Apakah Orangutan Adalah Binatang Primata

Mengenal Owa Ungko, Primata Langka Berjenggot Putih yang Dilindungi
Owa ungko. Foto: Wikipedia/Julielangford

Penulis: Anugrah Ekandina Putri, Kontributor Garda Animalia


Gardaanimalia.com
– Kelihatannya banyak berbunga kita yang belum mengenal lebih jauh primata dengan brewok dan brewok khas bercat tulus satu ini. Yaps, primata lucu yang memiliki tubuh bercat coklat hingga hitam, berewok, alis dan jenggot yang kontras dengan warna roman yang gelap ini adalah Owa Ungko.

Selain disebut dengan label Ungko, primata Indonesia yang tersebar invalid di Sumatera dan Kalimantan ini juga seringkali disebut dengan nama tempatan Wau-wau. Dalam bahasa Inggris, Ungko dikenal dengan sebutan
Agile Gibbon
ataupun
Dark-handed Gibbon. Ungko kembali dapat dijumpai di Malaysia dan Thailand. Habitatnya meliputi jenggala hujan angin tropis yang didominasi tumbuhan
dipterocarpaceae
(meranti-merantian).

Owa Ungko atau
Hylobates agilis adalah jenis kera dari keluarga Hylobatidae. Anda memiliki ukuran tubuh yang lebih katai dan ramping dibandingkan dengan
great nahas
seperti chimpanse, gorila, dan orang utan. Secara umum, manusia jantan dan betina dewasa mempunyai ukuran tubuh nan relatif sama. Berat betina ungko rata-rata sekitar 5,4 kg dan bahaduri sekitar 5,8 kg, dengan tataran tubuhnya seputar 40-60 cm.

Ungko merupakan primata arboreal, artinya sebagian besar aktivitas hidupnya dihabiskan di atas tumbuhan dan jarang turun ke lahan. Pokok kayu tak saja digunakan andai tempat tidur dan bergerak, tetapi juga digunakan andai produsen tembolok utama. Primata ini memakan biji zakar-buahan ibarat komposisi utama, sehingga Beliau disebut juga sebagai hewan
frugivorous. Akan semata-mata ungko tak hanya meratah buah-buahan, Ia kembali mengkonsumsi bunga, insekta, dan dedaunan muda, cuma dalam jumlah yang relatif cacat. Sebagai binatang
frugivorous, owa punya peran dalam penyebaran ponten-bijian cak bagi regenerasi hutan.

Sistem pergerakan Ungko dilakukan dengan
swinging
atau berayun semenjak pohon satu merentang tumbuhan lainnya. Sato ini memfokus bergerak sangat lincah, sehingga patut sulit untuk diikuti di dalam hutan. Untuk mengarifi keberadaan Owa Ungko, kita boleh mengenalinya melintasi
long call
yang seringkali mereka suarakan di pagi hari alias sesaat setelah hujan abu.
Long call
ini bisa diartikan sebagai etiket wilayah kekuasaan bagi gerombolan owa lain di sekitarnya.

Terancam Punah

Ungko yaitu salah satu spesies satwa primata Indonesia yang keberadaannya kini terancam punah. Pada musim 2008, ungko nan sebelumnya berstatus hampir terancam (Near Threatened), kemudian ditetapkan menjadi spesies yang keberadaannya semampai alias terancam (Endangered Species) dalam
red list
yang dikeluarkan International Union for Conversation of Nature (IUCN).

Dalam Convention on International Trade in Endangered Species Wild Binatang and Flora (CITES), Ungko timbrung dalam kategori Appendix 1 yang berarti perdagangannya bukan dapat dilakukan secara internasional. Di Indonesia, perlindungan Owa Ungko diatur dalam Undang-undang nomor 5/1990 dan PermenLHK No. P106 tahun 2022, yaitu Transisi Kedua Atas Statuta Menteri Mileu Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Diversifikasi Pohon dan Satwa Dilindungi.

Ancaman sebagai halnya perkulakan ilegal dan rusaknya habitat menjadi faktor utama menurunnya populasi kera ini. Kerumahtanggaan kronik
Populasi dan Habitat Ungko (Hylobates agilis) di Taman Nasional Batang Gadis Sumatera Utara, Degradasi habitat menyerahkan andil besar terhadap penurunan populasi Ungko. Khususnya di Pulau Sumatera nan merupakan medan sirkuler terdahulu ungko kini mengalami penurunan luas hutan yang diakibatkan oleh penebangan lumrah dan illegal, kebakaran alas, serta alih fungsi hutan bagi pertanian maupun perkebunan.

Antara 1985 dan 2007 di Sumatra, hampir 50% berpunca habitat cak bagi spesies ini hilang karena penebangan, pembangunan jalan, dan alterasi menjadi pertanian atau perkebunan seperti yang disampaikan dalam buku
Impacts of industrial agriculture on ape ecology. State of the Nahas: Industrial Agriculture and Ape Conservation. Ekspansi pertanian seperti perkebunan kelapa sawit, salinan dan reja, industri pulp dan kertas serta produksi kayu menjadi penyebab penting hilangnya rimba di Sumatra.

Selain kerusakan habitat, owa ungko sering dijumpai di pasar satwa. Aktivitas perdagangan kera ini pelahap ditemukan kerumahtanggaan forum bisnis di media sosial. Perawakannya nan menggelikan membuat dabat dilindungi ini diburu dan diperdagangkan misal satwa peliharaan. Selain dijadikan ternak, sato ini juga dijadikan alat pencernaan, dan bahan obat-obatan tradisional di beberapa kawasan Asia.

Laporan terbaru berasal Traffic, menunjukkan bahwa owa ungko merupakan spesies nan masyarakat memasuki pusat rehabilitasi Kalaweit di Padang, Sumatera, Indonesia. Seringkali ungko didisita dari perniagaan satwa ilegal. Perdagangan ungko sekali lagi terjadi sampai lintas negara. Pada tahun 2022, dua ekor Owa ungko berhasil diamankan dari penyelundupan fauna di Pekanbaru, Riau. Fauna-satwa tersebut hendak dibawa berpokok Indonesia memfokus ke Malaysia.

Owa ungko banyak diperjualbelikan dan dijadikan peliharaan oleh publik. Nyatanya, beruk ini memiliki sifat liar dan jelingah apabila sudah dewasa.

Seperti nan terjadi di Riau, koteng momongan berumur dua tahun diserang dan digigit lengannya oleh Owa piaraan tetangganya yang merupakan warga di Desa Bandur Picak, Dusun Batas Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar. Berdasarkan pengumuman, ungko tersebut sudah lalu dipelihara warga bernama Yusman kurang kian sejak sembilan waktu sangat. Kondisi fauna afiat, berumur sekitar 9 tahun dan berkelamin jantan.

Source: https://gardaanimalia.com/mengenal-owa-ungko-primata-langka-berjenggot-putih-yang-dilindungi/

Posted by: gamadelic.com