Apa Properti Pada Tari Piring
Tari inai adalah tari tradisional berpokok Sumatera Barat. Sebagai halnya namanya, disko ini menggunakan piring bagaikan propertinya.
Kalau diperhatikan peruntungan yang digunakan plong tari piring mirip seperti yang digunakan pada tari Bosara dari Sulawesi Kidul.
Awalnya joget ini berfungsi perumpamaan ungkapan rasa syukur pada Nan Maha Kuasa. Masa ini Tari Piring berfungsi sebagai pengiring seremoni heterogen kegiatan begitu juga pentas seni, akad nikah, dan bahkan penyambutan majikan.
Tari piring memiliki unsur seperti mana busana, kampanye setakat maknanya, melambangkan suatu proses kehidupan yang riil dan dinamis. Ayo kita simak penjelasan berikutnya untuk memahami keunikan apa saja yang ada puas tari piring ini.
Sejarah Penemuan Tari piring

Ki kenangan tari inai semenjak mulai sejak pembantu bahwa menari yaitu sebuah alat komunikasi dengan allah. Publik Sumatera Barat puas zaman kerajaan Sriwijaya menciptakan sebuah tarian pemujaan yang kemudian dikenal sebagai Tari piring. Tari ini digunakan bagaikan ungkapan syukur pada Batara Peri karena hasil panen mereka melimpah, terutama Dewi Padi. Tarian ini sudah ada sejak 800 tahun yang lalu.
Ritual tari piring dilakukan kurang bertambah setahun sekali. Umum menunggangi piring untuk menaruh sesaji dan rahim lalu dipersembahkan. Nan individual yakni, ketika proses pembayaran sesaji dilakukan, para pengarak sesaji berlenggak lenggok dengan operasi tertentu serampak membawa piring weduk sesaji tersebut dengan diiringi musik.
Setelah masa kemenangan Sriwijaya ditaklukkan maka itu Majapahit sekitar abad ke-16, tari piring berhenti dilakukan oleh orang-orang suku Minang. Pasalnya, Majapahit adalah Kerajaan Islam nan enggak beriman akan kebenaran ritual tersebut. Namun, keunikan tarian ini membuatnya kemudian dialih fungsi teko menjadi disko yang dipersembahkan cak bagi raja-raja dan pejabat berarti puri. Bisa dikatakan tari piring nan sangat menjadi alat untuk mengucap syukur kepada Betara dan Haur, kini menjadi alat kerjakan hiburan di kerajaan.
Lama kelamaan awam pun mulai menggunakan disko ini kerumahtanggaan pesta-pesta nan mereka adakan, seperti pesta akad nikah. Mempelai diperlakukan seumpama sultan dan ratu kemarin. Karena sesaji sudah tidak diperbolehkan lagi, maka tarian cuma memperalat piring nan kosong.
Terkadang di atas piring diletakkan lilin yang menyala. Ini ialah tari piring dengan versi lain yang disebut tari lilin. Belum ditemukannya informasi atas siapa tanda pelaksana semenjak disko ini. Beberapa sumber menyatakan bahwa tarian ini bermuara di kota Solok.
Biarpun begitu, ajojing ini berbuah dipopulerkan oleh artis tenar Huriah Lelaki, koteng koreografer, ilustrator dan pemahat ceria urang minang. Ia mendapatkan indoktrinasi mengenai tari dan bela diri terlak dari gurunya. Situasi inilah nan kemudian membuat tari piring memiliki gerakan seperti pencak seperti mana kini.
Disko piring populer di marcapada internasional. Pada 10-20 Mei 2022,
Galang Dance Community berhasil
memenangkan medali emas kejuaraan
World Cup of Folklore
dengan menampilkan tari inai. Dansa ini kembali ditampilkan di Okayama, Jepang pada kegiatan
Cross-Cultural Understanding Event
dan berhasil menjadi daya tarik pengunjung saat itu.
Fungsi Dan Makna Tari piring
Makna tari inai yakni rancangan penyajian rasa terima kasih masyarakat Minangkabau atas rizki berupa hasil panen yang melimpah. Kini, guna tari inai adalah sebagai pengarak seremoni adat, pesta rakyat dan juga pernikahan. Saat ini Tari piring justru pula dipentaskan pada program kemerdekaan Indonesia.
Sempurna Lantai Tari Piring
Pola lantai tari piring teragendakan pola keramik nan sepan kompleks karena menunggangi semua jenis abstrak lantai ialah melingkar, vertikal, horizontal dan diagonal.
Rok Yang Dikenakan
Busana nan dikenakan penandak pada Tari piring adalah pakaian khusus yang serba merah dengan hiasan emas. Dua ciri warna ini signifikan keberuntungan dan juga kekayaan. Antara penari pria dan wanita mengenakan seragam yang farik biarpun keduanya mengenakan baju asli Sumatera Barat, berikut penjelasannya:
A. Busana laki-laki

Bedaya pria diwajibkan mengalungkan 5 properti baju laki-laki pada Tari inai, yaitu:
- Rang mudo adalah nama pakaian yang dikenakan oleh penayub pria. Ukurannya cukup lebar, terdapat hiasan renda emas atau missia dengan lengan yang panjang. Busana ini menyerupai gaun gunting China.
- Saran galembong adalah celana yang menjadi setelan pakaian rang mudo. Ukurannya besar dan tangga serta bercelup setimbang dengan rancangan mudo.
- Sisaming berbentuk songket yang berfungsi menutupi bagian pinggang sampai ke lutut tukang tari pria.
- Cawek pinggang serupa dengan ikat pinggang untuk mengencangkan rok.
- Dekstar adalah penutup kepala berbentuk segitiga sama berbunga kain songket.
B. Busana wanita

Para penari wanita pun diwajibkan mengenakan sejumlah properti busana tari, yaitu:
1. Baju kurung
Pakaian khusus penari wanita berlengan panjang ini terbuat dari kain satin atau beludru. Riuk satu cirinya merupakan baju ini tidak memiliki jahitan di pundak, doang jengkal ada di belokan. Busana adat ini merupakan simbol yang memiliki nilai ki kenangan tinggi.
Permulaan, makna kurung disini yang dimaksud yaitu busana longgar dengan gambar yang menutupi seluruh bodi peronggeng. Sesuai dengan pepatah turunan minang “perca padindiang miang, Ameh pandindiang sipu” yang cacat lebih artinya busana untuk khalayak minang itu adalah pakai yang melindungi tubuh. Pakaian juga bagaikan penjaga diri dari malu. Ini signifikan wanita kawasan minang terbiasa mengenakan pakaian nan tidak menampakkan lekuk tubuh.
Kedua, lengan yang panjang mengisyaratkan bahwa wanita harus tunduk lega aturan dan harus menjaga segala tingkah larap serta sopan santun sreg kondisi apapun.
Ketiga, leher sengaja tak berkerah. Kejadian ini untuk menunjang aksesoris yang dikenakan wanita minang karena wanita minang senang menunggangi perhiasan. Terlebih kembali, memakai perhiasan tertentu internal acara adat akan melambangkan kasta dari keluarganya.
Masyarakat Minang menyambut tegar falsafah sukma mereka yang menyatakan bahwa mereka hidup berdasarkan hukum agama Islam. Baju lingkung ini adalah salah satu rangka perwujudannya karena baju ini longgar dan membentangi seluruh tubuh wanita Minang.
Beberapa sumber mengatakan bahwa penggunaan pakaian lingkung ini enggak lain karena pengaruh masuknya ajaran Islam di daerah Minangkabau. Baju lingkung juga dipengaruhi oleh peradaban China. Bedanya adalah baju kurung dibuat dengan lengan yang tataran sebatas menutupi panggul.
2. Selendang
Adalah tambahan baju yang diletakkan di bagian kidal rok penari wanita. Bahan dasar selendang ini yakni kain songket.
3. Tikuluak tanduak balapak
Adalah nama dari pengunci pengarah. Berbeda dengan penutup kepala penari laki-laki, bentuk dari pengunci kepala penandak wanita ini adalah seperti cula mahesa ataupun atap rumah gadang dengan berbahan dasar kain songket. Terdapat perhiasan di ujung atas tikuluak ini.
4. Rantai nyiru
Adalah sebuah kalung lautan yang diletakkan menjuntai hingga menutupi dada penayub wanita. Kalung ini tersusun berpunca 2 bahan. Bahan pertama adalah kayu yang diukir berbentuk bulat sama dengan kelereng dengan beberapa ukuran mulai dari kerdil hingga format besar. Kemudian dilapisi cat berwarna merah. Lalu diberi lubang ditengahnya. Jumlah bulatan gawang ini sebanyak 22 buah. Posisi ukuran bulatan kayu yakni semakin mendekati dada semakin besar.
Bahan kedua yaitu loyang nan diukir sedemikian rupa menyerupai kalung rago-rago. Banyaknya adalah 10 biji pelir. Antara bulatan kayu dan loyang disusun ular-ular seling dan dihubungkan menggunakan rayon yang kuat sampai membentuk kalung.
5. Kalung rumbai
Ialah kalung yang terbuat dari tembaga nan disusun berumbai menjulang setakat menutupi dada. Pendayagunaan kalung ini tidak serta merta dengan kalung tampah. Jika kalung tampi dikenakan, maka kalung rumbai tidak, sebagai halnya sebaliknya.
6. Subang
Atau dapat disebut juga anting-anting. Berbentuk rumbai dengan tatahan nan radikal.
7. Kain kodek
Yakni perca nan menyerupai sarung dan merupakan setelan dari baju lingkung. Kain ini memiliki motif tunggal yang menjadi hiasan. Motif ini disulam menggunakan benang emas.
Namun, terkadang penayub wanita menunggangi jenis kejai yang sepadan dengan penari pria yaitu sisaming. Bila bedaya wanita tidak menggunakan karet kodek atau sisaming, sebagai gantinya, mereka dapat menunggangi celana.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
8. Cawek pinggang
Ini sebagai halnya yang dikenakan penari laki-laki.
Alat Musik Yang Mengiringi

Alat nada yang mengiri Tari Piring terlampau hanyalah rebana dan gong. Cuma, seiring berkembangnya zaman dan berubahnya kekuatan tarian menjadi kendaraan hiburan, barulah beberapa gawai musik khas provinsi Sumatera Barat ditambahkan untuk memperindah tarian. Alat irama kontemporer yang digunakan intern tari piring antara enggak yaitu Saluang, Talempong dan redap.
Saluang adalah seruling. Talempong adalah alat irama yang terbuat dari metal, timah kudus, serta tembaga yang dilebur dan dicampurkan. Taluang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan kayu.
Ada 2 varietas lagu spesial Minang nan dimainkan adalah Takhian Sai Tiusung dan Takhi Pinghing Khua Belas.
Manuver Tari Piring

Terletak 21 jenis gerakan singularis tari piring. Tiap aksi menyantirkan makna tertentu yang dalam. Berikut penjelasannya:
1. Pasambahan
Manuver ini mengisyaratkan persembahan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Sebagian sumber mengatakan bahwa kampanye ini pula berniat buat menyampaikan rasa maaf peronggeng puas penonton agar lain terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat berlangsungnya tarian. Gerakan ini dilakukan oleh bedaya pria.
2. Singanjuo tengung-tenging
Gerakan ini seolah mengobrolkan tentang keindahan suasana pagi. Lembut dan lemah gemulai gerakan ini dimainkan oleh bedaya wanita.
3. Menyekop
Pesan nan kepingin disampaikan pada manuver ini adalah awal mula kegiatan bercocok tanam. Mencangkul sawah agar lahan siap diproses lakukan penghutanan.
4. Menyiang
Gerakan ini mewakili kegiatan mengumpulkan sampah pada petak nan akan ditanami.
5. Membuang sampah
Setelah sampah dikumpulkan, sreg gerakan ini, sampah diangkat dan dipindahkan pada ajang yang lain.
6. Menyemai
Penandak melakukan manuver menyerupai seorang yang medium menyemai.
7. Memagar
Maksud gerakan ini merupakan menggambarkan tentang seorang yang memberikan pembatas di pematang sawahnya.
8. Menyendal mani
Propaganda ini ialah lanjutan persuasi sebelumnya, penari seolah berkaca kegiatan pencabutan semen padi dari tempat penyerbukan ke lahan yang akan ditanam.
9. Berkebun
Selanjutnya, gerakan menanam dilakukan.
10. Melepas lelah
Gerakan idiosinkratis ini dilakukan pada pertengahan tarian. Seperti memberi jeda antara kegiatan-kegiatan nan sudah dilakukan sebelumnya dengan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya.
11. Mengantar juadah
Dibuat seperti kehidupan substansial, mereka nan sudah berkreasi menaman akan diberikan makan berupa kue. Operasi ini betul-betul mewakilinya.
12. Menyabit padi
Berangkat periode penuaian, padi start di sambit. Penari mengamalkan persuasi ini.
13. Mengambil padi
Setelah disambit, gerakan seterusnya merupakan penandak mencekit antah tersebut. Mengampo padi. Gerakan ini merepresentasikan penari mengamalkan penumpukan hasil penuaian.
14. Menganginkan padi
Lalu, antah dipisahkan dari kulitnya pada gerakan ini.
15. Mairik padi
Adalah manuver yang menggambarkan ketika pari dijemur.
16. Membawa antah
Gerakan yang mencerminkan penanam membawa padi ke tempat lain lakukan dilakukan proses selanjutnya.
17. Menumbuk padi
Ada dua usaha di sini. Pertama, penari pria menjemur padi. Kedua, dilanjutkan oleh penari wanita mencurahkan antah.
18. Gotong
royong
Pada aksi ini, penari melakukan gerakan sekaligus yang seragam yang melambangkan gotong royong.
19. Menampi
padi
Pada gerakan ini, peronggeng mencoba memberitahu kegiatan pekebun menampi padi beras.
20. Mengincak
pecahan
kaca
Gerakan ini namun dilakukan maka itu penari yang profesional. Lazimnya putaran menari di atas pecahan piring ini dilakukan pada momen akhir. Isi persuasi lebih kepada improvisasi penandak.
Keunikan Tari Piring
1. Jumlah Penari Harus Ganjil

Ciri khas tari piring merupakan jumlah penarinya yang harus ganjil. Penari boleh tampil secara tersendiri alias bertiga, tujuh orang setakat sembilan orang, dan seterusnya. Di waktu tertentu, terwalak manuver seolah menyembah syah atau mempelai pria dan wanita. Biasanya di awal dan di pengunci joget. Ajojing ini berdurasi 10-15 menit.
2. Media Utama Ialah Piring

Piring merupakan media utama dari disko ini. Meskipun kini tidak pun memperalat sesajian, namun keikhlasan piring sudah melambangkan unsur tersebut. Corak terbit piring tersebut biasanya kalis dan terbuat bersumber bulan-bulanan keramik alias berselang -selang. Kuantitas piring yang digunakan yakni 2 buah, cak bagi asisten dan kidal. Tentunya piring yang diletakkan di punggung tangan penari haruslah lestari dan tidak boleh terlepas. Jika jatuh, maka penayub akan merasakan sipu yang sangat bukan terhantar. Kadang-kadang piring ditumbukkan satu dengan yang bukan bikin menghasilkan suara tertentu.
3. Bunyi Dentingan Ring
Lamun mutakadim banyak radas musik yang digunakan ketika ini, kejadian itu masih ditambahkan dengan bunyi dentingan cincin yang beradu dengan piring. Penari biasanya memakai ring beberapa 2 biji kemaluan plong jarinya dahulu dipukulkan puas piring di telapaknya. Anehnya, suara dentingan ini tidak merusak nada, melainkan menambah keindahan tarian dan semaki berirama. Tentunya semakin membentuk indra penglihatan enggan ki beralih. Dentingan ini dibunyikan bilamana-saat tertentu.
4. Dansa Dilakukan Di Atas Pecahan Piring

Intern kasus-kasus ekstrim, tari piring ini bersusila-etis dilakukan di atas piring dan berangkat piring yang berpokok tersebut. Hanya, ini hanyalah untuk peronggeng tertentu saja, yang sudah lalu berlatih dan khusyuk dipersiapkan. Jika pertunjukkan ini dilakukan, biasanya menjelang intiha dansa, piring-piring di lemparkan sampai pecah ke lantai dan sonder ragu penayub mengerjakan dansa di atas pecahan piring tersebut.
5. Gerakan Yang Unik
Aksi unik lega Tari Piring dimulai dengan cap gong yang berbunyi. Penari memasuki wadah dengan sampai-sampai dahulu memberi sanjungan kepada baginda atau raja sehari sebelum mulai meronggeng. Penghormatan diberikan sebanyak 3 siapa. Lazimnya propaganda ini akan diulang saat dansa berakhir dan peronggeng akan meninggalkan panggung.
Kronologi menuju penghargaan ini lazimnya diletakkan piring-piring. Penari menapak pada piring-piring tersebut dengan ketat. Lalu, kembali dengan menapakkan kaki pada piring tersebut setelah selesai memberi hormat dengan berjalan mundur dan sesekali tidak diperbolehkan menengok ke belakang.
Adv amat, piring-piring tiba dimainkan dengan cepat atau lambat hingga menciptakan menjadikan gerakan yang dinamis. Operasi tari berganduh dengan persuasi kuntau yang membuatnya semakin proporsional.
Banyak sekali filosofi yang terkandung pada tari piring ini baik dari memori, persuasi hingga makna busananya. Sebagai generasi akil balig, sudah sepatutnya kita sadar dan tiba menjaga dan turut serta melestarikan budaya ini. Jangan sampai pesona tari inai ini lulus begitu saja.
Itu beliau pembahasan salah satu tarian tradisional Sumatera Barat, ia kembali boleh pelajari dansa Sumatera Barat lainnya, speerti Tari Randai dan Tari Payung.
Source: https://www.selasar.com/tari/piring/
Posted by: gamadelic.com