalah :
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
Kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian :
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Sebagaimana diriwayatkan oleh Pastor Bukhari dari Ibnu Mas’ud merenjeng lidah; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam gabungan mengajariku tasyahud -sambil menghamparkan kedua bekas kaki tangannya- sebagaimana sira mengajariku surat Al Qur’an, yakni “’ATTAHIYYAATU LILLAHI WASHSHALAWAATU WATHTHAYYIBAAT. ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHANNABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH. ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBAADILLAHISH SHAALIHIIN ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASULUHU.’ (Segala apa pujian hanya eigendom Allah, juga apa pengagungan dan kebaikan. Hendaknya kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi dan pula hadiah dan berkah-Nya. Dan juga semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan kepada hamba-turunan yang shalih Aku bersaksi tidak ada sang pencipta yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya’) Adalah detik beliau masih hidup bersama kami, doang ketika beliau sudah lalu meninggal, kami menyabdakan; “Assalaamu maksudnya atas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.”
9. Duduk Plong Tasyahud Intiha
10. Tasyahud Akhir
11. Shalawat Atas Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Setelah Tasyahud Akhir
Bacaan pada tasyahud akhir begitu juga pada tasyahud awal namun ditambah setelah itu dengan bershalawat atas Nabi maupun dengan Shalawat Ibrahimiyah nan berbunyi :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Diriwayatkan oleh Bukhari dari ‘Abdur Rahman bi Abi Laila berbicara : Ka’ab bin ‘Ujrah menangkap tangan aku tinggal bersuara; “Maukah kamu aku hadiahkan suatu kasih yang aku mendengarnya dari Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam”. Aku jawab; “Ya, hadiahkanlah aku”. Dulu dia berkata; “Kami nikah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; “Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami bershalawat kepada tuan-empunya kalangan Ahlul Bait temporer Halikuljabbar sudah lalu mengajarkan kami bagaimana mandu menyampaikan salam kepada kalian?”. Maka Engkau mengomong: “Ucapkanlah; “ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHOLLAITA ‘ALLA IBRAHIM WA ‘ALAA AALI IBRAHIM INNAKA HAMIDUN MAJID. ALLAHUMAA BAARIK ‘ALAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALAA IBRAHIM WA ‘ALAA AALI IBRAHIM INAAKA HAMIDUN MAJID” (Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada anak bini Muhammad sebagaimana Engkau sudah lalu memberi shalawat kepada Ibrahiim dan kepada anak bini Ibrahim, sememangnya Magel Maha Terpuji dan Maha Sani. Ya Allah berilah barakah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau sudah lalu memberi barakah kepada Ibrahim dan kepada batih Ibrahim, sesungguhnya Mangkar Maha Terpuji dan Maha Mulia) “.
Ada juga riwayat Anak laki-laki Hibban yang dishahihkan oleh al Albani berbunyi :
ALLOOHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD, WA’ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA SHOLLAITA ‘ALAA IBROOHIIMA WA’ALAA AALI IBROOHIIMA WABAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALAA IBROOHIIMA WA’ALAA AALI IBROOHIIMA FIL’AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIID
Disunnahkan setelah bershalawat atas Rasul lega tasyahud kedua lakukan sembahyang :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Diriwayatakan makanya Imam Muslim semenjak Abu Salamah mulai sejak Abu Hurairah, dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Seandainya salah sendiri diantara kalian tasyahud, hendaklah meminta perlindungan kepada Almalik dari empat perkara dan berdoa “ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAMA WAMIN ‘ADZAABIL QABRI WAMIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WAMIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAL (Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah hayat dan mortalitas, serta masalah hujat Masihid Dajjal).”
12. Salam
Begitu juga diriwayatkan oleh Duli Daud dari Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau mengerudungi shalat dengan salam.
Ucapan salam yang biasa dilakukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika menyelimuti shalatnya adalah السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari ‘Alqamah bin Wa`il dari ayahnya dia berucap; “Aku shalat di bokong Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau memberi salam ke arah kanan dengan menyabdakan “ASSLAMU’ALAIKUM WA ROHMATULLAHI WA BARAOKAATUHU (Semoga keselamatan, kasih dan berkah Allah tetap atas kalian), ” dan kearah kiri dengan mengucapkan “Assalamu ‘alaikum warahmatullah (Kiranya keselamatan dan pemberian Allah konstan atas kalian).”
13. Thuma’ninah
14. Tertib Rukun-rukunnya
Doa Setelah Shalat Tahajjud
Dzikir-dzikir dan tahmid-wirid nan dibaca didalam shalat tahajjud tidaklah berbeda dengan dzikir-dzikir dan zikir-wirid yang telah saya sebutkan diatas dalam setiap gerakannya. Sahaja saja Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam saat hendak melaksanakan shalat tahajjud berdoa dengan mengucapkan :
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ
Seperti diriwayatkan oleh Bukhari Ibnu ‘Abbas berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bersimbah melaksanakan shalat lilin lebah, Beliau membaca takbir (istiftah) “ALLAHUMMA LAKAL HAMDU. ANTA QOYYUMUS SAMAWAATI WAL ARDHI WA MAN FIIHINNA. WA LAKAL HAMDU LAKAL MULKUS SAMAAWAATI WAL ARDHI WA MAN FIIHINNA. WA LAKAL HAMDU ANTA NUURS SAMAAWAATI WAL ARDHI WA MAN FIIHINNA. WA LAKAL HAMDU ANTA MALIKUS SAMAAWAATI WAL ARDHI. WA LAKAL HAMDU ANTAL HAQQ WA WA’DUKAL HAQQ WA LIQO-UKAL HAQQ WA QOULUKAL HAQQ WAL JANNATU HAQQ WAN NAARU HAQQ WAN NABIYYUUNA HAQQ WA MUHAMMADUN SHALALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM HAQQ WAS SAA’ATU HAQQ. ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WA BIKA AAMANTU WA ‘ALAIKA TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU WA BIKA KHASHAMTU WA ILAIKA HAAKAMTU, FAGHFIRLII MAA QODDAMTU WA MAA AKHARTU WA MAA ASRORTU WA MAA A’LANTU ANTAL MUQOODIM WA ANTAL MU’AKHIRU LAA ILAAHA ILLAA ANTA AW “LAA ILAAHA GHOIRUKA” (“Ya Almalik bagiMulah segala pujian. Engkaulah Yang Maha Memelihara langit dan dunia serta segala apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMulah segala apa sanjungan, milikMu kerajaan langit dan bumi serta segala apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMu segala apa penghargaan, Engkau cahaya langit dan dunia dan barang apa yang ada plong keduanya. Dan bagiMu segala pujian, Engkaulah emir di langit dan di bumi serta apa yang ada lega keduanya. Dan bagiMulah segala puian, Engkaulah Al Haq (Nan Maha Bersusila), dan janjiMu haq (benar adanya), dan perjumpaan dengaMu adalah benar, firmanMu benar, surga yakni moralistis, neraka adalah benar, dan para nabiMu etis, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam benar dan hari qiyamat sopan. Ya Tuhan, kepadaMulah aku berserah diri, kepadaMulah aku beriman, kepadaMu lah aku bertawakal, kepadaMulah aku bertaubat (kembali), karena hujah yang Kau berikan kepadaku aku memusuhi siapapun yang menuju (syareat-Mu) dan kepadaMu aku berhukum. Ampunilah aku berpokok dosa yang lalu maupun yang kemudian hari, yang aku sembunyikan maupun nan aku tampakkan. Engkaulah yang Awal dan yang Pengunci dan tidak ada ilah yang berhaq disembah selain Engkau atau enggak cak semau ilah selainMu”
Adapun setelah tahajjud maka enggak suka-suka ratib secara idiosinkratis. Dibolehkan mengaji setiap doa terutama doa-takbir yang berasal dari Al Qur’an dan Sunnah.
Wallahu A’lam
Ustadz Sigit Pranowo
Bila ingin memiliki karya ia berpangkal kompilasi jawaban jawaban bersumber Ustadz Sigit Pranowo LC di Rubrik Ustadz Menjawab, silahkan kunjungi link ini :
Resensi Kunci : Fiqh Kontemporer yang membahas 100 Solusi Masalah Kehidupan…
Source: https://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/solat-fardhu-sesuai-sunnah.htm
Posted by: gamadelic.com