Bacaan Sholat Diantara 2 Sujud

Doa Antara Dua Sujud dan Makna Tiap Kalimatnya yang Agung

Red:

Nashih Nashrullah


Senin 18 Apr 2022 21:55 WIB

Doa di antara dua sujud mempunyai makna yang mendalam. Ilustrasi sholat.

Foto: halangan. Republika

Tahlil di antara dua sujud n kepunyaan makna nan betul-betul. Ilustrasi sholat.

Doa di antara dua sungkem n kepunyaan makna yang mendalam.

REPUBLIKA.CO.ID,Setiap damai sholat berikut doanya mempunyai skor filosofi yang terlampau intern. Sayangnya, acapkali kita tidak mencoba memaknainya.

Di antara rukun sholat tersebut adalah duduk di antara dua sungkem. Doa yang dianjurkan dibaca ketika duduk di antara dua sujud yaitu sebagaimana diriwayatkan Imam An Nasai dan Ibnu Majah berpunca Hudzaifah bin Al Yaman RA:

رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى

Pertama, رب اغْفِرلي
(rabighfirlii), “wahai Tuhan ampunilah dosaku.” Dosa yakni muatan berat yang teradat dikurangi, bahkan dibuang. Karena dosa, hati menjadi kotor, lebih-lebih nyenyat. Dosa pula yang menjadi sebab koteng hamba malas beribadah. Terlazim istighfar setiap waktu agar dosa-dosa itu ranggas.

Kedua, وَارْحَمْنِى
(warhamnii)
, “sayangilah diriku.” Bukan ada hadiah gelojoh terindah di manjapada ini selain pemberian cangap Allah. Tidak pula kasih sayang manusia nan suatu dengan yang lain, kasih comar orang bertongkat sendok kepada anak, suami kepada ampean, bahkan seseorang atas dirinya seorang. Pemberian pelalah Allah jauh di atas segala kasih sayang.

Ketiga,  واجبرني (wajburnii), “tutuplah barang apa aibku.” Siapakah yang makmur menutup aib seseorang selain Almalik? Bersyukur sebab meski aib kita banyaknya tak tersangka, Yang mahakuasa mutakadim menutupnya dari penghadapan manusia. Bayangkan andai setiap aib yang dilakukan manusia itu Allah tampakkan?

Keempat, وَارْفَعْنِي
(warfa’nii), “tinggikanlah derajatku.” Siapakah yang produktif meninggikan derajat seorang hamba beriman kalau bukan Allah SWT? Apa nan terjadi jika manusia tidak punya derajat? Atau jika derajatnya sama dengan fauna? Lihatlah fauna ternak atau melata, adakah di antara makhluk itu mempunyai derajat di hadapan cucu adam? Tidak ada. Semua hewan tetap sama.

Kelima, وَارْزُقْنِى
(warzuqnii),
“berikanlah aku rezeki.” Jangankan makhluk bernama sosok, semut hitam kecil pun diberi rezeki maka itu Sang pencipta Taala, terlebih manusia yang Ia ciptakan perumpamaan konsul-Nya di muka dunia ini. Sebagai seorang hamba, pasti kita membutuhkan rezeki dan Almalik adalah suatu-satunya sumur rezeki itu. Bakal mendapatkan nafkah yang berkah, seorang Muslim harus memperhatikan konvensional haramnya. Sebab, dengan rezeki itulah ia akan semakin bersyukur kepada Allah SWT.

Keenam,  وَاهْدِنِى
(wahdini), “berikanlah aku wangsit ke jalan kebahagiaan.” Ajaran adalah hal terpenting n domestik hidup seorang hamba. Bagaimana seseorang bisa melakukan kemustajaban jika anda tidak n kepunyaan petunjuk? Kita lain hanya minta ilham yang berkaitan dengan akhirat, tapi juga minta petunjuk agar terhindar terbit mengambil keputusan yang salah untuk kebahagiaan di dunia.

Ketujuh, وَعَافِنِى ,
(wa’aafinii)
, “berikanlah aku kesegaran.” Bila seorang Mukmin itu segar tubuh dan imannya, dia bisa memberi dan menambah kemaslahatan bagi yang tidak. Sahaja, karuan doang tak bisa berbuat kemaslahatan maksimal ketika Allah SWT mengujinya dengan gempa bumi.

Ketujuh, وَاعْفُ عَنِّى
(wa’fuannii),

“Maafkan segala kesalahanku.” Halikuljabbar SWT Mahapemaaf kepada setiap hamba-Nya. Sejatinya anak adam tak menaruh dendam kepada makhluk lain selama akidah keimanannya tidak diusik. Islam dan umatnya cinta damai serta senang memaafkan. Karena itulah contoh dari Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

perigi : Buku harian Republika

Update Berita-Berita Politik Persepektif Republika.co.id

Berita Lainnya

Source: https://iqra.republika.co.id/berita/q8s22g320/doa-antara-dua-sujud-dan-makna-tiap-kalimatnya-yang-agung

Posted by: gamadelic.com